Part 10 : Candy

2.1K 239 11
                                    

Kath dan Lin berangkat bersama pagi ini, Kath ke sekolah dan Lin ke kantor, pagi ini mereka bangun kesiangan, siapa lagi pelakunya yang membuat mereka kesiangan kalau bukan Kath, Lin memacu mobilnya dengan cukup cepat, dia hanya tidak ingin Kath terlambat sampai di sekolahnya.

"Belajar yang benar, ok?", ucap Lin pada Kath, saat ini mereka sudah tiba di depan sekolah.

Kath menatap Lin, "bisakah perkataan itu diganti dengan aku tidak sabar bertemu denganmu, begitukan lebih romantis, ucapanmu tadi seperti seorang ibu yang menasehati anaknya", jawab Kath dengan wajah seperti bayi.

"Baiklah, aku akan sangat merindukanmu, love u sayang", ucap Lin sambil memperlihatkan gummy smile nya pada Kath.

Kath yang melihat Lin tersenyum, ditambah kata manis yang diberikan oleh wanita itu untuknya seketika membuat Kath menarik tengkuk wanita itu dan mencium bibirnya, "aku akan mengunjungimu di kantor saat pulang sekolah nanti", jawab Kath, gadis itu lalu keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam sekolah.

Lin mematung hingga semenit kemudian dia tersadar, "ishh...dasar anak nakal, kenapa dia suka sekali mencium ku tanpa aba-aba begitu", Lin lalu bercermin pada spion mobil, "Haisss...lipstikku", keluhnya lagi, dia kemudian merapikan lipstiknya yang sempat belepotan.

Skip...

Bel istirahat berbunyi, Kath dan Irin menuju ke kantin untuk makan siang, suasana kantin selalu ramai setiap hari,

"Apa aku boleh duduk disini?", tiba-tiba sang ketua OSIS muncul dan bergabung dengan kedua gadis itu.

Irin menatap kebingungan tapi Kath biasa saja, dia bahkan mempersilahkan Brigh bergabung dengan mereka. "Apa aku boleh meminta nomor hp mu Kath?", tanya Brigh. Kath masih menikmati makanannya, "akan aku berikan asal pacarmu tidak mencari masalah denganku", jawab Kath.

Irin menendang kaki Kath, saat Kath menatapnya Irin memelototi Kath seolah mengatakan "jangan cari masalah",

"Aku dan Dasha sudah putus, aku harap kita bisa berteman Kath", ucap Brigh lagi.

Kath lalu mengambil handphone di saku baju seragamnya, "isi sendiri nomormu di handphone ku, biar aku yang mengabari duluan", ucap Kath.

Mendapat lampu hijau, Brigh dengan semangat mengisi nomornya pada handphone Kath, setelah selesai pria itu berpamitan pergi.

"Kath kau memang mencari gara-gara, lihatlah bahkan seisi kantin ini melihat ke arah kita", ucap Irin setelah Brigh pergi.

Kath terlihat tenang, dia bahkan menghabiskan milk tea nya dengan pelan, "Brigh bukan tipeku, dia tidak akan pernah bisa membuatku jatuh cinta padanya, karena aku sudah mencintai orang lain, lagi pula meminta dia mengisi nomornya di hp ku bukan berarti aku akan menghubunginya, aku hanya ingin membuat dia berhenti mengejar ku", Jawab Kath sambil mengedipkan mata pada Irin.

"Kau sudah punya pacar Kath?",

"Hemmm...bisa dikatakan begitu, dia selalu membuatku ingin cepat pulang", jawab Kath sambil tersenyum, sialan dia tiba-tiba terbayang bibir manis bibi tercintanya itu.

Sementara itu Lin baru saja menyelesaikan meeting, pekerjaan nya belum terlalu banyak, merasa bosan wanita itu lalu mengunjungi butik sahabatnya Jenni.

Butik...

"Aku senang akhirnya kau bukan pengangguran lagi", ucap Jenni sambil membawakan secangkir teh untuk Lin.

Wanita itu menyandarkan tubuhnya di sofa, dia kemudian meletakkan kakinya pada meja yang ada di depannya, "aku hanya ingi terlihat berguna saja, aku sudah terlalu banyak menghabiskan uang kedua orang tuaku", jawab Lin sambil meminum teh buatan Jenni.

Jenni tertawa, "Menjadi berguna memang harus Lin, setidak kau bukan lagi beban keluarga", ucap Jennie lagi.

Lin kemudian berdiri dan mulai melihat gaun-gaun indah di butik itu, matanya lalu tertuju pada gaun tidur yang sangat indah berwarna hitam, "Aku suka gaun ini, bungkuskan untukku", ucap Lin.

"Untuk siapa?, ada keluargamu yang akan menikah?, maksudku itu gaun yang sangat cocok untuk pengantin baru", jawab Jenni.

Lin menatap sahabatnya itu, "Ah..aku yang akan memakainya, apa tidak boleh seorang wanita single memakai gaun tidur seperti ini?", tanya Lin.

Jenni tertawa lagi, sahabatnya itu sangat lucu, "boleh, kata siapa tidak boleh, baiklah aku akan membungkusnya untukmu", jawab Jenni. "aku pikir kau akan memberikan gaun tidur ini untuk Kath", tiba-tiba Jenni membicarakan Kath.

Lin langsung menjadi gugup, "Di..dia masih anak SMA, belum cocok memakai baju begini", jawabnya. Jenni menatap Lin, wanita itu lalu tersenyum pada Lin, "aku tahu", jawabnya.

Skip...

Pukul tiga sore, Lin masih berada di kantor, Kath mengiriminya pesan kalau gadis itu akan datang menemuinya, sebenarnya Lin menolak, dia lebih suka mereka bertemu di rumah saja, tapi Kath malah membalas chatnya dengan lima puluh stiker api, tentu saja kalian tahu apa maksudnya itu.

Lin merasa sedikit mengantuk, dia lalu menyandarkan kepalanya di kursi dan memejamkan matanya.

Ceklek...

Seorang gadis berseragam SMA baru saja masuk ke dalam ruangan itu, gadis itu menatap Lin yang tertidur di kursi kebesarannya, dengan senyuman dia mendekati Lin dan mencium bibir wanita itu dengan singkat.

"Kath?", ucap Lin.

Kath tersenyum, dia lalu meletakkan jari telunjuk pada bibirnya seakan mengatakan diam pada Lin, gadis itu lalu menuju pintu dan menguncinya dari dalam. Kath kemudian berjalan cepat dan langsung duduk di pangkuan Lin, "Aku merindukanmu", ucapnya lalu mencium bibir Lin.

Mereka saling melumat satu sama lain, Kath melingkarkan tangannya pada leher Lin sambil sesekali mengelus pipi wanita itu, sedangkan Lin memeluk pinggang Kath. keduanya larut dalam ciuman pelan tapi dalam itu, hingga penyatuan bibir itu terputus karena pasokan oksigen yang berkurang,

Lin membelai punggung Kath dengan lembut, dia lalu menyisipkan rambut wanita itu di telinganya, Kath menatap Lin dengan intens, "kau sudah makan sayang?", tanya Lin.

Kath mengangguk, "tadi aku makan bersama Irin, lalu ketua OSIS datang bergabung bersama kami, namanya Brigh dan dia meminta nomor handphone ku, tapi aku tidak memberikannya sebagai gantinya aku memintanya mengisi sendiri nomor handphonenya pada hp ku", Jawab Kath, dia menceritakan semuanya pada Lin.

Lin mencium dada Kath, dia menghirup aroma parfum yang bercampur aroma matahari di baju itu, "apa dia tampan?", tanya Lin lagi.

Kath membelai rambut Lin, "setampan apa pun dirinya, dia tidak akan pernah mampu membuatku jatuh cinta padanya, karena aku hanya milikmu", jawab Kath.

Lin merasa sangat puas dengan jawaban Kath, "itu baru keponakan tercintaku", ucapnya lagi, Lin kemudian mengambil sebungkus permen di mejanya, dia membuka permen itu dan memasukan ke dalam mulutnya, Kath terus menatap mulut Lin yang menghisap permen itu, "Apa itu enak?", tanya Kath.

Lin mengangguk, "kau mau mencobanya?", tanya Lin. Hingga kemudian dia menarik tengkuk Kath dan memasukan permen itu kedalam mulut gadis yang ada di pangkuannya tersebut, Mereka kembali berciuman, permen itu bermain di antara lidah kedua gadis yang saling mengait itu, Tak tanggung-tanggung, sepuluh bungkus permen mereka makan bersama-sama.

My Sweet NieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang