Kath tidak bisa tidur, pikirannya terus tertuju pada Eunwoo, bukan karena dia merindukan pria itu tapi karena dia merasa takut Eunwoo kembali menemukannya dan balas dendam pada dia dan Lin. Merasa tak tenang, Kath lalu bangun dan berjalan menuju balkon kamarnya dan Lin, dia menatap Lin yang tertidur pulas, Kath menatap langit yang tak berbintang itu, suara gemuruh tiba-tiba terdengar bersamaan kilatan cahaya dari langit, sepertinya sebentar lagi akan hujan. Kath masih berdiri di balkon itu, dia tidak menghiraukan hembusan angin yang cukup kencang menerpa tubuhnya yang hanya memakai gaun tidur yang cukup tipis.
Perlahan sebuah tangan melingkar di perutnya bersamaan sebuah kecupan di bahu dan lehernya, Lin terbangun saat merasakan Kath tidak lagi berada di sampingnya.
"Kenapa kau berdiri di sini, hemm?", tanya Lin sambil memeluk Kath dengan erat.
Kath kemudian berbalik dan memeluk Lin, dia merasakan kehangatan dalam pelukan itu, Lin lalu mengangkat tubuh Kath dan membawanya masuk ke dalam kamar, "katakan padaku, apa yang membuatmu tidak bisa tidur", tanya Lin.
Kat lalu bangun dan bersandar pada ranjang, dia menarik Lin agar bersandar padanya, "aku kepikiran dengan Eunwoo, aku takut Lin dia adalah pria yang sangat berbahaya", jawab Kath.
Lin kemudian duduk menghadap Kath, "apa kau tidak percaya padaku?, sehebat-hebatnya pria itu dia tidak bisa menyelamatkan dirinya dari para pengawalku, apa kau tidak melihat kedua telapak tangannya bahkan sudah tidak ada?, jangan takut selama ada aku kau akan baik-baik saja", jawab Lin sambil kembali bersandar pada tubuh Kath.
Jawaban Lin masih saja membuat Kath tidak puas, rasa takut dan trauma membuatnya tidak ingin melihat Eunwoo lagi, "sayang, bagaimana kalau kita serahkan saja Eunwoo pada polisi, biar mereka memenjarakannya", ucap Kath.
Lin tersenyum mendengar permintaan wanitanya itu, "sebaiknya kita tidur, ini sudah jam tiga malam nanti saja aku pikirkan permintaanmu ini, ok?", jawab Lin.
Lin lalu membaringkan Kath di ranjang, dia kemudian menutup pintu yang mengarah ke balkon dan setelahnya Lin ikut naik ke atas ranjang, "sayang, aku serius dengan perkataanku", ucap Kath lagi.
"aku juga serius, sekarang ayo tutup matamu dan jangan bicara lagi", jawab Lin.
Bugh....
"auuuu, kenapa kau memukulku?", tanya Lin saat merasakan pukulan dari Kath di lengannya. "aku sedang bicara serius tapi kau malah memintaku tidur, kau sangat tidak peka", jawab Kath sambil membelakangi Lin.
Seketika rasa kantuk Lin menguap begitu saja, Eunwoo si sialan itu benar-benar membuatnya naik darah, "baiklah, agar kau puas dan tidak merasa takut serta khawatir lagi, besok aku akan membunuh pria brengsek itu", ucap Lin dengan kesal, dia lalu bangun dan berjalan menuju sofa, Lin akan tidur disitu, dia kesal dan marah pada Kath sekarang.
Kath yang mendengar ucapan Lin seketika bangun, "apa maksudmu?, aku memintamu menyerahkan dia pada polisi bukan membunuhnya, apa kau sudah gila?", Kath malah marah pada Lin.
Lin yang berbaring di sofa merasa sudah sangat kesal, "kau bilang kau takut dan trauma, lalu kenapa kau hanya memintaku menjebloskan pria itu ke dalam penjara yang suatu hari nanti pasti akan keluar, apa menurutmu rasa takut dan trauma mu itu akan hilang haa?, kau aneh sekali, sebaiknya pergi tidur dan sudahi obrolan ini", kali ini suara Lin lebih tinggi, untung saja mereka berada di lantai dua sehingga suara mereka tidak terdengar di lantai satu.
Tes...tes...tes...
Kath menangis mendengar bentakan Lin, dulu dia dan Lin pernah beradu argumen begini tapi kenapa sekarang dia malah merasa lebih sensitif, Kath lalu berjalan naik ke ranjang dan menangis sesenggukan dengan wajah yang dibenamkan ke bantal. Lin mendengar suara tangisannya tapi dia belum langsung mendekati Kath, saat ini dia berusaha meredam emosinya sendiri. Merasa sudah tenang, Lin lalu mendekati Kath dan memeluk wanita itu dari belakang, "jangan memelukku, kau membentakku tadi", ucap Kath sambil menangis.
Lin menarik nafasnya perlahan, dia menarik Kath menghadap padanya, Lin lalu menghapus air mata wanita itu dan menyingkirkan rambut yang menempel pada wajahnya, "apa kau tidak memahami maksudku?, aku sangat takut kehilanganmu dan aku tidak akan membiarkan siapa pun membawamu pergi dari sisiku lagi", ucap Lin, "apa pun yang akan aku lakukan semua untuk dirimu dan untuk kebahagiaan kita, percayalah Kath aku adalah wanita yang akan melakukan apa pun untukmu", tambahnya lagi.
Kath merasa bersalah telah meragukan Lin, seharunya dia mempercayai wanita itu, "maafkan aku karena sudah meragukanmu, maafkan aku sayang", jawab Kath, Lin mencium kedua mata Kath dan bibirnya, "bisakah kita tidur sekarang?, sungguh kepalaku sudah sakit karena tiba-tiba terbangun dan tadi sempat kesal juga", jawab Lin.
Kath mengangguk, dia lalu meringkuk masuk ke dalam pelukan Lin, mereka akhirnya tertidur saat waktu sudah menunjukan pukul empat dini hari.
Skip...
Paginya Lin berangkat ke perusahaan daddy nya yang sekarang sudah diserahkan pada Lin, setelah menyelesaikan meeting bersama para karyawan, Lin kemudian pergi menuju rumah dimana Eunwoo di sekap. Lin turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah itu, "apa kau sudah membawa orang itu kemari?", tanyanya pada pengawal kepercayaannya.
"Sudah mom bos, orang itu sudah menunggu anda sejak tadi", jawab pengawal itu.
Lin menatap seorang pria tua di hadapannya sekarang, "aku dengar anda seorang seniman yang sangat berbakat", tanya Lin.
Pria itu tertawa, "anda sangat bisa memuji nyonya, katakan apa yang harus saya lukis?", tanya pria itu.
Lin lalu meminta pengawalnya membawa Eunwoo ke hadapan mereka, pria tua tersebut sangat kaget melihat Eunwoo yang sudah babak belur itu, pria tua itu lalu menatap Lin, "dia yang akan kau lukis, tapi kau akan melukisnya setelah dia mati", ucap Lin pada pria tua itu.
Lin lalu menyuruh para pengawalnya mengikat Eunwoo secara terbalik, "sekarang kau terlihat seperti hewan yang siap dikuliti", ucap Lin, pria itu sudah tidak berdaya lagi, Lin benar sekarang Eunwoo hanya menginginkan kematian saja, Lin lalu mengambil ember dan di letakkan di bawah kepala Eunwoo, dia lalu menatap pria tua yang sedang menatapnya dengan ngeri itu, "anda sudah siap melukis tuan?", tanyanya.
Pria tua itu menangguk dengan takut, "saya ingin hasil yang terbaik", ucap Lin lagi, lalu dengan sekali tebas, perut Eunwoo robek hingga membuat ususnya keluar begitu saja, pria itu mati dengan cara mengenaskan.
"Jika sudah selesai, kirimkan lukisan itu ke korea dan minta mereka memajangnya di galeri seni pada acara pameran nanti", ucap Lin sambil membersihkan tangannya yang dilumuri darah.
Tak berapa lama wanita itu lalu pergi meninggalkan rumah tua itu, sementara mayat Eunwoo langsung di urus oleh anak buah Lin, sekarang tidak ada lagi yang bisa membuat Kath ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Niece
Romansa-Lin Bagiku dia seperti permen rasa stroberi, meski pun terasa asam tapi aku suka memakannya lagi dan lagi. -Kath Aku tidak suka bunga, tapi tulip menjadi pengecualian untukku, karena orang yang aku sukai menyukai bunga itu.