Chapter 18

69 51 5
                                    

Sudah 1 jam Gemintang dan 2 Ibu guru menunggu dokter keluar dari ruangan dan Gemintang tak henti mondar-mandir karena takut jika Shaka tidak baik baik saja, kemudian Gemintang meminta Bu Ratna untuk meneleponkan orang tua Shaka atau kedua adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah 1 jam Gemintang dan 2 Ibu guru menunggu dokter keluar dari ruangan dan Gemintang tak henti mondar-mandir karena takut jika Shaka tidak baik baik saja, kemudian Gemintang meminta Bu Ratna untuk meneleponkan orang tua Shaka atau kedua adiknya. Dan tak lama kemudian Bu Ratna segera menuruti permintaan Gemintang dan langsung menelpon nomor ibu dari Shaka, sudah 2 kali tidak di angkat oleh Sarah karena hari ini Sarah kerja shif pagi lalu Bu Ratna mengganti menelpon Juan,

"Halo Bu"

Perasaan Juan kali ini tidak enak karena tumben sekali Bu Ratna memulai panggilan duluan biasanya Juan yang duluan yang memulai panggilannya

"Halo nak, kamu bisa ke rumah sakit sekarang?"

"Rumah sakit? Memangnya siapa Bu yang sakit?"

"Nanti ibu ceritakan semuanya, Gemintang menyuruh mu agar datang ke sini"

"Baik Bu, Juan akan segera ke sana sama Anka"

Tutttt....

Juan pun langsung mematikan teleponnya dan segera meminta izin kepada guru mapel untuk ke rumah sakit menemui Bu Ratna dan segera menuju ke kelas Anka untuk mengizinkan adiknya ikut izin keluar dengannya, dan sesampainya di depan gerbang Juan memesan taxi untuk pergi ke rumah sakit karena dirinya tak membawa motor karena tidak di izinkan oleh ayahnya. Kemudian selang beberapa menit mobil taxi datang, Juan dan Anka pun langsung memasuki taxi dan menyuruh pak sopir untuk ngebut karena Juan tiba-tiba merasa perasaannya tidak seperti biasanya. Lalu Anka bingung kenapa abangnya yang satu itu tergesa-gesa mengajaknya kerumah sakit? Ada apa sebenarnya? Lalu Anka tak berhenti bertanya kepada Juan mengapa ia mengajak dirinya untuk pergi ke rumah sakit, Juan pun tak merespon perkataan Anka karena.

Lalu sesampainya di rumah sakit Juan menggandeng tangan Anka dan segera bertanya kepada suster di mana ruangan yang di tempati Shaka namun suster mengatakan bahwa tidak ada yang bernama Shaka, lalu Juan mulai panik dan menelepon Gemintang lalu suster memanggil Juan yang di maksud Juan tadi adalah Rakaditya bukan Shaka karena yang tertulis di buku daftar adalah nama depan Shaka, lalu suster mengantarkan Juan dan Anka menuju ruangan Shaka. Sesampainya di situ ada Bu Ratna dan juga Bu Zahra, kemana Gemintang? Ia sedang berada di dalam ruangan Shaka dan di situ Gemintang langsung memeluk tubuh Shaka karena Gemintang kali ini merasakan takut kehilangan Shaka, lalu Shaka pun terbangun dari tidurnya dan kembali memeluk tubuh Gemintang, lalu Shaka ingin duduk namun kakinya kini tak bisa di gerakkan, Shaka sudah berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya namun seluruh kakinya kaku tak dapat di gerakkan.

Lalu Shaka menjerit sekuat mungkin sampai Bu Ratna, Bu Zahra, Juan, dan Anka pun merasakan panik jika terjadi sesuatu pada Shaka, dan benar saja ketika Juan nekat masuk ke dalam Shaka mulai menangis terisak dan memukul mukul kakinya, Gemintang yang melihatnya semakin menangis ingin sekali ia memeluk kembali namun takut jika Shaka mendorong tubuhnya lalu Juan segera lari untuk memanggil dokter di ikuti oleh Anka yang bertanya kenapa dirinya lari terbirit-birit seperti itu.

"Bang.. Anka ikut!! Kenapa lari lari bang? Bang Shaka kenapa?"

