Part 31 : My Home

1.6K 189 8
                                    

Empat bulan kemudian...

Waktu terus berlalu, tak terasa semakin banyak cerita yang terukir di antara Lin dan Kath, suka duka mereka sebagai pasangan kekasih hingga menjadi suami istri memberikan begitu banyak pelajaran untuk keduanya, walau pun begitu kekuatan cinta mereka tidak perlu diragukan lagi, mereka selalu saling menggenggam tangan dan saling memberikan semangat satu sama lain.

Lin yang pernah berjanji pada Kath, jika wanita itu sembuh dia akan membawa Kath pergi kemana pun Kath mau dan dia mewujudkan semua itu, Kath tidak ingin pergi keluar negeri, wanita itu hanya ingin berlibur ke tempat yang tenang dan damai bersama dengan Lin, karena itulah Lin langsung membeli sebuah Villa di kawasan puncak yang dekat dengan perkebunan stroberi, tempat yang nyaman dan damai karena jauh dari kebisingan.

Pagi ini Lin terbangun saat merasakan tidak ada lagi Kath di sampingnya, wanita itu melihat jam di handphonenya dan waktu menunjukan pukul delapan pagi, Lin berjalan menuju balkon kamar dan merenggangkan ototnya, hangatnya mentari pagi ditambah segarnya udara pegunungan dan nyanyian burung membuat suasana hati siapa pun menjadi tenang, Lin lalu menuju ke kamar mandi setelahnya dia menemui Kath.

"Good morning honey", sapa Lin saat melihat Kath sedang berada di taman depan Villa.

Wanita itu menatap Lin dengan senyuman, "good morning sayang, sudah bangun?, mau aku buatkan teh?", tanya Kath.

Lin menggelengkan kepalanya, "aku lebih butuh pelukan dari pada teh", jawabnya, dia lalu mendekati Kath dan memeluk wanita itu dari belakang, "kau sedang apa?", tanyanya.

"Aku sedang menanam bunga, kau lihat ini bunga apa?",

"Tulip!",

"Yah...ini bunga tulip yang aku pesan langsung dari Belanda, aku ingin menanam bunga ini di halaman Villa ini, agar nanti saat kita kemari lagi kau akan merasa senang melihat taman bunga ini", jawab Kath.

Lin melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Kath menghadap padanya, "Tulip adalah bunga kesukaanku, karena selain menggambarkan keanggunan bunga itu juga mendefinisikan keberanian, tapi ada yang lebih indah dari bunga itu",

"__"

"kau, bagiku kau lebih indah dari bunga tulip sayang",

Kath tersenyum mendengar pujian Lin padanya, "kita menikah sudah hampir dua tahun, tapi aku selalu merasa seperti kita masih pacaran, kau selalu mengombaliku Sayang", jawab Kath.

Lin lalu menarik wanita itu ke pelukannya, dia begitu menyayangi Kath melebihi apa pun, "kau akan selalu mendengar gombalan ini sampai tua nanti", ucapnya lagi.

"ayo sarapan, aku akan buatkan sarapan untuk kita berdua", ucap Lin lagi.

Skip...

Kedua wanita itu benar-benar menghabiskan waktu liburan mereka dengan sebaik mungkin, mengerjakan segala hal yang membuat mereka senang, mempercantik taman bunga dan menyusun segala perabotan di dalam Villa, maybe mereka akan selalu berkunjung ke tempat itu.

Malamnya setelah makan malam bersama, Lin mengambil alih mencuci piring dan membersihkan dapur, karena tadi Kath yang sudah memasak untuk mereka berdua, disaat Lin sedang membersihkan dapur Kath membawa pergi ke teras samping Villa dan menyalakan api unggun disitu, wanita itu duduk di sofa dan melihat api unggun di hadapannya, rasa dingin langsung berganti hangat karena nyala api unggun di hadapannya.

"Ternyata kau disini", ucap Lin saat melihat Kath duduk di sofa yang ada di teras samping.

Kath menatap Lin dengan senyuman, "kemarilah sayang, duduklah disini denganku".

Lin lalu duduk di samping Kath, dia membawa kepala Kath bersandar di bahunya, "malam ini sangat indah yah, rasanya aku ingin berlama-lama disini sayang", ucap Lin.

"Hemm...tempat ini memang indah, jika kita sudah tua nanti, aku ingin kita tinggal disini dan menghabiskan waktu kita bersama-sama disini".

"Yah...aku akan membeli dua kursi goyang dan akan aku letakkan disini, setiap pagi kita berdua akan duduk di kursi goyang, kau membuat mantel rajut dan aku akan bermain dengan anjing peliharaan kita". jawab Lin.

"aku juga akan membuat roti dilapisi mentega dan sayur untuk sarapan kita dan setelahnya aku akan pergi menyirami bunga di taman", tambah Kath.

"Aku akan memainkan piano untukmu dan kita akan menyanyi bersama", lanjut Lin.

Mereka berdua lalu tertawa bersama saat membayangkan hari tua mereka nanti, betapa indahnya hari itu jika mereka bersama-sama selalu. "Kenapa kau mencintaiku Lin?" tanya Kath.

"__"

"bolehkah aku bertanya tentang ini?, kenapa kau mencintaiku?, padahal jika kau menikah dengan orang lain mungkin hidupmu akan jauh lebih bahagia", ucap Kath.

Lin mengusap sayang kepala Kath, pertanyaan ini sangat sederhana tapi berhasil membuat dia merasakan sedih dan sakit secara bersamaan mengingat semua hal yang telah mereka lalui sejauh ini.

"Karena kau adalah Kath, kita tidak bisa memilih kepada siapa hati kita akan berlabuh, begitu pun dengan diriku. Sejak kehadiranmu semuanya berubah, aku bahkan merasa bahwa bukan hanya hati tapi juga kebiasaanku berubah sejak kehadiranmu. Kau anak SMA yang memiliki warna, ibaratnya kau seperti permen rasa stroberi, saat aku memakannya rasanya manis dan asam tapi aku selalu merasa ketagihan untuk mencobanya lagi dan lagi", jawab Lin,

"Jangan pernah menanyakan kenapa aku mencintaimu dan memilihmu karena aku tidak memiliki jawaban itu, yang aku tahu kau adalah segalanya bagiku dan aku sangat mencintaimu melebihi apa pun di dunia ini, seandainya aku diminta untuk memilih antara kau dan seseorang yang memiliki seisi dunia ini di tangannya, jawabannya tetap sama aku akan tetap memilihmu, kau bukan hanya cintaku, pasanganku, tapi kau adalah rumah, kau adalah rumah bagiku, dimana pun aku pergi tempat aku kembali hanyalah rumahku yaitu kau Kathrine Patricia Amstrong", tambah Lin lagi.

Kath menangis mendengar jawaban Lin, dia tidak tahu lagi harus menjawab apa perkataan wanita itu, Kath lalu memeluk Lin dengan erat, "terima kasih Tuhan kau telah memberikan hadiah luar biasa ini padaku", ucapnya di sela tangisannya.

Lin mengurai pelukan mereka dan menghapus air mata Kath, "Tuhan juga menghadiahkan dirimu padaku dan ini hadiah yang paling aku sayangi, jangan tinggalkan aku lagi yah", ucap Lin dengan tangisan.

Kath mengangguk, "tidak sayang, aku tidak akan pergi kemana pun lagi kecuali kau yang memintaku pergi atau Tuhan yang membawaku pergi" jawab Kath.

"No...aku tidak akan pernah memintamu pergi dan aku akan merayu Tuhan, agar dia tidak membawamu pergi kecuali kalau dia juga membawaku bersamamu",

My Sweet NieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang