Lin memacu kendaraannya membelah jalanan kota Bangkok, tadi dia baru saja mendapatkan telpon dari salah satu petugas polisi, Kath terlibat perkelahian dengan beberapa temannya sehingga mereka di amankan oleh pihak kepolisian setempat. Lin langsung memarkirkan mobilnya di depan kantor polisi, wanita itu keluar mobil dengan tergesa-gesa, sesampainya di dalam kantor polisi Lin mencari keberadaan Kathrine.
"Oh my god...Kath?, kenapa dengan bibirmu?", Lin begitu panik saat menemukan Kath dalam keadaan acak, sudut bibirnya membiru bahkan kemeja seragamnya sedikit sobek.
Kath tidak menjawab, dia hanya memperhatikan wajah panik dan khawatir Lin, "siapa diantara kalian yang sudah berani-beraninya memukuli Kathrine?", tanya Lin pada lima orang siswa laki-laki yang berada di samping Kath.
"Permisi...nona kau", seorang polisi ingin meluruskan masalah tersebut tapi Lin memotong ucapan polisi ini.
"Dasar berandalan tidak berguna, berani sekali kalian memukul perempuan, apa kalian tidak di ajari bagaimana cara menghormati perempuan oleh orang tua kalian?", Lin terus mengomeli kelima anak tersebut.
Kath yang melihat Lin marah-marah, langsung menarik tangan wanita itu, "duduklah", ucapnya pada Lin.
Lin menatap Kath dengan bingung, Kath memberikan kode seolah mengatakan diam dan duduk di sampingku, akhirnya Lin menuruti perintah Kath, "Awas saja yah kalian", Ucap Lin yang masih sempat-sempatnya mengancam kelima anak itu.
"Apa anda yang bernama Nona Charolina?", tanya petugas kepolisian.
Lin mengangguk, "Iya benar", jawabnya.
Polisi itu kemudian meminta Lin duduk di kursi yang ada di depannya, "Kathrine akan melakukan wajib lapor selama tiga hari, karena dia masih sekolah kami tidak akan menahannya", ucap Polisi tersebut.
Lin merasa heran dengan polisi itu, kenapa Kath harus wajib lapor, "kenapa harus keponakan saya yang wajib lapor?",
"Karena dialah yang sudah memukuli kelima siswa ini",
Skip...
Lin membawa Kath pulang ke rumah, sepanjang perjalanan mereka tidak berbicara sepatah kata pun, Kath yang terlihat cuek dan Lin yang sedang menahan amarahnya. Hari ini Kath berkelahi dengan lima orang siswa, padahal ini hari pertamanya sekolah, sepertinya Lin harus membuat aturan dengan gadis ini walau sebenarnya Lin sangat benci dengan aturan.
Tiga puluh menit kemudian mereka tiba di rumah, Kath langsung turun dari mobil berjalan santai masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan Lin yang terus menatapnya.
"Sabar Lin sabar, gadis itu benar-benar menguji imanku saja", ucap Lin pada dirinya sendiri, saat melihat Kath berjalan masuk ke dalam rumah tanpa membantunya membawa belanjaan.
"Kita perlu bicara", ucap Lin yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Kath.
Kath yang baru saja ingin membuka seragam sekolahnya langsung mengurungkan niatnya, dia lalu berbaring di ranjang, "Aku mengantuk", jawabnya.
Lin tidak patah semangat, dia lalu mendekati Kathrine, "Apa begini caramu bicara dengan orang yang lebih tua darimu Kath?", tanya Lin dengan serius.
Gadis itu menatap Lin, dia lalu bangun dan melipat tangannya di dada, "Katakan, apa yang ingin bibi katakan", jawabnya.
Lin menarik nafasnya pelan saat melihat tingkah Kath di hadapannya, "Aku ingin kau berhenti membuat ulah seperti tadi, selama kau tinggal bersamaku kau harus mandiri dan satu lagi jaga sikapmu Kath", ucap Lin dengan tegas.
"Baiklah", jawab Kath cepat.
Mendengar jawaban singkat itu, seketika Lin merasa emosinya langsung naik ke ubun-ubun nya, "Apa kau mengerti dengan apa yang aku sampaikan ini?, aku memintamu meneleponku jika kau sudah pulang sekolah, apa kau melakukannya?, kau bukan meneleponku malah kau berkelahi dan memukul anak-anak itu, jangan bilang padaku kau dipindahkan kemari karena di sana kau sering membuat ulah seperti ini?, Ucap Lin lagi. "Kau dikirim kemari untuk bersekolah, seharusnya kau bersekolah bukan malah berkelahi, anak-anak itu tugasnya belajar bukan menjadi berandalan", tambahnya.
"Apa kau menganggap ku anak-anak?", tanya Kath
"Iya tentu saja kau anak-anak, kau bahkan baru SMA dan tugasmu adalah belajar, intinya patuhi aturan di rumah ini dan aturan yang ada di sekolah", jawab Lin.
Kath mendekati Lin, mata tajam itu menatap Lin tanpa berkedip, "kau tahu kenapa aku memukul mereka?, karena mereka pantas mendapatkan pukulan, kau tahu mereka terus membicarakan dirimu yang datang ke sekolah dengan pakaian seksi itu, apa menurutmu aku harus diam bibi?", ucap Kath.
Seketika Lin terdiam, perkataan Kath berhasil menohoknya, berarti Kath berkelahi dengan anak-anak itu karena membelanya, "Tapi a..",
"Aku lelah, biarkan anak kecil ini berisitirahat dulu", ucap Kath memotong perkataan Lin. Kath lalu berbaring di ranjang membelakangi Lin, hingga kemudian Lin keluar dari kamar Kath.
Lin merasa bersalah telah memarahi Kath, tapi di sisi lain dia juga tidak mau Kath berkelahi, dia hanya tidak ingin mengecewakan Ken dan Nitta yang sudah menitipkan putri mereka pada Lin. "Aku harus lebih sabar lagi", ucap Lin pada dirinya sendiri. Saat dia ingin membereskan belanjaan tiba-tiba handphone nya berbunyi menandakan ada pesan masuk.
Rose to Lin...
"Nanti malam ada acara di club biasa, jangan telat datang",Lin membaca pesan itu, malam nanti teman-temannya akan mengajaknya ke club lagi, tapi bagaimana dengan Kath?, sepertinya Lin harus memikirkan ini lagi.
Skip...
Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, Lin membuatkan segelas susu untuk Kath, dia harus meminta maaf pada gadis itu. Lin masuk ke kamar, dia melihat Kath sedang duduk di meja belajarnya, "ini susu untukmu", ucap Lin sambil meletakkan segelas susu di dekat Kath.
Gadis itu masih tetap fokus pada tugasnya, "kenapa masih membuatkan aku susu?, kau sendiri yang bilang aku harus mandiri selama tinggal denganmu", jawab Kath, dia berbicara tanpa melihat Lin.
Lin duduk di tepi ranjang, dia melihat Kath yang sedang belajar, "Maafkan aku yah, terima kasih kau sudah membelaku tapi berkelahi tetap tidak baik Kath", jawab Lin.
Kath tidak menjawabnya, gadis itu masih tetap fokus dengan tugasnya, "Hemm...bisakah aku keluar sebentar?, teman-temanku mengajak aku ketemuan malam ini, aku janji akan cepat pulang", ucap Lin lagi.
"Ke Club?", tanya Kath dengan tiba-tiba.
Lin kaget, bagaimana bisa Kath tahu dia akan ke Club malam ini, "kau tahu dari mana aku akan ke Club?", tanya Lin.
"pakaianmu sudah mengatakan segalanya", jawab Kath.
Ok baiklah, Lin harusnya meminta izin dulu baru berganti pakaian, bukan malah sudah berganti pakaian baru minta izin, jadinya langsung ketahuan kemana dia akan pergi malam ini.
Lin tersenyum, "aku akan cepat pulang kok", ucapnya.
Kath menghentikan aktifitasnya dan menatap Lin, "jam berapa?", tanyanya.
Lin nampak kebingungan, dia harus menjawab jam berapa yah, "Ahh...jam 2 malam mungkin", jawabnya.
Kath kembali fokus dengan tugasnya, "lebih baik tidak usah pulang", ucapnya lagi, lalu gadis itu membawa susu yang dibuatkan Lin dan berjalan keluar dari kamarnya, sebelum membuka pintu Kath berbalik melihat Lin yang kebingungan, "kecuali kau pulang jam 12 malam", lalu Kath keluar dari kamarnya.
Lin tampak berpikir dengan ucapan Kath, "apa dia baru saja membuat aturan untuk diriku juga?",
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Niece
Romansa-Lin Bagiku dia seperti permen rasa stroberi, meski pun terasa asam tapi aku suka memakannya lagi dan lagi. -Kath Aku tidak suka bunga, tapi tulip menjadi pengecualian untukku, karena orang yang aku sukai menyukai bunga itu.