Malam itu suasana sangat hening dan udara di luar semakin dingin, kedua gadis yang baru saja selesai mandi dan makan malam bersama itu sedang duduk berpelukan di sofa, mereka terus berpelukan di depan perapian agar kehangatan terus dirasakan oleh mereka berdua.
"Lin?",
"Hemm".
"Aku akan memanggilmu dengan nama itu lagi dan aku ingin kau memanggilku dengan nama ku lagi",
"Apa pun untukmu, panggil aku dengan apa pun yang kau mau",
Kedua gadis itu kembali mempererat pelukan mereka, Kath bersandar di dada Lin dan Lin terus menciumi kepala dan kening gadis itu. "Kath, bolehkah aku mendengar ceritamu tantang bagaimana dirimu selama ini?", tanya Lin.
Gadis itu belum menjawab, dia kemudian membenamkan wajahnya di dada Lin dan menangis sesenggukan, ada luka yang menganga disana. Lin dapat merasakan semuanya, "jangan ceritakan jika itu membuatmu terluka lebih dalam", ucapnya sambil mengeratkan pelukannya.
Kath lalu mengurai pelukannya pada Lin dan memperbaiki posisi duduknya menghadap wanita itu, air matanya terus berjatuhan saat dia mencoba mengingat kembali semua hal buruk yang ia alami selama ini.
"Hari itu aku seperti sedang bermimpi saat kecelakaan itu terjadi, hati ku di penuhi dengan ketakutan yang luar biasa saat pesawat yang kami tumpangi jatuh ke laut, aku pikir aku sudah mati saat itu tapi ternyata aku adalah salah satu dari tujuh orang yang masih selamat waktu itu, kami terkatung-katung di laut selama satu empat hari tanpa makan dan hanya meminum air laut dan air hujan yang jatuh seharian di hari kedua setelah kecelakaan itu, kami sudah putus asa dengan hidup kami saat arus laut membawa kami entah kemana saat itu, namun Tuhan begitu baik Lin, ada kapal nelayan yang menemukan kami dan mereka menolong kami saat itu. mereka lalu membawa kami ke sebuah tempat seperti pelelangan ikan yang kami tidak tahu itu dimana, namun semua tidak berjalan baik, aku dan kedua teman perempuanku di jual di salah satu rumah bordil oleh orang yang menemukan kami, disitulah aku bertemu dengan Eunwoo yang kembali membeliku pada pemiliki rumah bordil itu", ucapan Kath terputus oleh tangisannya, tangannya bahkan bergetar saat dia mengingat semuanya.
Lin memeluk gadis itu kembali, "Ssshhhhh...tidak usah diteruskan sayang, biarkan saja", ucap Lin dalam tangisnya.
Kath menyandarkan kembali kepalanya di dada wanita itu, "Kau tahu, aku bukanlah istri Eunwoo tapi aku adalah maha karyanya, setiap kali dia ingin menampilkan karya seninya akulah yang akan menjadi model itu dan dipertontonkan di depan banyak orang, jika aku tidak mau melakukan apa yang ia perintahkan, maka dia akan memukulku, mengurungku di dalam kandang dan tidak memberikan makan dan minum, selama bersamanya hidupku seperti di neraka, bahkan aku tidak pernah bisa pergi kemana pun karena selalu di awasi olehnya", Kath kembali meneruskan ceritanya.
"Kau mau melihatnya?", tanyanya pada Lin
Kath lalu memperlihatkan bekas sayatan di pergelangan tangannya, "aku selalu ingin mati, tapi Tuhan membuatku selamat, mungkin karena Tuhan ingin mempertemukan kita lagi", ucap Kath.
Lin menahan tangisnya, bahkan bibirnya bergetar karena menahan tangisan itu, dia tidak pernah memperhatikan tangan itu, Lin lalu menggenggam tangan Lin dan menciumi pergelangan tangan gadis itu dengan linangan air matanya, "Kath...bisakah aku melihat bekas luka lainnya?", tanya Lin dengan air mata yang tak mampu dia tahan lagi.
Kath lalu berdiri dan membuka baju yang dia pakai hingga hanya menyisakan bra dan celana dalam saja, dia berdiri di hadapan Lin dengan berurai air mata.
Lin menutup mulutnya, hatinya seperti dihantam batu dengan keras, selama ini dia menjaga Kath bak menjaga kristal yang tak boleh lecet sama sekali dan kini gadis itu dipenuhi oleh bekas luka di sekujur tubuhnya. Lin ingin meraih Kath namun dia sudah tidak mampu hingga Lin terduduk di lantai dan menangis sejadi-jadinya.
Kath berjongkok di depan Lin dan mereka saling berpelukan, "Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan padamu Kath, apa yang sudah aku lakukan padamu?, kenapa aku menyuruhmu pergi saat itu, seandainya aku tidak mengizinkanmu pergi mungkin hal buruk ini tidak akan pernah terjadi, maafkan aku sayang, maafkan aku", ucap Lin sambil memeluk tubuh Kath dengan erat.
Jika ada luka yang lebih parah dari hari pertama ketika Lin tahu Kath menghilang saat itu, maka mengetahui penderitaan Kath selama ini jauh lebih sakit dari luka mana pun, Lin menyentuh semua bekas cambukan dan goresan di tubuh gadis itu, air matanya terus mengalir membasahi pipinya.
"Aku tidak akan pernah menyuruhmu pergi kemana pun lagi dan aku akan selalu bersama denganmu apa pun yang akan terjadi", ucap Lin, wanita itu lalu menangkup wajah Kath dan menciumi seluruh wajah gadis itu, "aku akan menikahimu", tambahnya lagi.
"Apa kau serius?".
"Tidak ada alasan bagiku untuk tidak serius, besok kita akan ke kota dan menikah di sana, setelah itu aku akan menghubungi keluarga kita di Thailand", jawab Lin.
Kath tersenyum bahagia luar biasa, dia telah menunggu waktu ini begitu lama tapi sayang ingatannya hilang saat itu dan kini akhirnya impiannya terwujud, dia dan Lin akan segera menikah.
"Tapi aku masih takut Lin", ucap Kath.
Lin menatap gadis itu, "kau takut apa?, katakan padaku?", tanyanya.
"Bagaimana kalau Eunwoo menemukan kita berdua?".
Lin memegang bahu Kath, "pria itu tidak akan menemukan dirimu, karena sebelum dia menemukanmu akan aku pastikan dia sudah bertemu duluan dengan Tuhan, pria itu akan mengalami hal buruk bahkan lebih buruk dari apa yang dia lakukan padamu, percayalah padaku sayang, aku akan membuat si brengsek itu menyesal telah menyakitimu selama ini", jawab Lin dengan penuh amarah.
Kali ini Lin akan menjadi wanita gila yang akan membuat Eunwoo menerima semua balasan atas perbuatannya kepada Kath selama ini.
"Tunggu pembalasanku pria biadab, kau akan segera aku kirim ke pangkuan Tuhan", ucap Lin di dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Niece
Romansa-Lin Bagiku dia seperti permen rasa stroberi, meski pun terasa asam tapi aku suka memakannya lagi dan lagi. -Kath Aku tidak suka bunga, tapi tulip menjadi pengecualian untukku, karena orang yang aku sukai menyukai bunga itu.