Waktu terus berjalan, tidak terasa kandungan Kath sudah memasuki usia sembilan bulan, walau pun hanya tinggal menunggu waktu melahirkan tapi Kath selalu terlihat berstamina dan kuat, dia bahkan masih aktif mengurus pekerjaan ibu rumah tangga, walau pun Lin selalu marah-marah karena takut terjadi sesuatu pada istrinya itu.
Hari ini Lin pulang lebih cepat, baru pukul satu siang dan dia sudah pulang, tidak lupa dia membeli rujak jambu untuk Kath. Sesampainya di rumah Lin langsung menuju ke kamarnya dan Kath tapi dia tidak menemukan Kath di dalam kamar, Lin kemudian mencari Kath di seluruh penjuru rumah, hingga dia mendengar suara dari arah dapur, Lin melihat Daddy dan Mommy nya ditambah lima orang ART sedang berada di taman belakang, mereka tampak sangat serius, karena penasaran Lin mendekati mereka.
"Kath!!," teriak Lin, saat melihat gadis itu sedang menjemur pakaian di belakang rumah.
Semua orang kaget mendengar teriakan Lin, bahkan Kath pun ikut kaget. "kenapa kalian berdiri saja disini dan tidak membantunya?, apa kalian mau saya pecat?!", ucap Lin dengan nada marah.
Para IRT itu kemudian mundur ke belakang dan menunduk, mereka sangat takut jika Lin sudah marah-marah, "Lin, tenang dulu sayang", ucap Nyonya Chankimah, sepertinya ada kesalahpahaman disini.
"Kenapa baru datang sudah marah-marah?", tanya Kath.
"__"
"Mereka tidak membiarkan ku, tapi aku yang mengerjakannya sendiri, aku hanya mencuci saja dan menjemur pakaian ini", ucap Kath lagi.
Lin terlihat marah, bisa-bisanya Kath terlihat santai seperti itu. "cuma?, cuma mencuci pakaian?, siapa yang menyuruhmu mencuci pakaian?, untuk apa ART lima orang di rumah ini kalau mencuci pakaian masih dilakukan olehmu?", Lin benar-benar emosi.
Tanpa menunggu jawaban dari Kath, wanita itu langsung berbalik masuk ke dalam rumah dan meninggalkan mereka di taman belakang rumah.
Nyonya Chankimah mengusap bahu Kath dengan lembut, "mommy bilang juga apa, jika Lin tahu dia pasti akan sangat marah, pergi dan bujuk dia", ucap nyonya Chankimah.
Skip...
Malamnya, Lin masih mendiamkan Kath, sebenarnya tadi siang Kath sudah bicara padanya tapi wanita itu masih terlihat kesal, Lin tampak asik dengan laptopnya. Kath merasa sedih karena terus di abaikan oleh Lin, wanita itu bahkan tidak mau bicara dengannya.
Kath mendekati Lin dan duduk di sampingnya, "Maafkan aku, aku tidak akan melakukannya lagi",
"__"
"Sayang, aku bicara denganmu, maafkan aku yah",
"__"
"Hiks...hiks...kenapa kau tidak mau bicara denganku?, ya sudah tidak usah bicara, biarkan anak ini ikut merasakan kesedihanku karena diabaikan olehmu", ucap Kath sambil berjalan menuju ranjang dan berbaring di sana.
Lin langsung menutup laptopnya dan menghampiri Kath, dia lalu menghapus air mata istrinya itu dan menciumi bibir serta perut buncit Kath, "aku mohon jangan melakukannya lagi, jaga dirimu dan bayi kita untuk ku Kath, aku sangat menyayangimu dan bayi kita", ucap Lin sambil mengusap perut Kath.
Kath mengangguk sambil menangis, "aku hanya ingin mencuci bajumu saja, mommy dan daddy sudah melarang tapi aku yang mau melakukannya", jawab Kath.
"Kenapa malah memikirkan baju kotorku?, aku tidak perduli dengan baju kotor itu, bahkan bila perlu aku kosongkan lemari bajuku dan aku ganti dengan baju baru semua, ini terakhir kalinya kau mencuci baju, ok!", ucap Lin lagi.
"__"
"Sekarang biarkan aku memijat kakimu, sepertinya betismu sudah semakin besar sayang", tambah Lin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Niece
Любовные романы-Lin Bagiku dia seperti permen rasa stroberi, meski pun terasa asam tapi aku suka memakannya lagi dan lagi. -Kath Aku tidak suka bunga, tapi tulip menjadi pengecualian untukku, karena orang yang aku sukai menyukai bunga itu.