Part 12 : Tanda Kepemilikan dan Jennie

2.2K 238 4
                                    

Lin terus berjalan dengan kesal menuju kamar hotel, di belakangnya Kath hanya mengikuti dengan senyuman, akhirnya dia membuat Lin terbakar cemburu.

"Apa maksudmu dengan semua ini?, apa kau sengaja melakukannya di hadapanku Kathrine?", tanya Lin, saat ini mereka telah berada di dalam kamar mereka.

Kath belum menjawab, membantah disaat Lin sedang emosi begini hanya akan memperkeruh suasana, Kath hanya diam menatap wanita itu.

Lin mendekati Kath, "kau tidak punya mulut?, kenapa kau hanya diam haa?, jawab aku, apa kau sengaja melakukannya?", tanya Lin kembali.

"Iya, aku memang sengaja melakukannya, agar kau menjauhi Tawan dan teman-teman mu berhenti membuatmu kembali bersama pria itu", jawab Kath, gadis itu perlahan membuka dress yang ia kenakan sehingga menyisakan bra dan CD berwarna hitam, "kau tahu, kegilaanku kan?, aku memiliki sifat cemburu yang sangat tinggi dan aku juga posesif Lin, tapi caraku berbeda dengan wanita lain, aku bisa membuat dirimu terbakar api meskipun saat itu kau sedang tidak menggenggam bara di tanganmu", tambahnya lagi.

Kath kemudian berjalan menghampiri Lin, "satu sama honey, kita impas sekarang", ucapnya, Kath lalu menjulurkan lidahnya dan menjilati bibir Lin dengan lembut, "Aku menginginkanmu", bisiknya pada Lin.

Skip...

Pagi yang cerah secarah hati Lin, dia masih berada di tempat tidur dengan Kath yang masih memeluknya erat, darahnya berdesir saat merasakan gesekan kulit telanjangnya dengan Kath, jangan tanya kenapa semalam mereka telah menghabiskan waktu bersama, Lin mencoba met replay kembali adegan semalam dan itu sukses membuatnya tersenyum malu-malu. Siapa sangka Kath bisa begitu hebat semalam, dia membuat Lin benar-benar kewalahan, Lin menyibak selimut yang menutupi tubuh mereka, tubuh polos yang saling menempel itu membuatnya sedikit malu.

"Jangan ditatap terus, nanti wajahmu bisa semerah kepiting rebus", ucap Kath, gadis itu semakin mempererat pelukannya pada Lin, sebuah kecupan mendarat di puncak kepala Lin.

Lin menggenggam tangan Kath, "Aku menyayangimu Kath", ucapnya.

"Aku lebih menyayangimu", jawab Kath.

Sebuah perasaan sedih tiba-tiba menghampiri Lin, rasa takut kalau sampai hubungan mereka diketahui keluarganya, apa yang akan dia katakan pada Ken dan Nitta kalau ternyata anak yang mereka titipkan padanya ternyata malah dijadikannya sebagai kekasih. Lin kemudian mencium leher kath dan beralih pada dagu gadis itu, "bangunlah, kita akan sarapan bersama", ucap Lin.

Pukul sepuluh pagi, mereka sudah selesai sarapan, tidak ada lagi pemaksaan pada Lin saat makan pagi, seolah semua teman-temannya tertohok dengan ucapan Lin semalam kepada Tawan. Kabar baiknya lagi, pagi-pagi sekali Tawan sudah kembali ke Bangkok, akhirnya dia menyadari bahwa Lin tidak akan pernah lagi kembali padanya.

Setelah selesai sarapan mereka lalu berjalan-jalan menikmati pemandangan pantai Phuket, Lin memakaikan sunblock  pada tubuh Kath, gadis itu ingin mandi di pantai bersama Nam dan yang lainnya.

"Jangan berenang terlalu jauh yah", ucap Lin.

Kath menghela nafasnya perlahan, "sudah aku bilang jangan berbicara seperti seorang ibu yang menasehati anaknya, kau tetap tidak mengerti", keluh Kath.

Lin tersenyum, "baiklah sayangku, jangan mendekati para pria itu, aku memantau mu dari sini", jawab Lin lagi.

Kath kemudian tertawa, dia menjulurkan bibirnya, "berikan aku ciuman", ucapnya.

Lin menutup bibir Kath dengan tangannya, "jangan gila ada banyak orang disini, nanti saja", jawab Lin.

Kath mengerucutkan bibirnya, "baiklah, nanti malam lima ronde, ok", bisiknya pada Lin, gadis itu lalu berlari menuju laut dan bergabung bersama Nam dan lainnya. Tidak lama kemudian Jenni datang bergabung dengan Lin.

My Sweet NieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang