MH || Penjelasan

1.5K 61 8
                                    

Wahh kayaknya triple up nih

Jangan lupa pencet bintangnya yaa

Happy reading

---

Mobil yang melaju dengan kecepatan rata-rata itu melaju di jalanan yang cukup sepi, maklum di waktu dini hari banyak orang yang sudah mengistirahatkan diri di atas ranjang.

Sang empu masih fokus dengan jalanan yang ada, tetapi atensinya sedikit teralihkan ke beberapa preman yang tengah mencegat seorang gadis.

Karena tak tega melihat hal itu, ia segera menghentikan mobilnya dan langsung menyelamatkan gadis yang tengah ketakutan itu.

"Pergi kalian! Jangan main-main sama perempuan ini." Zidan berucap dengan nada tegas, ia segera mengode sang gadis untuk masuk ke dalam mobilnya.

Karena tak tau harus apa, gadis itu segera mengangguk. Dengan langkah gemetar, dirinya bisa masuk ke dalam mobil dengan selamat.

Melihat mangsa yang kabur membuat salah satu preman emosi, ia segera memberi pukulan ke arah Zidan.

Namun pergerakan itu terbaca, akhirnya perkelahian itu berlangsung dengan penuh nafsu. Beberapa preman mengeroyok Zidan dengan brutal, untung saja Zidan bisa mengimbangi aksi mereka.

Melihat sang penolong yang sedikit kewalahan membuat gadis itu segera mencari akal, ia pun mencari suara sirine di ponsel miliknya.

Bunyi itu terdengar keras, membuat para preman melarikan diri. Zidan yang merasa lelah pun segera masuk ke dalam mobil.

"Kamu gapapa?" Gadis itu menggeleng lemah, ia masih takut dengan kejadian yang menimpanya barusan.

Melihat sang empu yang masih ketakutan membuat Zidan memutar otak, tak mungkin ia meninggalkan gadis itu di sini. Apalagi membawanya ke rumah.

"Rumah kamu di mana? Biar saya antar."

Gadis itu menggeleng. "R-rumah saya disita, saya tidak tau harus ke mana."

Mendengar hal itu membuat Zidan menghela nafasnya, ia pun segera membawa gadis itu ke salah satu tempat.

"Kebetulan saya mengajar di pesantren, apa kamu mau untuk tinggal di sana?" Seketika gadis itu mengangguk, ia merasa senang mendengar penuturan itu.

Akhirnya Zidan membawa gadis itu ke sana, pesantren adalah tempat satu-satunya yang Zidan pikirkan sekarang. Itu lebih baik daripada membawanya ke rumah.

---

"Jadi gitu, Ra. Dan setelah Almera tinggal di pesantren, tingkahnya sedikit aneh. Ia lebih banyak diam dan terkadang memberontak. Hal itu membuat kita para pengajar merasa kebingungan. Tetapi tiba-tiba pemimpin pondok menyarankan untuk membawa Almera ke psikiater, dan setelah di cek, dia mengalami sebuah trauma."

Penjelasan singkat itu membunuh rasa penasaran Rara, ia jadi tak tega dengan kondisi Almera yang sebenarnya.

"Dari tatapan matanya, Kak Almera kesepian. Dia hanya butuh teman dan pelukan, Kak." Zidan tersenyum mendengar itu, ia segera membawa Rara ke dalam pelukannya.

Mendadak Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang