MH || New home

1.6K 74 2
                                    

Halo halo halo

Kembali lagi dengan Zidan dan Rara

Happy reading

---

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang, kini mobil putih itu sudah bertengger manis di pekarangan rumah. Terlihat kondisi rumah ini sangat asri, seperti rumah sebelumnya.
 

 

"Kak, keren banget rumahnya!" Rara sedari tadi tak berhenti berdecak kagum, ia masih tak menyangka bahwa rumah sebesar ini akan menjadi tempat tinggalnya.

"Suka?" Rara mengangguk antusias, ia segera masuk ke dalam untuk melihat desain interiornya.

"Kok kamu tau, sih, rumah impian aku?" Terlihat banyak furniture yang Rara idam-idamkan, ia jadi penasaran dengan hal ini.

"Jalur orang dalam." Rara terkekeh mendengarnya, ia fokus kembali melihat desain yang ada.

"Mau liat kamar kita, nggak?" Rara mengangguk setuju, ia segera mengikuti langkah Zidan ke arah tangga.

"Kok bagus, sih? Mana ada tempat nontonnya lagi. Terus ini apa? Rak buku? Kok banyak banget koleksi novel kesukaanku?" Rara tak henti-hentinya berbicara, ia merasa terharu dengan kejutan yang Zidan berikan.

"Semuanya sudah dipersiapkan, aku tau kamu cepat bosan. Jadi alternatifnya, ya, nonton atau baca novel." Zidan tersenyum melihat reaksi Rara, seketika dirinya terkejut tatkala mendapatkan pelukan erat beserta bonus kecupan di pipi kanannya.

"Makasih suami!" Pipi itu bersemu merah, sedikit salah tingkah dengan perlakuan yang Rara lakukan.

"Sama-sama, mau liat ruangan yang lain, nggak?" Rara menggeleng pelan, ia sudah merasa lelah sekarang.

"Mau rebahan aja, nyobain kasur baru." Zidan terkekeh, ia pun segera menyusul Rara untuk berbaring di ranjang.

"Kamu udah nyiapin ini dari kapan?" tanya Rara yang merasa penasaran, pasalnya Zidan tak pernah berbicara tentang rumah ini. Yang ia tau, sang suami membelinya sebelum pernikahan berlangsung.

"Sebelum aku berniat melamar kamu, aku udah nyiapin semuanya. Entahlah, rasanya yakin aja kalau kamu yang akan jadi istri aku."

"Kalau jadinya aku bukan istri kamu, gimana?" Rara penasaran dengan jawaban yang Zidan lontarkan.

"Kamu harus jadi istri aku, sih. Nggak boleh yang lain." Seketika Rara tertawa, suaminya ini sangat pemaksa.

"Kan takdir nggak ada yang tau, kalau beneran aku bukan takdir kamu gimana?"

Zidan seketika cemberut. "Tapi buktinya sekarang kamu di sini sama aku, berarti kamu udah jadi takdir aku."

"Iya, deh. Kenapa ini bibirnya cemberut? Tambah lucu tau, nggak?!" Zidan segera menyembunyikan raut wajahnya ke tempat favoritnya, ia sedikit malu mendengar penuturan itu.

Rara pun seketika tertawa, apalagi kelakuan Zidan yang menurutnya gemas. "Cie, malu-malu kucing, ya?"

"Diem, Ra." Rara menurut, ia tak tega melihat raut wajah yang perlahan memerah itu.

Mendadak Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang