Chapter 6

88 78 7
                                    

Beberapa hari yang lalu Shaka sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah karena kondisi Shaka sudah mulai membaik dan di persilahkan untuk pulang kerumah dan beristirahat selama 2 hari dan selanjut ia diperbolehkan untuk kembali sekolah seperti bias...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari yang lalu Shaka sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah karena kondisi Shaka sudah mulai membaik dan di persilahkan untuk pulang kerumah dan beristirahat selama 2 hari dan selanjut ia diperbolehkan untuk kembali sekolah seperti biasa, namun sayang shaka ingin sekali bersekolah seperti adik adiknya tetapi apa daya Shaka sekarang yang menjadi anak tunarungu alias kehilangan pendengarannya jika bersekolah ia tak akan bisa mendengar apa yang sedang guru jelaskan

Pagi itu Shaka sudah terbangun lebih awal dari yang lain untuk belajar dan setelah itu ia langsung mandi dan bersiap diri untuk kesekolah, setelah itu ada chat masuk entah itu dari siapa lalu shaka membuka handphone ia lalu....

085*****

shaka...

hari ini masuk sekolah?

Lalu Shaka pun heran karena ia sebelumnya tak pernah berkontak dengan siapapun, Shaka bertanya kepada dirinya sendiri lalu membalasnya dengan sopan

dengan siapa?

iya hari ini gue berangkat, ada apa?

Lalu tak lama kemudian centang yang sebelumnya abu abu berubah menjadi biru lalu setelahnya nomor tak dikenal itu pun kembali mengetik

ini gue Gemintang

jujur gue kangen lo ka, maaf lancang...

Shaka langsung membulat kan matanya dan ada apa ini? Kenapa tiba tiba padahal belum sempat dirinya kenalan lebih jauh kenapa dia langsung begini? Lalu di buat kaget dengan ayahnya yang tiba tiba ada di belakang Shaka dan menepuk pundak Shaka dengan keras dan apa yang Candra lakukan? Ia mendorong keras dirinya hingga terkena tembok cukup keras sehingga Shaka termeringis kesakitan

"Ayah? Kenapa dorong Shaka? Shaka salah apa sama ayah?"

Candra tak mendengarkan apa yang shaka katakan dan kembali meremas kerah seragam anak itu dan matanya melotot sehingga Shaka merasa ketakutan, ingin sekali ia berteriak tetapi itu mustahil karena kamarnya itu kedap suara

||°||

Sarah sedang menyiapkan makanan untuk dibuat sarapan seisi rumah, kali ini Sarah yang memasak bukan bi Ina, bi Ina hanya membantu memotong sayuran dan mencuci sayuran dan setelahnya Sarah menyiapkan kotak bekal untuk Shaka, Juan dan Anka tetapi ia merasa ada yang kurang tapi apa? Dan 2 menit ia tersadar bahwa Shaka lah yang belum keluar dari kamarnya padahal ini sudah jam 06.25 kenapa rasanya tidak enak sekali...

"Non tumben den Shaka belum keluar kamar, biasanya jam segini sudah di depan meja makan, saya izin kekamar den shaka ya non? Mau panggil dia sarapan"

"Saya ikut bi"

Lalu bi Ina pun mengiyakan Sarah lalu naik keatas untuk menghampiri kamar Shaka dan tak lama kemudian Sarah mengetuk pintu Shaka dan membukanya ternyata kamarnya terkunci lalu bi Ina menyuruh Sarah untuk diam sebentar dan apa yang terjadi? Bi Ina dan Sarah mendengar tangisan shakya dan bentakan Candra lalu sarah pun menggedor gedor pintu terlalu kuat dan di mulai mengeluarkan air mata takut jika anak sulungnya itu kenapa kenapa karena kekerasan Candra

Sementara bi Ina teriak memanggil pak Dani, ternyata Juan dan Anka pun mendengar bi Ina teriak memanggil pak Dani langsung menyusul bi Ina keluar rumah dan menanyakan apa yang terjadi, setelah bi Ina menceritakan semuanya Juan dan Anka pun langsung berlari keatas mengarah ke kamar Shaka dan melihat sang ibu menangis terisak isak Juan pun membantu mendobrak pintu kamar Shaka dan ternyata itu mustahil itu tidak bisa di buka karena Juan tidak kuat dan akhirnya pak Dani dan bi Ina pun kembali di depan kamar Shaka dan pak Dani mendobrak sekuat tenaga akhirnya terbuka lah pintu itu

"SHAKAAA!!!!"

"ABANGGG!!"

"DEN SHAKA!!"

Saat mendengar suara jeritan dari keempat orang itu Candra pun mengakhiri pukulannya kearah muka Shaka dan Sarah yang melihat itu langsung menangis dan mendorong Candra dengan kuat, apa yang dilakukannya.... Anak itu tak salah apa apa mengapa ia di perlakukan tidak adil kepada sang ayah melainkan mendapat penderitaan yang mengenaskan sungguh kasihan nasib anak sulung itu....

"SARAH! SUDAH BERANI SEKARANG HAH? SUDAH BERANI DORONG GUE SAMPAI JATUH?"

Sarah pun tak memperdulikannya melainkan membalas bentakan dari Candra membuat Candra terdiam dan langsung pergi begitu saja

"KENAPA HARUS TAKUT? KARENA LO CANDRA, KARENA LO JUGA GUE BERANI DORONG LO SAMPAI JATUH, ITU BALASAN JIKA LO BERANI APA APAIN SHAKA! CAMKAN ITU NDRA!"

Sementara Juan, Anka, bi Ina,dan juga pak Dani memeluk Shaka yang seluruh badannya gemetaran dan kulit yang penuh dengan bekas pukulan, Juan pun akhirnya menangis ia tak kuat melihat abang yang begitu ia sayangi walaupun bukan anak kandung dari Sarah tetapi keluarganya menerima Shaka dengan baik tetapi tidak dengan Candra.

haloo halooo....

hari ini aku upload lagi hehe maaf kemarin malem aku sibuk gais tapi nanti bakalan post sekitar jam 8 lebih ya, bantu vote yaaa biar lebih semangat lagi bikin cerita lebih banyak dan berakhir aku jadiin novel doain yaa, stay tuned

 Aku Kamu Dan Langit Senja✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang