MH || Bertemu, lagi

1.7K 96 0
                                    

Haloo gess

Sebelum baca jangan lupa vote dulu yaa

Happy reading

---

Lampu-lampu taman yang menyala menambah keindahan di malam hari, bangku-bangku yang tersusun rapi pun membuat suasana menjadi nyaman. Air mancur yang menyala tak membuat suasana menjadi sepi, begitupun suara tawa anak-anak yang sedang bermain bersama teman-temannya.

Seorang gadis tengah tersenyum karena kejadian beberapa jam yang lalu, sedari tadi jantungnya berdetak kencang tatkala memorinya mengingat suasana di Kafe tadi.

Bagaimana tak bahagia? Dirinya dihampiri oleh orang yang ia sukai. Bahkan ia mengobrol dengan sang pujaan hati, duduk berdua pula. Sungguh momen itu sangat langka baginya.

"Sumpah, Rara harus tau, sih!" teriaknya sedikit tertahan, hal itu membuat salah satu anak kecil menatap dengan bingung.

"Kakak kenapa?" tanya anak kecil itu, Ziva yang mendengarnya sedikit terkejut. "Nggak apa-apa, dek, Kakak lagi seneng aja." Anak kecil itu mengangguk mengerti.

"Eh, kamu ke sini sendiri?" tanyanya penasaran, pasalnya anak kecil yang menghampirinya itu terlihat sendiri.

Si empunya menggeleng. "Tadi aku ke sini sama Kakak, tapi Kakak aku lagi beli jajan dulu." Ziva hanya bergumam kecil.

"Sini duduk sama Kakak, kita tunggu Kakak kamu." Anak kecil itu langsung mengambil posisi, dengan refleks ia menyenderkan kepalanya di bahu Ziva.

"Kamu ngantuk, ya?" Ziva langsung memperbaiki posisi agar anak kecil ini bisa tertidur nyaman.

Dengan mulut yang menguap, ia memandang Ziva dari bawah. "Iya, Kak. Aku izin tidur di sini, ya?" Ziva mengangguk, diusapnya rambut panjang itu dengan lembut-agar tidurnya menjadi nyenyak.

"Lucu banget, sih, kamu."

Beberapa menit kemudian, suara langkah kaki yang tergesa menyadarkan Ziva dari lamunannya. Ia langsung mendongak ketika mendengar deru nafas yang beradu.

"Loh, Andika. Ngapain di sini?" Ziva shock, jantungnya berdetak kencang karena melihat sang pujaan hati.

"Gue nyari si Caca, eh ternyata tidur di sini." Ziva menoleh ke arah samping. Oh ternyata namanya Caca dan dia adiknya Andika. What?!

Ziva meringis dalam hati. "Tadi adek lo nyamperin gue, terus dia ngantuk. Ya udah pinjem bahu gue buat tidur." Andika merasa tak enak mendengarnya.

"Maaf, ya? Si Caca sering banget kayak gini. Sampe gue takut kalau yang dia mintai tolong bukan orang baik." Ziva terkekeh mendengar nada khawatir itu, pasti Andika sangat sayang kepada Caca.

"Aman kalau sama gue, mah." Andika tersenyum sembari mengangguk, Ziva yang melihat itu hanya bisa meneguk ludahnya pelan. Duh, cakep banget, sih?!

Perlahan Andika menggendong Caca ke dalam pelukannya, ditepuk punggung itu agar nyaman. Pasalnya Caca sedikit mengeluh karena adanya pergerakan.

"Tidur lagi, ya, sayang," lirihnya pelan. Ziva yang mendengar itu langsung meleleh, betapa sayangnya Andika kepada Caca.

Mereka saling diam, setelahnya Andika membuka topik terlebih dahulu. "Lo sendirian di sini?"

Ziva menolehkan kepalanya. "Iya, nyari angin aja sebenernya. Suntuk sama tugas-tugas kuliah." Seketika tawa Andika menyeruak.

"Mau langsung pulang, nggak? Biar gue anterin." Ziva mengulum bibirnya, kesempatan ini jangan ia sia-siakan.

"Iya, udah mulai dingin juga, sih," elaknya benar. Memang ia ke sini tidak membawa jaket, jadi udara dingin masuk ke dalam pori-porinya.

Mendadak Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang