6 tahun kemudian....
"Emelyyyyy". teriak seorang wanita, dia sedang mencari keberadaan sorang anak berumur lima tahun, yang sejak pulang sekolah tadi langsung melarikan diri dari omelannya.
"Emelyyyy", lagi-lagi suara teriakan wanita ini menggema di dalam mansion besar itu, semua ART nampak saling bertatapan, si nyonya besar sedang kesal sekarang, pasti putrinya sedang bersembunyi di suatu tempat.
Ceklek...
"Dimana Emely?",
"__"
"kau sedang tidak menyembunyikannya kan?",
"__"
"anak itu lari dariku, sekarang aku sedang kawalahan mencarinya".
"Harus berapa kali aku katakan, jangan terlalu mengekang Emely, lihatlah dia bahkan lebih memilih melarikan diri darimu".
Wanita itu berkacak pinggang di hadapan lawan bicaranya, "apa kau tahu apa yang dilakukan putrimu itu?",
"__"
"Dia baru pulang sekolah, seluruh baju seragamnya dipenuhi coklat karena dia memakan es krim coklat, p'pop memang tidak bisa di andalkan kalau soal menjemput Emely di sekolah, dia selalu menuruti Emely", jawab wanita itu dengan kesal.
"Ya sudah, baju bisa di cuci lagi, buat apa aku mempekerjakan ART sampai tujuh orang di rumah ini, kalau baju seragam putriku saja tidak bisa mereka atasi", jawab wanita satunya lagi.
"Aku memang akan selalu kalah berdebat denganmu jika itu soal Emely, Lin", ucap Kath.
Emely adalah nama putri mereka yang dilahirkan oleh Kath lima tahun yang lalu, saat ini gadis itu akan segera memasuki usia enam tahun, Emely adalah cahaya di dalam kehidupan Lin dan Kath, anak hasil bayi tabung yang terlahir dengan sempurna itu adalah kesayangan kedua orang tuanya, Emely memiliki wajah bulat, bola mata berwarna coklat, rambut panjang berwarna blonde dan agak keriting, serta hidung yang mancung, sempurna itulah gambaran untuk gadis kecil itu.
Kath yang melihat Lin sedang duduk di kursi kerjanya, langsung menghampiri wanita itu, "kenapa aku merasa kau sangat seksi siang ini sayang?", rayu Kath.
Saat Kath akan duduk di pangkuan Lin dengan cepat wanita itu berdiri, "sayang, aku tahu aku sangat seksi, tapi bisakah kau tidak merayuku disini?", jawab Lin.
"__"
"jangan salah paham, maksudku ini ruang kerja, ah bukan begitu, lebih baik dilakukan dikamar saja disana kau bisa bebas dengan gaya apa saja", tambahnya lagi.
Kath menatap heran wanita itu, "ada apa denganmu?, biasanya kau bahkan mengajak ku bercinta di dalam mobil, di kamar mandi, ruang tamu, di dapur, bahkan di garasi mobil, kenapa di ruang kerja tidak boleh?, apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?", tanya Kath dengan penuh kecurigaan.
Lin langsung mencairkan suasana dengan mencium bibir Kath, "tidak ada sayang, aku hanya ingin melakukannya di kamar saja", jawab Lin.
Kath memutar bola matanya dengan jengah, "kau membuat gairahku hilang, nanti saja sekarang aku mau mencari Emely dulu", ucap Kath sambil meninggalkan ruangan Lin.
Lin menyentuh dadanya dengan nafas yang lega, dia lalu berjalan menuju meja kerjanya, "mau sampai kapan ada disitu?, kalau mama mu sampai tahu mami menyembunyikan mu, dia pasti akan marah besar", ucap Lin pada gadis kecil yang bersembunyi di bawah meja kerjanya.
Gadis kecil itu lalu keluar dari kolong meja, benar yang dikatakan Kath baju Emely di penuhi coklat, bahkan kedua pipinya pun dipenuhi coklat, Lin langsung membawa putrinya itu duduk di pangkuannya.
"Sudah berapa kali mami bilang, jangan membuat mama mu marah, sekarang katakan siapa yang membeli es krim coklat ini?"
"__"
"jika tidak mau jujur, mami akan laporkan pada mama tentang Emely", ucap Lin lagi.
Gadis kecil itu, langsung mengembungkan pipinya dan memperlihatkan wajah sedih di hadapan maminya itu, "jangan marah sama paman pop, karena Emely yang minta pada paman untuk membeli es krim itu mami", jawabnya dengan polos.
Lin tersenyum, dia kemudian merapikan rambut Emely dengan mengikatnya kembali, "jadi sudah siap bertemu dengan mama?, Emely hanya perlu minta maaf pada mama", ucap Lin.
"kalau mama ga maafin Emely gimna dong?"
"Nanti mami yang akan bicara sama mama, biar mama memaafkan Emely, gimana?",
"Yeeeeyyy...ok mami, yuk kita ketemu sama mama nanti Emely yang minta maaf duluan karena sudah membuat mama marah", jawab gadis kecil itu.
"good girl, itu baru princess nya mami".
Skip...
Malam harinya Lin dan Kath datang mengunjungi rumah Jenni, mereka mengadakan reunian di rumah itu. semua datang bersama pasangan mereka masing-masing, Jenni sudah memiliki dua orang anak, Nam juga memiliki dua anak kembar dan Rose dia sedang mengandung anak pertamanya. Reunian itu sangat kacau sekali, anak-anak tidak pernah diam dan banyak tingkahnya, hingga malam semakin larut mereka kemudian berpamitan pulang ke rumah masing-masing.
Lin menggendong Emely dan membaringkan putrinya itu di kamar mereka, malam ini Emely akan tidur bersama kedua ibunya itu.
"Apa aku bangunkan Emely dulu yah, dia belum berganti pakaian", ucap Kath saat melihat Emely yang tertidur menggunakan dress berwarna pink.
Lin memakaikan selimut pada putrinya itu, "biarkan saja dulu, kalau kau bangunkan dia sekarang nanti dia menangis karena tidurnya terganggu", jawab Lin.
"Hemm...benar juga yah, baiklah kalau begitu", ucap Kath.
Wanita itu lalu berjalan menuju meja rias, "sayang bisa bantu aku menurunkan resleting dress ini?", tanya Kath
Lin lalu mendekati Kath dan menurunkan resleting dress itu dengan perlahan, dia bahkan mengecup bahu Kath dengan lembut, "aku menginginkanmu", bisiknya di telinga Kath.
"tapi Emely ada di sini", jawab Kath.
"Kita yang pindah, ayo ke ruang kerjaku, tadi aku menolakmu karena Emely bersembunyi di situ", ucap Lin.
Kath tersenyum mendengar perkataan Lin, "tapi di ruang kerjamu tidak ada sofa sayang", jawab Kath dengan manja.
"kata siapa kita membutuhkan sofa?, meja kerjaku lebih besar dari sofa", ucap Lin sambil mencium bibir Kath.
Well malam ini mereka menghabiskan waktu bercinta di atas meja ruang kerja Lin, mereka menyalurkan semua rasa cinta dan sayang mereka lewat sentuhan demi sentuhan pada tubuh telanjang itu, siapa yang menyangka bibi dan keponakan bisa menjalin kasih sampai pada pernikahan.
"Aku mencintaimu my sweet niece, tidak ada hari tanpa ungkapan cinta untukmu, bagiku kau adalah segalanya yang akan selalu memberiku warna dan kebahagiaan, Terima kasih kepada Tuhan dan pada Ibumu yang telah menghadirkan dirimu ke dunia ini, aku selalu berharap, kita tidak hanya menjadi pasangan di dunia ini, tapi juga sampai pada pertemuan kembali di surga kelak", by Charolina Sarocha Chankimah.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Niece
Romance-Lin Bagiku dia seperti permen rasa stroberi, meski pun terasa asam tapi aku suka memakannya lagi dan lagi. -Kath Aku tidak suka bunga, tapi tulip menjadi pengecualian untukku, karena orang yang aku sukai menyukai bunga itu.