Prolog

35.3K 743 43
                                    

HALLO SEMESTAKU!
BINAL VERSI 3








"Uhh, you're so sexy gurl! Daripada kamu kerja jadi sekertaris mending jadi toilet pribadi saya? Gimana?" ujar pak Jeno, ketika melihat seorang wanita dengan dress hitam ketat, masuk ke ruangannya untuk melamar kerja.

Wanita dengan tinggi semampai itu hanya tersenyum dengan bibir bergetar. Kepalanya menunduk dalam, geraian rambut pirangnya membuatnya semakin terlecehkan.

"Kamu mau melamar pekerjaan sebagai sekertaris, atau mau jadi lonte saya hm? Penampilan seperti ini mah, lebih pantes jadi penyanyi jalanan sambil bawa mic dan gelas aqua"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu mau melamar pekerjaan sebagai sekertaris, atau mau jadi lonte saya hm? Penampilan seperti ini mah, lebih pantes jadi penyanyi jalanan sambil bawa mic dan gelas aqua"

Dengan entengnya Jeno berbicara, tanpa memikirkan hati si wanita pelamar kerja yang tertampar begitu keras.

"Tidak menjawab? Kalau begitu, dengan sopan saya menolak lamaran anda"

"Ba-baik pak, te-terimakasih"

Dengan perasaan tersayat, wanita itu keluar meninggalkan ruangan. Menangis, di saksikan oleh dua lelaki yang sepertinya memiliki tujuan yang sama,—yaitu melamar pekerjaan.

Namanya Jaemin dan Haechan.

Jaemin menelan ludahnya mati-matian ketika wanita tersebut menangis sesenggukan seraya membawa heels nya. Ada apa? Padahal setelah ini giliran Haechan yang masuk dan memperkenalkan diri.

Apalagi wanita tersebut mengamuk sejadi-jadinya sambil menangis seperti orang gila.

"Segede apa si penis CEO-nya? Perasaan udah ada lima puluh calon pegawai yang keluar dari ruang itu dengan raut berantakan!" Pikir Jaemin, langsung terhenyak ketika nama Seo Haechan di panggil.

"Aduh gemeter gue Na,, apa nyerah aja kali ya?"

"Lu ngeluarin duit buat seleksi aja ga gampang anjir, seenak jidat lohan mau keluar. Cuss, gapake lama! Kalo dia macem-macem, tinggal sepong aja sampai kering, beres!" Jaemin ngeluarin jurus kebinalannya.

Tangannya mendorong Haechan sekuat tenaga, sesekali merapalkan doa. Semoga nasibnya tidak seperti peserta sebelumnya, keluar ruangan dengan rasa kekecewaan.

Namun doa itu terjawab, Haechan keluar dengan pipinya yang basah. Kedua matanya sembab, membawa berkas yang sudah di robek-robek.

"Najis gue najis!!!!" Haechan berlari keluar ninggalin Nana yang malah bengong akibat polahnya.

"NA JAEMIN!!" teriakan itu sangat manusuk gendang telinga Jaemin.

Kakinya serasa lumpuh sebelum berperang. "Kuat Na, kuat. Jangan takut, demi rekening gendut nggak boleh takut. Nana harus bisa"

Akhirnya Jaemin membuka pintu ruang seleksi.

"Lho, pak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lho, pak. Kok malah berdiri, saya udah masuk loh ini" ucap Jaemin, tanpa ada rasa ragu siapa sosok yang ia hadapi saat ini.

Jaemin sedikit takut, namun ketakutannya menyusut ketika Jeno kembali duduk. Diikuti Jaemin yang kemudian duduk tanpa di suruh.

"Apa kelebihanmu, mengapa dengan percaya diri kamu mau melamar pekerjaan di perusahaan saya?!"

"Kelebihan saya adalah, saya bisa membuatkan kopi yang nikmat. Menyayangi dengan sepenuh hati siapa saja yang akan menjadi pendamping hidup saya nanti" jaemin terkikik akan perkatannya sendiri.

"Hum??"

Sepertinya, jeno tertarik pada peserta terakhirnya ini. Jaemin menyenderkan punggungnya pada sofa yang ia duduki.

"Selain itu, hanya bonus pak. Masaah di terima atau tidaknya, ada di tangan bapak"

"Tulisanmu cukup rapi"

Jaemin menghela nafas, tersenyum puas. "Jangan hanya menilai tulisan saya saja pak"

"Lantas??" pupil mata Jeno bergerak menatap gerak-gerik Jaemin, seakan-akan sosok yang ia ajak bicara saat ini adalah orang terdekatnya.

"Nilai saya cukup tinggi"

"Itu saja??" Jeno menekannkan pertanyaanya. "Bolehkan saya meminta nomormu??"

Jaemin membalasnya dengan senyum kepuasan. Dengan tidak ragu lagi, Jaemin menyerahkan nomor teleponnya. Bahkan Jeno memberikan ponsel pribadinya agar Jaemin typing sendiri.

"Ini pak,,"

"Ada syaratnya kamu bisa bekerja dengan saya?"

Jaemin, mengunci pandangannya pada kedua netra legam Jeno yang perlahan beranjak memutari sofa Jaemin dan meremat pundaknya.

"Ap-apa syaratnya pak??" Jaemin tertekan, serasa ingin menarik ponsel yang sudah Jeno simpan dan menghapus nomornya kemudian pergi dari sana.

Persetan dengan anak istri di rumah, tangan Jeno menyelinap pada perpotongan ketiak Jaemin. Bibirnya merendah, seiring tubuhnya yang menjajarkan pada samping wajah Jaemin.

"Bercinta dengan saya, menjadi penampung sperma dari saya. Apa kamu sanggup" geram Jeno dengan suara lowbass, yang membuat sekujur tubuh Jaemin meremang hebat.

Karakter Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Karakter Jaemin

TBC Seperti biasa, kalau kalian mau baca secara gratis dan banyak adegan NCnya, jangan ragu untuk menekan bintang di sudut kiri bawah sebagai apresiasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





TBC
Seperti biasa, kalau kalian mau baca secara gratis dan banyak adegan NCnya, jangan ragu untuk menekan bintang di sudut kiri bawah sebagai apresiasi.

See you! 🫶🏻

BINAL 03 || NOMIN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang