MH || Narapidana?

1K 41 0
                                    

Haloo

Selamat malamm

Sebelum baca jangan lupa pencet bintangnya yaa

Happy reading

---

Alunan musik indie dari salah satu band yang ada di cafe membuat sebagian pengunjung merasa terhibur akan lagu yang dibawakan.

Tetapi salah satu pengunjung nampak gugup, peluhnya sedikit berjatuhan sebab akan bertemu dengan seseorang yang menurutnya penting.

Bunyi decitan pintu mengalihkan atensinya, dapat ia lihat seorang pria yang akan bertemunya hari ini.

"Assalamu'alaikum, maaf sudah menunggu lama," ucapnya sembari duduk di depan seseorang yang ingin menemuinya.

"Wa'alaikumussalam, saya juga baru sampai." Daffa sedikit berdehem dan membasahi bibirnya yang mengering, kata-kata yang sudah ia siapkan lenyap begitu saja.

"Tenang dulu, setelahnya boleh katakan apa maksud anda ingin menemui saya." Zidan paham dengan kondisi yang Daffa rasakan, ia mencoba santai agar pembicaraan ini tidak terlalu formal.

Setelah bisa menguasai diri, Daffa menatap mata tajam itu dengan tegas. "Maaf sudah mengganggu waktu berharga anda. Adanya saya di sini untuk menyampaikan sesuatu bahwa, saya berniat untuk menjadikan adik sepupu anda pasangan hidup saya, pelengkap saya dan tulang rusuk saya."

Zidan tersenyum miring, ia sudah menduga hal ini pasti akan terjadi. "Kenapa anda tiba-tiba ingin melamar adik sepupu saya? Coba jelaskan!"

Atmosfer di sekitar mendadak dingin, pembicaraan kedua pria itu semakin intim dan tentu saja membuat orang disekitarnya merasa merinding.

"Saya berniat dari lubuk hati saya, dan sepertinya ada hal yang harus saya sampaikan kepada anda."

Di siang hari yang cukup cerah, Daffa baru saja ke luar dari masjid setelah mendapat ceramah dari ustadz yang mengisi kajian di sana.

Hatinya merasa sejuk setelah mendengar ceramah itu, ia merasa lebih tenang dan damai setelah ke luar dari masjid.

Baru saja dirinya masuk ke dalam mobil, netranya tak sengaja menangkap sesosok gadis yang tengah menenangkan seorang anak kecil yang menangis.

Melihat hal itu membuat Daffa sedikit kagum, apalagi gadis itu berhasil menenangkan anak kecil yang sempat menangis histeris.

Terlihat dari pakaiannya, sepertinya gadis itu sangat terjaga. Terbukti dari gamis dan hijab menutup dada itu.

Entah kenapa, debaran jantung itu membuat Daffa heran. Ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Tetapi hanya melihat sekilas interaksi itu, jantungnya berdetak sangat keras.

Sepertinya, ia mulai jatuh hati dengan gadis itu.

"Tak sengaja waktu itu saya melihat Rara yang penampilannya berbeda dari sebelumnya, pikiran saya segera menuju ke kejadian itu. Saya juga mengira bahwa gadis yang mampu membuat jantung saya berdetak kencang kala itu adalah Rara. Karena perawakan dan style pakaiannya yang sama. Maka dari itulah, kesalahpahaman itu terjadi."

"Saya meminta maaf, bukannya saya mempermainkan hal itu. Tetapi saya baru sadar beberapa Minggu yang lalu," jelas Daffa yang membuat Zidan mengangguk paham.

"Saya tidak punya hak untuk memutuskan, karena adik sepupu saya masih mempunyai Ayah. Kalau anda berani, ungkapkan hal ini kepada beliau." Zidan segera memberi alamat yang membuat Daffa mengernyit.

Mendadak Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang