Guys, jangan marahin author yah, emang lika liku hubungan Lin sama Kath agak sedikit rumit, so kalian ikutin alurnya saja, btw untuk part ini author saranin kalian baca sambil mendengarkan lagu Cinta by Melly Goeslaw sama KD yang di Cover sama Della Firdatia🤗
Sudah satu minggu berlalu sejak pesawat yang di tumpangi Kath dan teman-temannya hilang, akhirnya tim sar melalui pemerintah Thailand memutuskan untuk menyudahi pencarian pesawat tersebut. Ungkapan berkabung untuk para siswa di gaungkan di seluruh negeri Thailand, sekolah bahkan terus dibanjiri karangan bunga sebagai wujud ungkapan bela sungkawa.
Sejak Kath pergi, Lin di bawa oleh kedua orang tuanya pulang ke rumah mereka, kondisi mental dan fisik putri mereka itu benar-benar terganggu, lingkaran hitam di bawah mata dan wajah yang mulai tirus menandakan Lin tidak baik-baik saja, setiap hari Lin hanya terus mengurung diri di kamar, wanita itu hanya menunggu dan menunggu kabar dari Kath, namun setelah pemerintah menghentikan pencarian Lin menjadi semakin terpukul, harapan untuk menemukan Kath sudah sangat kecil sekali.
Berbeda dengan Nitta, ibu kandung Kath tersebut harus berusaha mengesampingkan kesedihannya demi bayi yang sedang ia kandung sekarang, kabar tantang hilangnya Kath bersama teman-temannya dalam penerbangan menuju Seoul membuat wanita itu sangat terpukul, biar bagaimana pun Kath adalah putri yang sangat dia sayangi.
Pagi ini sepulang dari gereja, semua orang berkumpul di ruang keluarga, mereka nampak masih memakai baju hitam sebagai tanda berkabung, Lin terlihat tegar namun mata sembabnya dia tutupi dengan kacamata.
"Lin, bisakah kau tinggal saja bersama mommy dan daddy sayang?, tidak usah kembali ke rumah itu, mommy sangat mengkhawatirkanmu", ucap Nyonya Chankimah.
Lin masih tidak bersuara, hari ini dia memutuskan akan kembali lagi ke rumahnya, Ken menatap adiknya itu, "Nong yang dikatakan mommy benar, sebaiknya kau tinggal disini bersama mommy dan daddy agar ada yang bisa mengurusmu", tambah Ken meyakinkan Lin.
Lin lalu membuka kacamatanya, mata sembab dipenuhi air mata itu seketika menyayat hati kedua orang tuanya, "aku harus pulang kesana, jika tidak luka ini akan terus mengendap di dadaku, aku hanya ingin menghadapi kenyataan bahwa Kath tidak akan kembali lagi", jawabnya sambil menangis.
Kesedihan kembali menyelimuti mereka, nyonya Chankimah dan Nitta sesekali menghapus air mata mereka, ujian ini terasa sangat berat sekali.
"sebelum aku pergi, aku ingin mengatakan sesuatu kepada kalian, terutama pada P'Ken dan 'Nitta", ucap Lin, rasa sakit dan kesedihannya bercampur menjadi satu saat ini, "Aku ingin minta maaf pada kalian, karena aku telah melakukan kesalahan yang mungkin tidak bisa kalian maafkan, aku mencintai Kath, bukan sebagai bibi tapi sebagai wanita, kami saling mencintai satu sama lain, dia adalah orang yang telah merubah diriku dan memberikan kebahagiaan untukku, jika kalian kecewa maka luapkan padaku karena akulah yang telah memulai semuanya", ucap Lin dengan linangan air matanya.
Semua orang cukup kaget dengan pengakuannya, apa lagi Ken dan Nitta, mereka hanya tidak menyangka hubungan Lin dan Kath bisa lebih dari sekedar bibi dan keponakan. "terima kasih kau telah mencintai putri ku Lin, setidaknya dia tidak lagi mempertanyakan kenapa dia aku pindahkan kemari", jawab Nitta sambil menangis, "putriku yang malang, dia tumbuh tanpa ayah dan dia tidak pernah merasakan kebebasan selama denganku, tapi karena keegoisanku aku memindahkan dia kemari dan ternyata Tuhan malah mengambilnya untuk selama-lamanya", tambah Nitta lagi, dia terus menangis mengingat sikapnya pada Kath.
Tidak ada lagi yang perlu dikecewakan, kenyataannya adalah Kath telah meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.
Skip...
Menjelang malam Lin berpamitan pada kedua orang tuanya untuk kembali ke rumahnya, perjalanan pulang kali ini terasa panjang dan kosong, tidak ada kebahagiaan sama sekali, sesekali wanita itu menghapus air matanya, hingga pukul tujuh malam akhirnya Lin tiba di rumah. Perlahan dia menapaki jalan menuju rumah besar itu, tangannya terulur membuka pintu rumahnya.
Kosong, itulah yang dia rasakan saat masuk ke dalam, Lin berjalan menuju saklar dan menyalakan lampu rumah tersebut, begitu lampu menyala seketika hatinya seperti terhempaskan begitu saja ke dasar jurang, Lin menundukan kepalanya air mata itu terus berjatuhan tanpa bisa dia tahan.
"Lin, dimana susuku?, jangan bilang kau lupa membeli susu pesananku",
Lin menatap pantry, dia melihat Kath disitu sedang membuat susu yang biasa dia minum sebelum tidur.
"Lin...bisakah kau membantuku menjawab tugas-tugas ini?, rasanya ini sangat sulit",
Lin kembali melihat ke arah sofa dimana Kath biasa menganggunya dengan meminta Lin menemaninya membuat tugas. Lin menutup mulutnya, air mata terus membasahi pipinya, dia kemudian naik ke lantai dua, Lin berjalan menuju kamar Kath, hatinya begitu berat ingin membuka pintu kamar itu, dengan pelan dia mendorong pintu kamar itu dan menyalakan lampu.
Seketika Lin terduduk, tangisannya memenuhi kamar itu, semua barang milik Kath ada disitu tertata rapi sebelum dia pergi ke Seoul, Lin berjalan menuju meja belajarnya, ada begitu banyak buku pelajaran disana, Lin mengambil buku biologi dan membukanya. dia teringat pertanyaan Kath tentang zat hijau daun yang dia jawab dengan asal, Lin kemudian mengambil buku lainnya dia melihat catatan tantang pulau Bahama seketika dia tertawa dalam tangisnya, "ternyata ini pelajaran sejarah", terakhir kali Kath menanyakan padanya tentang pulau Bahama.
Pandangan wanita itu kemudian tertuju pada seragam sekolah Kath yang terpajang dengan rapi, dengan gemetar dia mengambil seragam itu dan memeluknya dengan erat sambil menangis sejadi-jadinya, tak ada yang bisa menggambarkan perasaannya sekarang ini, dia hancur sehancur-hancurnya, Lin terus menangis memeluk seragam itu, aroma Kath menempel di seragam tersebut, "Kath...kembalilah, kau ada dimana, aku janji tidak akan menyuruhmu pergi lagi", ucap Lin dengan suara yang sudah serak.
Semua hal tentang Kath tiba-tiba memenuhi pikiran dan hatinya saat ini, dia kemudian membuka lemari baju milik Kath, dia tersenyum sambil menghapus air matanya, Lin mengingat bagaimana dulu saat pertama Kath di rumahnya, dia meminta gadis itu untuk merapikan barang-barangnya karena Lin tidak menyukai sesuatu yang berantakan.
Saat Lin akan menutup lemari, dia melihat sebuah kotak di dalam lemari itu, Lin kemudian mengambil kotak tersebut, dengan rasa penasaran dia membuka kotak tersebut, Lin kembali menangis dan memukul dadanya saat melihat isi kotak tersebut, di dalamnya ada sebuah gaun berwarna hitam yang pernah dia perlihatkan pada Kath saat mereka pergi berlibur ke Phuket lalu, ternyata Kath memesan baju itu tanpa sepengetahuan Lin, secarik kertas berada di dalam kotak itu, Lin membuka dan membaca isinya.
"Happy birth day sayangku, berbahagialah dan jangan pernah bersedih untuk hal apa pun, aku akan selalu menjadi payung dan benteng yang akan selalu mencintai dan melindungimu"
Kathrine😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Niece
Romance-Lin Bagiku dia seperti permen rasa stroberi, meski pun terasa asam tapi aku suka memakannya lagi dan lagi. -Kath Aku tidak suka bunga, tapi tulip menjadi pengecualian untukku, karena orang yang aku sukai menyukai bunga itu.