MH || Kajian

1K 38 0
                                    

Halooo

Happy reading

---

Hamparan langit hitam menjadi saksi bahwa malam tengah berjalan, bunyi jangkrik yang menggema turut serta menjadi alunan lagu pengantar tidur.

Taburan bintang disertai bulan yang bersinar memantul ke arah air yang menggenang lebar, menjadikan cahaya yang indah disertai dengan siluet yang memancar.

Malam ini, semua orang tertidur dengan nyenyak-nya. Tetapi ada sebagian yang tengah mengadahkan tangan untuk meminta petunjuk kepada sang maha kuasa.

Meminta segala hal yang menjadi gundah gulana-nya selama di dunia, tentunya disertai dengan isak tangis yang menyayat hati.

Doa itu menuju ke arah langit, diaminkan oleh para malaikat yang tengah berjaga.

Ia berharap, doa yang ia langit-kan segera terjawab. Sebab, ia tengah bimbang dengan keputusan yang akan ia ambil.

Semoga saja, keputusan yang akan diambil sesuai dengan berjalannya takdir.

---

Cuaca yang sangat terik tak mengindahkan mereka berdua untuk pergi ke kampus. Rara dan Ziva sangat antusias sebab akan ada kunjungan dari salah satu ustadz ternama yang akan berceramah di aula kampus.

Keduanya saling bersiap, memancarkan rasa semangat agar bisa duduk di area paling depan. Tentunya di belakang para rektor dan para dosen.

Zidan yang melihat gelagat mereka berdua hanya bisa geleng-geleng kepala, jika keduanya disatukan pasti akan sangat heboh.

"Udah semuanya, 'kan? Biar kita langsung berangkat," ungkap Zidan yang sudah bosan melihat mereka bersiap.

"Jangan cantik-cantik, nanti banyak yang terpesona."

"Itu bibir jangan terlalu merah, nggak ada yang liat juga."

"Jangan terlalu banyak pake bedaknya, nanti jadi dempul."

Sedari tadi, Zidan tak henti untuk berkomentar. Bahkan Ziva terkena imbas dari komentar itu.

"Kak, diem! Kita juga biasa aja, kok. Kamunya aja yang lebay." Mendengar gerutuan itu membuat Zidan cemberut, niatnya, 'kan, baik agar kedua manusia itu tidak dipandang oleh lelaki lain.

"Iya, deh. Terserah kalian." Zidan pasrah, ia memilih ke luar dan menunggu mereka selesai di depan teras.

Beberapa menit kemudian, keduanya sudah selesai. Mereka segera masuk ke dalam mobil yang langsung diikuti oleh Zidan.

"Nggak ada yang ketinggalan, 'kan?" Ziva dan Rara menggeleng, setelah semuanya siap mereka segera menuju ke area kampus.

Memasuki gerbang kampus, banyak sekali para mahasiswa yang tengah berlalu lalang. Dengan segera, Zidan mencari tempat parkir yang dekat dengan aula.

"Kalian masuk dulu, Kakak mau nyari parkiran." Keduanya mengangguk, setelahnya keluar dari mobil dan segera masuk ke dalam aula.

"Udah rame banget, kayaknya kita duduk di belakang, deh," keluh Rara yang melihat kursi depan sudah terisi penuh.

Ziva segera menepuk bahu yang sudah melemas itu, ia berusaha menguatkan bumil yang sangat ingin duduk di barisan depan.

Mendadak Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang