MH || Mode manja

2.6K 95 2
                                    

Haloo

Sebelum baca jangan lupa vote

Happy reading

---

Di sebuah ruangan ber-cat putih, terdapat dua sejoli yang masih tertidur pulas. Mereka nampak tak terganggu dengan suara alarm yang menunjukkan pukul 3 pagi.

Karena alarm itu terus berbunyi, salah satu diantara mereka berhasil membuka mata. Setelah kesadarannya terkumpul, ia menoleh ke samping tempat di mana Zidan tertidur.

"Buset, suara alarm berisik banget, loh! Masa nggak terusik sedikit pun, nih, laki?" Rara geleng-geleng kepala, setelahnya ia mencoba membangunkan suaminya itu.

"Kak, bangun." Percobaan pertama gagal, bahkan pelukannya semakin mengerat. Hal itu membuat Rara sedikit sesak.

Akhirnya ia mencoba melepas tangan yang melingkar di perutnya, dengan bersusah-payah ia mencoba. Tetapi hasilnya nihil.

"Bangun, dong, Kak! Tangan Kakak berat, nih."

"Saya ngantuk, Ra!" Rengekan itu membuat Rara sedikit terkejut. Apakah ini benar suaminya? Tapi kenapa menjadi seperti ini?

"Kak, udah jam tiga, loh. Nggak mau bangun? Katanya mau salat tahajud bareng." Memang tadi malam Zidan berucap ingin sholat tahajud bersama, tetapi nyatanya yang mengajak masih tertidur pulas.

Rara terus-menerus mengusik tidur Zidan, sang empu yang merasa terganggu pun hanya bisa pasrah.

"Dibangunin susah banget, sih?" omelnya yang membuat Zidan mengerucutkan bibirnya kesal.

"Saya masih ngantuk, kemarin cape banget tau. Berdiri berjam-jam buat nyalamin orang, emang kamu nggak capek?" keluhnya sembari memeluk Rara dari samping.

"Ya cape, lah! Tapi, 'kan—"

"Ish, iya-iya. Ya udah, saya bersih-bersih dulu." Tak mau sang istri kembali mengomel, ia segera menuju ke arah kamar mandi.

"Itu laki gue bukan, sih? Aneh banget."

"Saya suami kamu, ya!" Rara tertawa, ternyata monolognya terdengar oleh Zidan

"Ya, Kakak aneh banget, sih! Tiba-tiba manja kayak gitu. Kan, aku jadi kaget." Rara memang sedikit terkejut dengan perubahan yang Zidan lakukan, ia masih tak menyangka bahwa Zidan yang cuek bisa manja seperti tadi.

"Gapapa, dong! Dapet pahala, tau!"

"Iya, deh. Terserah Kakak." Rara memilih menyelesaikan perdebatan dengan membereskan ranjang yang sedikit berantakan. Setelahnya ia menunggu Zidan ke luar dari kamar mandi.

"Ra, jangan teriak-teriak! Masih pagi udah ngajak debat, kasian suami kamu!" Teriakan itu membuat Rara sedikit malu, apakah perdebatan mereka terdengar sampai luar?

"Maaf Bunda!" Rara akhirnya berucap dengan suara keras, masih sedikit malu jika menampakkan diri di depan sang ibu.

"Bunda ke sini?"

Pertanyaan itu membuat Rara mengangguk. "Katanya jangan berisik," ucapnya sembari meringis.

"Ada-ada aja, sana siap-siap. Saya tunggu." Rara mengangguk, setelahnya ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Mendadak Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang