Satu tahun kemudian...
Hari ini Lin akan menemani Jennie melakukan fitting gaun pengantin, sahabat dekatnya itu akhirnya dilamar oleh kekasihnya Taehyoung, Pukul satu siang, kedua gadis itu berangkat ke salah satu butik ternama di Bangkok untuk melakukan fitting baju pengantin, "Lin sampai kapan kau akan memakai baju serba hitam terus?, aku ingin kau, Rose dan Nam menjadi Bridesmaids ku nanti, masak gaunmu harus warna hitam sih?", tanya Jenni, dia sebenarnya agak ragu bertanya pada Lin.
Sejak kematian Kath setahun yang lalu, Lin tidak pernah jauh dari warna hitam, semua pakaiannya diganti menjadi warna hitam sampai hari ini, tidak sedikit pun Lin menggantinya dengan warna lain, dia juga telah menjadi sosok wanita yang dingin dan agak pemarah, kepergian Kath benar-benar mengubah kehidupan Lin.
"Biar Nam dan Rose saja, aku tidak perlu yang pentingkan aku hadir di pernikahanmu", jawab Lin.
Jenni pura-pura kesal, "aku sangat memimpikan pernikahan yang benar-benar sesuai harapanku, ada keluarga dan sahabat terdekatku, bahkan hanya satu hari saja kau tidak mau memihak diriku", ucap Jenni dengan raut wajah merajuk.
Lin menatap sahabatnya itu, "kita lihat saja nanti", jawabnya.
Pernikahan Jenni akan dilaksanakan minggu depan dan resepsi keduanya akan di adakan di Seoul di kota kelahiran Taehyoung, Lin harus mengosongkan jadwalnya dua minggu depan karena dia harus berangkat ke Seoul untuk menghadiri resepsi pernikahan Jenni di sana.
Skip...
Dua minggu kemudian, Lin sedang memasukan baju-bajunya ke koper, nanti malam dia akan berangkat ke Seoul bersama Nam dan Rose.
"Apa kau harus membawa seragam milik Kath juga Lin?", tanya Nam saat dia melihat Lin memasukan seragam Kath ke dalam koper miliknya.
Lin mengangguk, "dia harus ikut dimana pun aku akan pergi agar aku bisa tetap hidup", jawabnya.
Nam menatap sedih sahabatnya itu, saat dia tahu Kath telah tiada dan ternyata Lin memiliki hubungan dengan Kath, Nam merasa bersalah dulu dia terus memaksa Lin berbaikan dengan Tawan, "dia akan selalu bersama mu Lin, jangan terbebani dengan apa pun", ucap Nam.
Setelah mengobrol cukup lama, akhirnya kedua wanita itu bersiap berangkat ke bandara.
Selama dalam di penerbangan Lin hanya diam, dia bahkan tidak memperdulikan Nam yang ada di sampingnya, di dalam pikirannya dia sedang mengingat Kath, "seandainya aku bertemu denganmu di Seoul nanti", ucapnya dalam hati.
Hingga pukul 01.30 waktu Seoul Lin dan kedua sahabatnya tiba di Korea Selatan, mereka langsung di jemput oleh sopir pribadi Jenni dan diantar langsung ke hotel dimana acara resepsi akan di adakan.
Mereka mendapatkan masing-masing kamar, Lin lalu masuk ke dalam kamarnya, dia membersihkan dirinya terlebih dahulu lalu setelah itu Lin tidur.
Skip...
"Pagi ini, aku akan mengajak kalian ke butik untuk melihat hanbok yang cocok untuk kalian pakai nanti", ucap Jenni, saat ini dia dan ketiga sahabatnya sedang sarapan di restoran hotel.
"aku pikir kita akan memakai gaun seperti di Thailand, kenapa disini harus pake hanbok?", tanya Nam.
Lin enggan berkomentar, dia hanya fokus pada tehnya saja. Jennie menatap mereka, "karena aku ingin kalian bertiga mengenal kebudayaan di negara suamiku ini", jawab Jennie dengan senyum malu-malu.
Lin meminum habis tehnya, "jangan memintaku memakai hanbok dengan warna yang cerah, aku tidak menyukainya", ucapnya dengan cuek.
"tenang saja, ada kok hanbok dengan warna hitam, ya sudah sebaiknya kita cepat berangkat ke butik", ajak Jenni. hingga akhirnya keempat sahabat itu berangkat pergi ke butik.
Keesokan malamnya acara resepsi pernikahan Jenni akan digelar, Lin, Nam dan Rose sudah siap dengan hanbok mereka. Nam terus berkaca melihat dirinya dengan pakaian hanbok lengkap dengan hiasan di kepalanya, "ya ampun berpakaian seperti ini aku jadi terlihat seperti Jung Ok Jung", puji Nam pada dirinya.
Mendengar perkataan Nam membuat Rose tertawa terbahak-bahak, "kau tidak terlihat seperti Jung Ok Jung, tapi kau lebih terlihat seperi dayangnya ibu suri", ledek rose pada Nam.
Nam menatap Rose dengan kesal, "diam kau, dasar tidak setia kawan", jawab Nam dengan kesal. Nam kemudian melirik Lin, "Lin kau benar-benar mirip artis korea, siapa sih namanya itu, dia bermain dalam dram True Beauty kalau tidak salah, melihatmu memakai hanbok begini membuatmu mirip sepertinya Lin", ucap Nam lagi.
Lin tidak menanggapi perkataan Nam karena memang dia sedang tidak ingin bicara, "aku ke toilet dulu", Lin langsung beranjak pergi.
"Dasar kulkas, cepat kembali sebentar lagi acaranya dimulai", teriak Nam pada Lin.
Lin kesulitan berjalan karena hanbok yang sudah seperti gaun pengantin itu, Lin kemudian mengangkat hanbok nya dan berjalan menuju toilet. sebenarnya Lin sedang tidak ingin buang air kecil atau besar, dia ke toilet hanya untuk merokok. sejak Kath tidak ada Lin sudah kembali ke kebiasaan lamanya merokok dan minum alkohol, jika dulu dia hanya mengkonsumsi sekedarnya maka sekarang malah semaunya.
Lin sedang duduk santai di kloset sambil menghisap rokoknya, tiba-tiba dia mendengar suara tangisan dari bilik yang ada di sebelahnya, "seperti suara tangisan?, siapa yang sedang menangis di dalam toilet ini?", tanya Lin dalam hati. dia masih serius menghisap rokoknya sambil mendengarkan suara tangisan itu, tak berapa lama rokoknya sudah selesai dan Lin pun keluar dari bilik toilet.
Lin sedang mencuci tangannya sambil melihat bilik yang ada di samping toiletnya tadi, dia hanya ingin memastikan siapa yang ada di dalam toilet itu, hingga kemudian seorang wanita keluar dari bilik tersebut.
Deg...deg....deg..deg...
Lin mematung melihat wanita itu, dia seperti sedang bermimpi tapi ini adalah kenyataan, wanita itu tampak santai saja seperti tidak mengenal Lin, dengan tubuh gemetar Lin menyentuh bahu wanita itu, "Kath?", panggilnya.
Wanita itu menatap Lin dengan heran, "kau bicara denganku?", tanya wanita itu.
Lin tidak menjawab tapi dia langsung menghambur ke pelukan wanita itu, Lin menangis dan terus memeluk wanita tersebut, "aku selalu yakin kalau kau masih hidup sayang dan ternyata benar, kau memang masih hidup, aku mencarimu selama ini Kath", jawab Lin sambil terus memeluk tubuh wanita itu.
Wanita tersebut mendorong tubuh Kath, "tolong jaga sikap anda, saya tidak mengenal anda sama sekali, mungkin anda salah orang", jawab wanita itu, lalu dia beranjak pergi meninggalkan Lin.
Lin berusaha mengejar wanita tersebut, dia lalu menarik tangan wanita itu, "apa yang terjadi, ini aku Lin kekasihmu, apa kau sudah tidak ingat padaku?", tanya Lin dengan nada frustasi.
Wanita itu menghempaskan tangan Lin, "anda sudah gila?, saya bukan Kath kekasih anda itu, saya bahkan sudah memiliki suami nona", jawab wanita tersebut.
Duuuaarrr....
Suami?, Lin mematung saat mendengarkan ucapan itu keluar dari mulut wanita yang ia yakini sebagai Kath itu, "apa maksudmu?, kau sudah menikah?", tanya Lin lagi.
"Anin!?",
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Niece
Romance-Lin Bagiku dia seperti permen rasa stroberi, meski pun terasa asam tapi aku suka memakannya lagi dan lagi. -Kath Aku tidak suka bunga, tapi tulip menjadi pengecualian untukku, karena orang yang aku sukai menyukai bunga itu.