"Sini dek ikut Abang"

Lalu Juan menggandeng tangan Anka dan cepat memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Shaka saat ini, saat mendapati dokter Juan menyuruhnya untuk memeriksa abangnya. Setelah dokter masuk ke dalam ruangan Shaka dokter menyuruh semua untuk keluar dahulu, Gemintang di situ menangis terisak dan di peluk oleh Anka dan mulai dari situ Gemintang menceritakan semuanya kepada Juan dan Anka. Setelah mendengar cerita itu dari Gemintang, ingin sekali Juan menghajarnya namun mereka adalah murid baru yang belum tau apa-apa tentang sekolahan tersebut lalu Bu Ratna yang mengetahuinya setelah di ceritakan oleh Gemintang langsung menghubungi orang tua Tian untuk datang ke sekolah. Selang 7 menit kemudian dokter keluar dari ruangan di situ Juan langsung menanyakan kondisi abangnya itu

"Dok, gimana keadaan Abang saya dok!!"

Disitulah dokter mulai menjawab perkataan dari Juan namun dokter sedikit ragu untuk berbicara dalam keadaan Shaka takut jika mereka kecewa

"Jadi... Shaka mengalami kelumpuhan-"

Perkataan dokter terputus karena Gemintang langsung teriak histeris mendengar itu Gemintang sudah tidak kuat ia kembali menangis dan menjambak rambutnya sementara Juan langsung menerobos masuk ke dalam ruangan Shaka diikuti oleh Anka, Bu Ratna dan juga Bu Zahra pun shock mendengar semuanya.

||°||

Setelah bel pulang berbunyi Tian pun mendapati keberadaan orang tuanya, mengapa mereka disini? Lalu Tian langsung mendekat karena dirinya mengira bahwa dirinya di jemput oleh orang tuanya, namun dugaan Tian kali ini salah melihat muka ayahnya yang tidak seperti biasanya membuat Tian bingung dan langsung bertanya kepada orang tuanya

"Pah kenapa disini? Pasti mau jemput aku ya?"

"Apa yang sudah kamu perbuat Christian? Papah sama ibu kamu di panggil ke sekolah karena kamu sudah membuat anak orang lumpuh Tian! PAPAH NGGA PERNAH AJARIN KAMU BERBUAT SEPERTI ITU, SEKARANG MAU KEMBALIKAN DIA NORMAL KEMBALI PUN TIDAK BISA!"

Disini Tian langsung terkaget karena perbuatannya sudah membuat Shaka lumpuh karena kejadian jika dirinya mendorong kursi milik Shaka ke belakang, lalu semua murid melihat ke arah Tian dan mendengar semua apa yang di bilang ayahnya tadi. Lalu tak lama itu Bu Ratna keluar dari mobil dan langsung menjumpai orang tua Tian dan mengajaknya untuk masuk ke ruang BK untuk membicarakan lebih lanjut. Setelah 30 menit berlangsung Tian mulai panik jika nantinya ia akan di hukum oleh ayahnya dan benar saja ia di skors selama seminggu, kali ini ayah dan ibunya mulai mendiamkan Tian saat Tian berbicara kepadanya agar tidak ada hukuman dan berjanji jika dirinya akan bertanggung jawab

"Pah! Jangan kaya gitu Tian juga pengen tidur di dalam, di luar dingin pah yaudah deh Tian janji akan tanggung jawab semuanya asalkan papah jangan hukum aku seperti ini"

"APA? TANGGUNG JAWAB? KAMU MAU TANGGUNG JAWAB APA TIAN? DIA SUDAH LUMPUH APA YANG KAMU PERTANGGUNGJAWAB KAN?"

"Bayarin uang rumah sakitnya lah, gitu aja susah"

PLAKKK....

"Kurang ajar kamu sekarang Tian! Mamah sama Papah nggak pernah ajarin kamu kaya gitu.... Mamah kecewa sama kamu Tian!"

Kini ibunya sudah terlanjur emosi kepada Tian, ia memikirkan bagaimana jika orang tua yang di buat lumpuh oleh Tian itu mengetahuinya? Mukanya harus di bawa kemana? Dan kini ibu Tian mulai menangis diam diam karena perbuatan anaknya yang seperti itu.

Halo haloo gimana nih kesel ga?

Stay tuned yaa!!




 Aku Kamu Dan Langit Senja✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang