Chapter 13

83 71 3
                                    

Semalaman penuh Sarah hanya menangisi Shaka yang pingsan dan tak mau berbicara dengan Candra setiap Candra membuka suara, Sarah hanya diam dan menangis sampai akhirnya Candra duduk dan memeluk Sarah beralih Sarah mendorong Candra dan pergi begitu ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semalaman penuh Sarah hanya menangisi Shaka yang pingsan dan tak mau berbicara dengan Candra setiap Candra membuka suara, Sarah hanya diam dan menangis sampai akhirnya Candra duduk dan memeluk Sarah beralih Sarah mendorong Candra dan pergi begitu saja

Setelah itu Sarah memasuki kamar Shaka dan duduk di samping kasur Shaka, lalu melihat Shaka yang terbaring lemas dan tubuh yang merah akibat cambukan dari ayahnya membuat Sarah semakin ingin menangis terisak, dan tiba tiba saja Juan dan Anka masuk ke kamar Shaka lalu ikut duduk di samping Sarah dan mulailah perbincangan yang membuat mereka bertiga ikut menangis

"Bu... Maafin Juan ya, Juan belum bisa jadi adik yang baik buat abang"

"Anka juga Bu, karena Anka ayah jadi lebih pilih kasih antara Abang dan kita"

Lalu Sarah menggeleng gelengkan kepada dan memeluk mereka berdua sampai akhirnya Shaka terbangun dan ia kembali merasakan sakit pada telinganya, membuat Ibu Juan dan Anka merasa panik sementara Anka langsung berlari keluar dan memanggil pak Dani untuk menelepon kan dokter karena Shaka mengeluh kesakitan pada telinganya, dan Candra yang melihat Anka begitu panik ia kali ini merasakan salah pada dirinya ingin sekali ia berminta maaf kepada Shaka tapi dirinya malu sekali

Sudah 10 menit yang lalu dokter keluar dari kamar Shaka dan berpesan kepada Sarah agar rutin memberikan obat tetes telinga yang di berikan oleh dokter untuk Shaka dan sedikit obat untuk menghilangkan rasa sakit pada telinga Shaka

||°||

Sementara Anka yang masih merasa takut pada kejadian tadi Anka langsung mencari handphone dan membuka WhatsApp untuk mengirim pesan kepada Gemintang, kenapa harus Gemintang tidak yang lainnya? Iya karena Gemintang adalah orang pertama yang bisa membuat Juan dan Anka merasa aman dan bisa untuk jadi tempat cerita

Kak Gemintang

Kak

/Panggilan audio tidak terjawab 2×

Kak

Buka chat Anka sebentar

Dan tak lama itu Gemintang membuka pesan dari Anka yang ingin menceritakan kejadian yang baru saja Shaka alami dan membuat Anka merasa ketakutan

Kenapa Anka?

Ka?

Ada apa?

Anka takut

Bang Shaka kena cambuk ayah

Sama di siram air keran

Anka takut kak

Nanti pas sekolah, Anka boleh ketemu sama kakak sebentar?

Sebentar aja


Anka?

Jangan bohong

Jangan bikin kakak khawatir

Anka ga bohong

*Picture

Ini foto tangan bang Shaka

Dan dari situ Gemintang kembali merasakan kekhawatiran yang sangat kuat ingin sekali ia menangis dan akhirnya air mata jatuh ke pipi chubby milik Gemintang lalu menangis dengan tangan yang bergemetaran dan saat itu bunda Ifa sedang di dapur untuk membuatkan susu untuk Gemintang namun mendengar suara tangisan dari Gemintang, bunda Ifa langsung bergegas menuju ke kamar Gemintang dan benar Gemintang sedang menangis sambil menjambak rambutnya, di situ pun Ifa terlihat sangat panik dia tau bahwa Gemintang mempunyai perasaan cemas yang begitu kuat, hanya ada mereka berdua di rumah sedangkan ayah Gemintang sedang bekerja di luar kota dan Ifa pun menangis sambil memeluk Gemintang

"Bunda... Ntang takut kalau Shaka kenapa kenapa bunda, Ntang takut Ntang harus apa bunda"

Gemintang kembali menjambak rambutnya dan di hentikan oleh Ifa karena itu kebiasaan saat Gemintang merasakan panik attack yang terlalu kuat

||°||

Juan dan Anka pun sedang menunggu Shaka kembali sadar karena sudah 2 jam yang lalu Shaka tidak tersadarkan diri selepas dirinya di periksa karena tak kuat menahan rasa sakit pada telinganya, lalu tiba tiba Candra memasuki kamar Shaka seketika Juan dan Anka pun merasa ketakutan

"Ayah? Mau ngapain lagi? Mau suruh bang Shaka buat bangun terus belajar?"

Candra pun tetap diam dan melirik ke arah Shaka lalu tiba tiba Candra mendekati Shaka dan mengusap rambut halus milik Shaka dan mencium keningnya tanpa Shaka sadari dan selepas itu Candra menoleh ke arah Juan dan Anka

"Sudah subuh, cepat mandi dan bersiap siap untuk pergi ke sekolah, jangan bilang kalau ayah sudah mencium kening milik abangmu itu hanya sebagai perminta maafan dari ayah karena ayah bersalah"

Lalu tanpa lama akhirnya Candra pun langsung pergi dan menutup kembali pintu kamar Shaka dan Juan pun melirik ke arah Anka dan sebaliknya akhirnya pun Shaka kembali sadar dan untungnya ia tidak merasakan kembali sakit di telinganya karena tadi sudah di teteskan cairan obat di telinga Shaka dengan ibu dan sekarang ia sedang beristirahat karena kebanyakan menangis akibat kejadian itu

"Bang Juan? Anka ga salah lihat kan tadi ayah cium kening abang?"

"Nggak dek, abang juga kaget kenapa ayah tiba tiba saja baik sama abang"

Haloo, stay tuned yaa!!





 Aku Kamu Dan Langit Senja✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang