Chapter 4

104 81 6
                                    

"Abang kalo punya masalah jangan sungkan cerita sama kita ya bang? Abang pasti capek sama dunia yang jahat sama abang, tapi bang Juan sama Anka bakal tetap sayang kok sama bang Shaka, Anka mohon hidup lebih lama ya bang?"-Prayanka Revano Mahendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang kalo punya masalah jangan sungkan cerita sama kita ya bang? Abang pasti capek sama dunia yang jahat sama abang, tapi bang Juan sama Anka bakal tetap sayang kok sama bang Shaka, Anka mohon hidup lebih lama ya bang?"
-Prayanka Revano Mahendra

Ayah Shaka terlihat sangat kesal dengan hari ini melihat muka sang suami ibu Shaka pun langsung mendekati ayah Shaka dan hari ini hari sudah cukup sore dan ketiga anak itu belum pulang sama sekali bahkan Pak Dani, ibu Shaka pun akhirnya cemas sendiri sampai bertanya kepada Bi Ina, tapi apa jawaban Bi Ina? Katanya belum pulang akhirnya ibu mencoba untuk menghubungi nomor yang bertulisan "anak bungsu ibu❤️" lalu segera menelepon Anka

Sudah 5 kali panggilan memanggil tidak ada respon dari Anka dan ia mencoba menghubungi Juan, pada akhirnya Juan mengangkat telfon sang ibu tetapi Juan sangat panik bagaimana nanti ibu tau kalau abang udah ga bisa dengar lagi apa nanti reaksi ibu Juan gamau ibu syok terus sakit

"Hallo nak, kalian ini sebenarnya pada kemana sih? Ibu panik ayo pulang juan, abang kamu sama anka kemana dia baik baik saja kan? JUAN JANGAN BIKIN IBU KHAWATIR!!"

Juan kaget ketika sedang melamun memikirkan bagaimana nanti ibu tau soal ini? Juan langsung mematikan call cari ibunya melainkan itu Juan langsung berlari kekamar mandi lalu menangis terisak ingin sekali ia berteriak tetapi itu dirumah sakit tentu saja tidak bisa

"Maafin Juan bang, maaf... Juan belum bisa jadi adik yang baik buat abang andaikan tadi abang ga nekat keluar mobil bang pasti abang ga bakalan jadi gini...."

Juan menangis sampai memukuli dadanya karena terlalu sakit menerima kenyataan ini, lalu Anka bagaimana? Anka menangis di hapadan Shaka, tetapi Shaka hanya memeluk Anka agar merasa tetap tenang dan Shaka tidak mempermasalahkan hal itu yang penting adik adiknya tidak boleh menyerah harus kuat seperti dirinya

||°||

Ayah Shaka masih fokus dengan layar laptop karena banyak berkas berkas yang harus ia selesaikan hari itu juga lalu sang istri memasuki ruangan suaminya dan bertanya kepada ayah Shaka, oh iyaa lupa beri tahu kalau ayahnya Shaka itu bernama Candra dan sang ibu bernama Sarah

Sarah pun bertanya kepada Candra yang sedang fokus pada pekerjaannya, Sarah tak berhenti bertanya kepada Candra lalu apa yang Sarah dapati? Yaitu hentakan dari Candra sehingga Sarah terjungkal kebelakang, Sarah menahan tangis tetapi tak bisa menahan rasa kecemasan itu

"SHAKA BUKAN ANAK KITA SARAH DIA ANAK TEMUAN! KENAPA MASIH KAMU SAYANGIN HAH? HARUSNYA DI BENCI BUKAN DI SAYANG, FRIK BANGET TOLONG GAUSAH GANGGU!"

Akhirnya sarah langsung keluar ruangan dan memeluk bi Ina dan Sarah pun menangis di pelukan bi Ina, tidak adil ini tidak adil apa salahnya, anak pungutan tidak di beri kasih sayang? Seharusnya saling menyayangi bukan pilih kasih...

Selang waktu itu telepon jadul rumah pun berbunyi dan bi Ina segera mengangkat telepon itu dan benar dugaan bi Ina itu pak Dani, kenapa pak Dani tidak pulang kenapa harus telfon segala? Ahhhh biarkan saja lalu pak Dani pun menjelaskan apa yang terjadi disaat den Shaka, Juan sama Anka di siang tadi

Telfon pun berakhir....

"Siapa bi?"

Lalu bi Ina pun menjelaskan apa yang terjadi di siang hari tadi dan benar saja Sarah segera menuju kamar dan segera kerumah sakit dan mengajak bi Ina untuk ikut bersamanya

30 menit pun berlalu Sarah mendapati pak Dani yang berada di depan ruangan Shaka, belum masuk pun Sarah sudah meneteskan air matanya karena melihat anak sulungnya yang sudah tak bisa mendengar dengan baik, lalu Sarah entah darimana ia memikirkan dan menyuruh pak Dani untuk membeli alat bantu dengar dan bi Ina dan pak Dani pun langsung semringah kenapa tidak kepikiran tadi arghhh sudah lah

Sudah tak terlihat punggung pak Dani dan bi Ina, Sarah pun langsung memasuki ruangan Shaka dan terdapat Juan dan Anka yang sudah tertidur di samping kasur Shaka dan shaka sudah tertidur diatas kasur seprai berwarna biru muda itu, lalu Sarah mengecup kening Shaka, Juan dan Anka secara bergantian lalu Sarah juga memegang tangan Shaka dan berbicara bahwa ia akan kembali mendengar dengan sebuah alat

"Shaka... Walaupun Shaka bukan anak kandung ibu, percayalah nak ibu sangat menyayangi Shaka sama seperti ibu menyayangi Juan dan Anka"

halo halooo maaf ya telat huhuu janji besok engga deh gimana ada yang benci sama Candra? atau Sarah? silahkan komen ya haha,, tolong bantu baca, vote, dan follow sebanyak banyaknya dan jika sudah menembus 1k followers/ vote an cerita ini bakal aku jadiin versi novel asli okeii??

sampai jumpa besok lagi ya stay tuned yaa

 Aku Kamu Dan Langit Senja✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang