Mau lo sekali lagi, gue nggak bisa kalau lo nggak ada di sini, Shaka...
Langit malam dengan angin yang berhembus kencang, dengan bulan yang tertutup oleh awan terlihat cuaca akan turun hujan.
Tak ada lagi laki-laki yang membiarkan perempuan itu untuk tidak menerpa hujan untuk kesekian kalinya, dan tidak ada lagi laki-laki yang akan menghapus air matanya ketika perempuan itu menangis dan hanya ada kesunyian di malam itu.
Hujan deras mulai turun, membuat beberapa daun mulai layu terkena air dan aspal yang basah. Perempuan itu hanya melihat sekelilingnya dan benar-benar hanya ada dirinya sendirian di jalan itu, dirinya sangat merasa kehilangan seseorang yang sangat ia cintai bahkan ia menjadikannya sebagai rumah untuk dirinya pulang.
Perempuan itu ialah Gemintang, ia berjalan menuju lahan rumput untuk ia tenangkan diri dan pikiran, meski hujan menerpa ia tak memperdulikannya.
Gemintang duduk di sekitar lahan rumput yang begitu sepi dan hanya awan gelap yang menemaninya, Gemintang menghela nafas, lalu memeluk tubuhnya yang terasa dingin tak karuan. Udara malam di sertai hujan dan angin seakan mampu membuat seluruh tubuh Gemintang menggigil.
Rakaditya Shaka Mahendra, seorang yang begitu berati dalam hati Gemintang.
~~~
Tak lama kemudian terdengar suara motor yang melintas di jalan itu dan berhenti tepat di lahan rumput yang Gemintang tempati, suara langkah terus terdengar oleh Gemintang membuatnya untuk mendongak menatap ke arah laki-laki tersebut.
Laki-laki tersebut ialah, Christian Erlangga tak asing lagi dengan nama itu yang sering kali di panggil Tian.
"Ngapain di sini? Ayo pulang, hujan." Ajaknya sembari membuka payung.
"Nggak mau, gue nunggu Shaka."
"Dengerin gua lan, Shaka udah tenang di sana dan dia nggak mau lo kaya gini, ayo nurut sama gua sekarang pulang nanti lo bisa sakit." Ujarnya sambil memberikan jaketnya kepada Gemintang.
"Tapi--"
"Gua anterin, ayo."
~~~
Sekitar 10 menit berlalu, telah sampai di depan rumah Gemintang, ia menuruni motor Tian dan melambaikan tangannya untuk menandakan dirinya akan memasuki rumahnya.
Gemintang membuka pintu untuk masuk ke dalam rumah, terdapat bunda Ifa yang menghampiri Gemintang dengan wajah yang begitu khawatir dan lesu. Ifa memeluk putrinya dengan keadaan Gemintang basah kuyup karena hujan deras yang mengguyurnya, membuat Ifa semakin khawatir akan keadaan putrinya.
"Darimana saja kamu, bulan.."
"Nyari udara malam aja, bunda."
"Udara malam? Ini hujan sampai kamu basah kuyup begini, ayo segera mandi dan ganti bajumu bunda akan buatkan kamu susu."
Setelah itu, Gemintang menaiki tangga untuk berganti pakaian saja tanpa mandi karena ia sengaja menginginkan dirinya sakit.
Tak lama kemudian Bunda Ifa masuk untuk memberikan susu hangat untuk Gemintang agar tubuhnya terasa lebih hangat, terlihat dari wajah putrinya ia sangat merindukan kehadiran Shaka di sampingnya karena belakangan ini Gemintang hanya berbicara sepatah kata saja tidak seperti dahulu yang selalu bercerita ketika dirinya selepas pulang sekolah dan lainnya.
"Bunda? Bulan boleh kangen Shaka?"
"Boleh, tapi jangan berlebihan ya?"
"Besok bulan mau kerumah Shaka, di kuburan sama Tian dan lainnya."
Ifa hanya mengangguk anggukan kepalanya dan langsung menyuruh Gemintang untuk tidur, setelah memastikan putrinya tertidur pulas, Ifa mengecup kening Gemintang sambil berkata,
Bunda tau sangat kamu merindukan kehadiran Shaka di hidup kamu, segitu pentingnya Shaka di dalam hidup kamu ya nak? Sampai kamu tidak pernah lagi berdeeptalk bareng bunda lagi setiap kamu pulang sekolah... Tapi bunda yakin, kamu akan mendapatkan sosok laki-laki yang pantas untuk kamu...
Sekian terimakasih, see you semuanya... Tunggu cerita ini terbit saja ya✋🏻✋🏻✋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Dan Langit Senja✓
General FictionBantu baca sama vote yaaa Banyak teman teman yang tanya siapa itu Shaka? Shaka itu anak laki-laki yang di temu oleh Sarah dan Candra waktu mereka belum mempunyai anak, selepas Shaka mulai menginjak remaja dirinya sudah di perlakukan ayahnya tidak ad...