Lin dan Kath kembali tinggal bersama dengan kedua orang tua Lin dan sudah tiga hari ini pula nyonya Chankimah kembali pulang ke rumahnya, nyonya Chankimah berencana akan menggelar kembali acara pernikahan Lin dan Kath, tapi acara itu akan dilaksanakan setelah mommy Lin itu sudah benar-benar pulih.
Sejak tadi Kath merasa kesal di kamarnya, waktu sudah menunjukan pukul empat sore dan Lin belum juga kembali, wanita itu pergi melepas kangen dengan teman-temannya, sebenarnya dia juga mengajak Kath tadi tapi gadis itu memutuskan di rumah saja menjaga ibu mertuanya.
"Awas saja kalau kau pulang, aku benar-benar akan menghukum mu", ucap Kath dengan kesal.
Kath kemudian pergi ke dapur mengecek para ART yang sedang bekerja, sudah tiga hari ini pula dia selalu pergi ke dapur dan melihat pekerjaan para ART, dia ingin belajar memasak san sebagainya, biar bagaimana pun sekarang dia telah menjadi ibu rumah tangga.
"Sayang, ternyata kamu disini, ayo ikut mommy sebentar", ucap nyonya Chankimah pada Kath, gadis itu lalu mengikuti ibu mertuanya masuk ke kamar.
Lin tampak heran dengan mertuanya itu, tak lama kemudian ibu mertuanya meminta Lin mendekat padanya, "sayang ini untukmu, mommy menyiapkan ini untuk Lin jika dia menikah nanti, tapi karena kau telah menjadi pasangannya maka mommy memutuskan akan menyerahkan ini padamu, ambilah", ucap nyonya Chankimah sambil memberikan sebuah kotak perhiasan berisi satu set berlian.
Kath menatap nyonya Chankimah denga terkejut, "mom, sepertinya ini berlebihan, kenapa tidak diberikan pada Lin saja", tanya Kath.
Nyonya Chankimah tersenyum, "sama saja, dia akan tetap memberikan ini padamu, ambilah sebagai hadiah dari mommy dan daddy, Lin melamarmu tanpa seserahan maka biarkan ini menjadi hadiah pernikahan dari kami untukmu", jawab Nyonya Chankimah.
Kath merasa terharu dengan perlakuan ibu mertuanya, gadis itu lalu memeluk ibu mertuanya dengan erat, "terima kasih banyak mom, terima kasih telah menerima aku sebagai menantu mommy dan daddy", ucap Kath.
"Kami sangat menyayangi Lin dan siapa pun yang dicintai oleh Lin pasti akan kami sayangi pula", jawab nyonya Chankimah.
Skip...
Lin baru tiba dari rumah Jenni, dia benar-benar melupakan bahwa sekarang dia sudah menikah, dia baru mengingat status barunya itu setelah Jennie mengingatkannya, saat ini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, Lin perlahan masuk ke dalam kamarnya dan Kath, dia melihat Kath sudah tidur, dengan perlahan dia mendekati Kath dan mencium pipi istrinya setelah itu Lin membersihkan dirinya.
"Dasar, awas saja kau yah", Kath ternyata belum tidur, dia menyiapkan sesuatu untuk menunggu Li selesai mandi.
Lin baru saja selesai mandi, saat dia keluar dari kamar mandi dia kaget melihat Lin sudah berdiri di depan kamar mandi dengan tangan di lipat di dada, "Aiss...sayang kau?, bukankah kau sudah tidur?, kenapa bangun lagi?", tanya Lin saat melihat Kath sudah bangun.
"Bagaimana aku bisa tidur, kalau kau baru pulang sekarang, bagus yah apa sekarang kau sudah melupakan aku?", tanya Kath dengan kesal.
Lin langsung memeluk Kath dan mencium bibirnya, "aku hanya keasikan mengobrol dengan teman-temanku, tapi aku tidak akan pernah melupakanmu sayang", jawab Lin sambil mencium kembali bibir Kath.
Kath lalu mengambil sebuah baju dan memberikannya kepada Lin, "kau akan aku hukum, pakai baju ini", perintah Kath.
Lin tampak kaget, "ini kan baju seragam mu waktu SMA dulu, kenapa aku harus memakainya?", tanya Lin lagi.
"Sudah pakai saja, tidak usah banyak tanya", jawab Kath.
Lin lalu membuka handuknya dan memakai seragam sekolah milik Kath waktu SMA dulu dan memakainya tanpa dalaman, "Apa hukuman saya bu?", tanya Lin dengan wajah yang dibuat seperti gadis nakal.
Kath lalu menarik dagu Lin dan mencium bibirnya dengan rakus, "naik ke ranjang sekarang", ucapnya. Lin lalu menuruti perintah Kath.
Kath kemudian memukul bokong Lin dengan tangannya, setelah ini dia mengambil kain dan menutupi kedua mata Lin, tak lupa dia juga memborgol kedua tangan Lin, "Hemmm...sayang, aku tidak bisa melihat dan menyentuhmu sekarang", ucap Lin.
"ini hukumanmu dan kau tidak akan bisa melihatku apa lagi menyentuhku malam ini, karena akulah yang akan melakukannya", jawab Kath.
Perlahan Kath mulai membuka semua bajunya hingga ia telah bugil, wanita itu lalu merangkak naik ke atas tubuh Lin dan membuka baju seragam yang Lin pakai, "Ahhhh....Kath", desah Lin saat dia merasakan Kath menghisap payudaranya.
"Aku akan memporak porandakan dirimu malam ini, bersiaplah sayang kali ini kau tidak akan bisa berbuat lebih selain mendesah sampai pagi", ucap Kath dengan serak sambil terus meraba tubuh Kath yang hanya tinggal memakai baju seragam saja,
Skip...
Paginya, Lin terbangun saat merasakan sinar matahari mengenai wajahnya, dia begitu lelah bahkan setelah bangun tidur, jangan tanya kenapa semalaman Kath tidak membiarkan dia beristirahat, bahkan saat pandangannya mulai sayu karena sudah mengantuk, Kath masih saja menghukumnya.
Lin merasa seluruh tubuh dan persendiannya sakit, apa lagi dibagian bawah sana dia merasakan area kewanitaannya agak perih karena terus di hujam oleh Kath semalam dengan alat berbentuk kelamin pria yang ukurannya agak besar, belum lagi tanda merah di sekujur tubuhnya, hukuman ini adalah hukuman paling enak tapi juga sangat berat.
Perlahan Lin keluar dari pelukan Kath dan berjalan dengan sedikit mengangkang ke kamar mandi, wanita itu lalu berendam di bathub dengan air hangat agar dia merasa lebih rileks, saat Lin sedang berendam tiba-tiba handphonenya berbunyi, gadis itu lalu mengangkatnya.
Sepuluh menit berbicara dengan seseorang akhirnya Lin mematikan telpon itu, dia lalu tersenyum namun tatapannya sangat dingin, "permainan akan segera dimulai, mata harus dibalas mata", ucapnya.
Tak ada yang tahu rencana apa yang sedang dia susun, yang jelas Lin sedang ingin melakukan sesuatu yang tidak akan pernah dilupakan seseorang di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Niece
Romance-Lin Bagiku dia seperti permen rasa stroberi, meski pun terasa asam tapi aku suka memakannya lagi dan lagi. -Kath Aku tidak suka bunga, tapi tulip menjadi pengecualian untukku, karena orang yang aku sukai menyukai bunga itu.