MH || Sebuah Pernyataan

2K 94 6
                                    

Haloo

Maaf baru terlihat hehehe

Abis jadi pengacara nie, alias pengangguran banyak acara 😁🤞🏻

Happy reading!

---

Dinginnya AC ruangan tak membuat otak ikut menjadi dingin, bahkan malah sebaliknya—panas—sebab melihat deretan tulisan di layar laptop yang cukup cerah.

Sehabis kelas, Rara dan Ziva memilih mengerjakan deadline tugas yang besok akan dikumpulkan. Mereka memilih perpustakaan agar bisa mendapatkan Wi-Fi gratis.

Suasananya tampak sunyi, semuanya seperti berlomba-lomba mengetik beberapa kata dalam keyboard yang terpampang itu. Bahkan, helaan nafas sedikit terdengar selama beberapa menit.

Rara memegang keningnya yang mengerut, ia menoleh ke arah sahabatnya yang tengah menggerakkan sedikit kepalanya ke arah kanan dan kiri.

"Lo udah selesai ngerjain?" Tampaknya Ziva tak mendengar, terlihat dari ekspresi gadis itu yang masih sibuk dengan dunianya sendiri.

Rara geleng-geleng kepala, ia menyenggol lengan yang tengah berjoget itu sampai si empunya menoleh.

"Kenapa?" tanyanya sembari mencabut earphone, Ziva menoleh dengan pandangan bertanya.

"Lo udah selesai tugasnya?" tanya Rara sekali lagi, dan si empunya hanya menggeleng pelan.

"Otak gue panas, jadi lanjut nanti aja," ucapnya disertai cengiran, ia lanjut memasang earphone-nya dan kembali mendengarkan musik.

Karena Ziva sudah sibuk sendiri, Rara memilih membuka HP-nya yang sedari tadi tergeletak. Ia membuka Instagram dan melihat sesuatu yang membuatnya terkejut.

Segera saja dirinya menyenggol Ziva yang masih asik, hal itu membuat si empunya berdecak. "Kenapa lagi?"

"Lo liat, nih. Masa tiba-tiba Pak Daffa bikin kata-kata yang menjurus ke arah romantis? Maksudnya, dia 'kan nggak punya pasangan, 'kan?" Ziva menoleh, tampaknya ini pembicaraan yang seru.

"Gue jadi kepo, beliau lagi suka sama siapa, ya?" Rara mengendikkan bahunya, tanpa sengaja ia membuka profil salah satu dosennya itu.

"Buset, ini beneran?!" pekiknya terkejut, sejujurnya ini hal yang biasa, tetapi rasa-rasanya sedikit langka melihat profil Instagram seorang dosen yang seperti ini.

Ziva tentunya terkejut, ia spontan melihat sekitar sebab suara Rara sedikit keras. Untung saja tidak ada yang terganggu.

"Bucin banget?! Kayak ... Pak Daffa bikin 9 postingan dan caption-nya kata-kata romantis? Mana gambarnya juga aesthetic lagi!" Rara mengangguk, ia juga masih terkejut.

"Kira-kira siapa cewek yang beruntung ini?" Ziva menoleh, ia menatap Rara dengan pandangan yang sama penasarannya.

---

"Dia indah, seperti halnya pakaian yang dia pakai." Suara itu mampu memecah lamunan seorang Daffa, ia menoleh ke arah sumber suara dan seketika mendengus tatkala melihat senyum mengejek itu.

"Tertuju buat siapa, tuh? Mana bikin 9 postingan sekaligus. Gue jadi penasaran dengan sosok 'dia' yang lo tulis itu." Daffa tak menggubris, ia memilih fokus ke pekerjaannya yang menumpuk.

Gilang tampak tak puas, ia harus mengorek sebuah informasi dari sahabatnya itu.

"Siapa? Salah satu mahasiswi yang lo ajar?" Daffa masih diam, dan itu sudah menjadi jawaban bagi Gilang.

Mendadak Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang