Chapter 15

78 67 4
                                    

Setelah sampai di tempat toko bunga, Shaka pun membantu melepas helm yang di pakai oleh Gemintang dan di lanjutkan dengan melepas helmnya sendiri lalu Gemintang menarik tangan Shaka dan mengajaknya untuk masuk ke dalam toko bunga, dan di situ Gemi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah sampai di tempat toko bunga, Shaka pun membantu melepas helm yang di pakai oleh Gemintang dan di lanjutkan dengan melepas helmnya sendiri lalu Gemintang menarik tangan Shaka dan mengajaknya untuk masuk ke dalam toko bunga, dan di situ Gemintang mulai bingung mana bunga mawar yang di maksud oleh bundanya dan meminta tolong kepada Shaka untuk memilihnya yang  bagus menurut Shaka

"Ka? Gue bingung mau milih yang mana, soalnya banyak gue nggak tau bunga mana yang di maksud bunda, tolong pilihin yang bagus menurut lo ya ka?"

Shaka langsung mengangguk anggukan kepalanya paham lalu perlahan melihat satu persatu bunga mawar yang ada di toko bunga itu akhirnya Shaka menemukan bunga yang bagus tetapi itu bukan bunga mawar melainkan bunga anggrek berwarna ungu, karena Gemintang pernah bilang bunda Ifa menyukai warna ungu Shaka pun langsung mengambil bunga anggrek itu dan memperlihatkannya kepada Gemintang, namun Gemintang tiba tiba saja hilang entah kemana dan Shaka pun panik lalu mencari di setiap sudut ruangan dan terdapatlah Gemintang yang mengkagetinya dari belakang

"BAAA!!!"

"GEMINTANG!, Shaka kaget oh iya ini bagus nggak? Katamu bunda Ifa suka warna ungu?"

"Wahhh bagus tetapi harganya mahal nggak ya kira-kira? Takut uangnya nggak cukup ka"

"Nanti di tambahin uang punya Shaka aja ntang"

Gemintang pun langsung menggeleng gelengkan kepalanya dengan cepat tidak mau ia merepotkan Shaka karena uangnya yang tidak cukup, namun Shaka mengambil kembali bunga anggrek yang tadinya di pegang oleh Gemintang dan langsung menanyakan kepada kasirnya, harganya pun tak cukup mahal tetapi Gemintang hanya membawa uang 150 ribu yang di mana harga bunga anggrek berwarna ungu itu berharga 200 ribu dan benar saja uang Gemintang tak cukup untuk membelinya dan meminta Shaka untuk mengganti dengan harga yang lebih murah saja tetapi Shaka langsung mengeluarkan uang dari dompetnya dan segera membayarnya dengan cepat Gemintang yang melihatnya langsung merengek agar tidak melakukannya, tetapi Shaka tetap ingin menambahkan uang Gemintang yang kurang

"Shaka... Nggak usah ka, ganti yang lebih murah aja"

"Sttttt, ini mas uangnya"

"SHAKAAAA"

Shaka hanya tertawa melihat tingkah Gemintang yang menggemaskan itu saat merengek meminta Shaka untuk mengganti dengan bunga mawar saja, dan Shaka memberi bungkus bunga anggrek itu kepada Gemintang dan Gemintang langsung menarik tangan Shaka untuk segera keluar dari toko, melihat hentakan Gemintang yang marah itu membuat Shaka semakin gemas dengan Gemintang namun Shaka langsung menghentikan langkah Gemintang dan memeluknya dan mengusap rambut yang pendek milik Gemintang, dan Gemintang pun kaget langsung mempererat pelukan Shaka dan tiba tiba saja Shaka mencium kening milik Gemintang

"Ntang, maafin Shaka ya? Shaka memang ngeselin hari ini tapi Shaka mau bunga anggrek ini buat bunda Ifa tolong salamin buat bunda ya ntang"

Gemintang pun langsung mendorong Shaka karena kesal, mengapa tiba tiba saja ia mencium kening Gemintang? Membuatnya menjadi gugup menahan salah tingkahnya, lalu ia hanya melirik Shaka saja dan Gemintang pun tak bisa menahan salah tingkahnya dan tiba tiba saja ia langsung kembali memeluk tubuh Shaka lalu kembali mengajak Shaka untuk pulang karena hari sudah gelap bertanda adanya hujan akan turun

Selang beberapa waktu dan benar saja hujan gerimis pun jatuh di sertai kilat petir yang cukup keras membuat Gemintang menjerit ketakutan lalu Shaka pun melihat ada cafe tak jauh dari jalan raya langsung berbelok untuk berteduh di sana, Gemintang tegang dan menangis di hadapan Shaka sebelumnya Shaka tak pernah melihat Gemintang menangis hanya baru kali ini saja ia melihat Gemintang menangis di hadapannya, lalu Shaka segera menggendong Gemintang untuk duduk di depan teras cafe tersebut dan melepas jaketnya untuk memperhangat tubuh Gemintang karena Gemintang hanya memakai seragam dan sweater tipis saja, Gemintang tak henti menutup telinganya sambil menangis

"Heii ntang takut ya sama petir? Sini Shaka peluk"

Shaka langsung melebarkan kedua tangannya dan Gemintang yang melihatnya dengan cepat langsung memeluk tubuh Shaka, Shaka yang merasakan gemetaran pada Gemintang langsung mengelus rambut nya dengan pelan pelan dan waktu mulai pukul 18.30 hujan mulai reda dan pada saat itu pun Gemintang tertidur di pelukan Shaka dan entah kenapa tiba tiba Shaka mengeluarkan cairan darah dari hidungnya dan dengan cepat Shaka mengambil tisu yang ada di meja cafe tersebut segera cepat Shaka membersihkannya sebelum Gemintang terbangun dan melihat keadaan Shaka yang sepeti itu

||°||

Candra duduk di ruang tamu dan merasa ada yang kurang darinya lalu memanggil Juan tentang di mana keberadaan Shaka karena dari pulang sekolah Shaka belum pulang hingga hari mulai malam, bagaimana jika nanti ayahnya marah lagi?

"Juan..."

"Abangmu di mana kok dari pulang sekolah dia belum pulang?"

Juan pun ingin menjawab tetapi takut jika nantinya Candra akan memarahinya lagi, dan Juan pun mulai berkata jujur, namun heran kali ini Candra tidak marah melainkan hanya menasehati saja melewati Juan agar di sampaikan kepada Shaka nantinya lalu Candra kembali ke ruang kerjanya dan melanjutkan pekerjaan yang belum Candra selesaikan tadi dan tiba tiba ada suara dering telfon dari Shaka, Juan pun langsung menuju ke arah depan rumah dan mengangkat telepon dari Shaka

"Halo bang"

"Dek, kalau ibu nyariin Abang, Abang lagi sama Gemintang tadi Abang mau pulang kehujanan Abang langsung berteduh dulu di cafe yang di dekat mie ayam nya pak parno itu, sampaiin ke ibu ya dek? Biar ibu nggak khawatir sama sampaiin sama ayah juga"

"Ohh iya bang iya nanti Juan sampaika-"

Tutttt...

Belum selesai berbicara Shaka pun langsung mematikan teleponnya dan langsung mengajak Gemintang pulang karena hari semakin gelap

"Ntang ayo bangun, mau pulang nggak hujannya udah reda"

Gemintang pun langsung terbangun dengan mata yang sembab karena ia menangis tadi dan langsung menuju ke motor Shaka dan memakaikan helm dan langsung menuju pulang, setelah sampai di rumah Gemintang bunda Ifa langsung dengan cepat membuka pintunya untuk Gemintang dan tau kalau Gemintang habis menangis karena tadi ada hujan

"Nak Shaka, terimakasih ya sudah mengantar Gemintang pulang"

"Iya bunda, Shaka langsung pulang ya takut di cariin ibu sama ayah nanti"

"Nggak mau mampir dulu nak?",

"Nggak usah bunda, Shaka pamit ya Assalamualaikum, eh iya bunda jagain Gemintang ya tadi habis nangis tu takut ada petir hahaha"

Langsung saja Shaka melajukan motornya, dan Ifa yang melihatnya hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja sambil tertawa sedikit, memang anak jaman sekarang tingkahnya nggak kalah lucu sama dulu

Haiii, stay tuned ya...

 Aku Kamu Dan Langit Senja✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang