Sudah dua hari Lin di China dan selama dua hari itu pula, baik Lin atau Kath sama-sama tidak saling berkirim pesan atau apa pun itu, entahlah tapi mereka berdua terlalu malu untuk memulai percakapan walau itu hanya lewat pesan teks saja,
Kejadian hari itu sampai sekarang masih teringat jelas di dalam hati keduanya, terkadang ketika mereka mengingat itu mereka akan tersenyum tapi kemudian mereka akan merutuki diri mereka masing-masing, sungguh aneh bukan?.
Ini salah!, setidaknya itulah yang ada di pikiran Lin dan Kath, mereka adalah bibi dan keponakan walau memang mereka sadari bahwa Lin adalah adik ayah tiri Kath dan Kath adalah anak tiri saudara laki-laki Lin, tapi tetap saja ini salah, tapi lagi dan lagi perasaan selalu membenarkan bahwa yang mereka rasakan bukanlah sebuah kesalahan, "Hati tidak bisa memilih kepada siapa dia akan singga", begitu kira-kira yang dipikirkan Lin dan Kath.
"Kade apa aku boleh bertanya?", tanya Lin pada Kade, saat ini mereka sedang makan siang di salah satu restoran hotel tempat mereka menginap.
Kade mengangguk, Lin mengambil gelas berisi wine dan meminumnya, "apa kau pernah melakukan kesalahan", tanya Lin
"Huhh?", Kade merasa heran dengan pertanyaan Lin. "Tentu saja aku pernah melakukan kesalahan, kenapa?", tanya Kade.
Lin memejamkan matanya, "Bodoh, pertanyaan macam apa itu?", ucapnya pada dirinya sendiri, "Ah bukan begitu, maksudku apa kau pernah melakukan kesalahan tapi kau malah menikmati kesalahan itu", tanya Lin lagi.
Kade semakin bingung, dia tidak paham dengan arah pertanyaan Lin, siapa manusia bodoh yang melakukan kesalahan dan menikmati kesalahan itu, "aku tidak pernah berpikir akan melakukan itu, tapi aku penasaran kira-kira manusia macam apa yang akan menikmati kesalahannya", jawab Kade.
Lin menatap Kade tanpa berkedip, baiklah jawaban Kade tidak sesuai harapannya, malahan Kade seperti menganggap bahwa orang seperti itu bukanlah jenis manusia, "Seharusnya aku tidak bertanya padanya", ucap Lin dalam hati.
Skip...
Kath tidak bisa tidur, dia sangat merindukan Lin saat ini, tadi di sekolah dia bertanya pada Irin tentang cinta terlarang dan jawaban Irin sangat di luar jangkauannya, Irin menganggap wanita yang mencintai wanita adalah tipe wanita kesepian yang sudah tidak laku, hampir saja Kath memasukan bakso tenis ke dalam mulut Irin, "Sahabat tidak berguna", itu kata Kath pada Irin tadi.
"Apa aku mengiriminya pesan saja?", tanya Kath dalam hati, dia mencoba mengetik chat tapi dihapus kembali, di ketik dan dihapus kembali, hal itu terus terulang dan akhirnya Kath mengurungkan niatnya mengirimi Lin pesan, jangan coba-coba mengetik pesan, karena semakin banyak huruf yang diketik jantung Kath semakin berdetak dengan kencang.
Lain Kath, lain lagi dengan Lin, wanita itu terus mondar mandir di dalam kamarnya, hatinya ingin dia menanyakan kabar Kath tapi pikirannya melarang dia melakukan itu, "Kath itu sudah besar Lin, berhenti berpikiran aneh-aneh", "tapi aku sebagai bibinya disini bukan?, bertanya dia sedang apa sepertinya tidak salah", "tapi mana ada bibi dan keponakan berciuman?", Huaaaaa rasanya Lin hampir gila dengan isi hati dan kepala yang tidak sinkron itu.
Sejenak Lin merenung, mungkin dia harus bersikap biasa saja pada Kath, jangan terlalu dipikirkan begitu katanya, "sepulang Thailand nanti aku harus bertemu teman-temanku, hanya mereka yang bisa memberiku solusi", ucap Lin pada dirinya sendiri.
Empat hari sudah berlalu dan hari ini Lin akan pulang ke Thailand, Kath merasa uring-uringan bagaimana dia akan menyambut Lin nanti, gadis itu sudah tidak fokus belajar, dia terus memikirkan Lin yang akan pulang ke Thailand.
"Irin, apa aku boleh menginap di rumahmu malam ini?", tanya Kath, dia harus menghindari Lin untuk sementara waktu.
Irin yang sedang membaca langsung menatap Kath, "tumben, ada apa?, bukankah kau selalu bilang kamarmu adalah kenyamananmu", tanya Irin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Niece
Roman d'amour-Lin Bagiku dia seperti permen rasa stroberi, meski pun terasa asam tapi aku suka memakannya lagi dan lagi. -Kath Aku tidak suka bunga, tapi tulip menjadi pengecualian untukku, karena orang yang aku sukai menyukai bunga itu.