1. Pak Jeno

20.3K 541 58
                                    

Senin yang melelahkan, manusiawi memang. Kebanyakan orang pada ngeluh di saat hari senin menyambut pagi mereka.

Tapi kali ini, lain bagi seorang Jeno yang pulang malam dengan sorot bangganya. Seakan hari senin lah yang membangkitkan kharismanya.

Seorang wanita menyambut kedatangannya, rambutnya panjang tergerai dengan lingerie warna merah muda membalut tubuhnya yang semampai.

"Sayang, kau baru pulang? Tumben? Biasanya jam tujuh kenapa hari ini lebih dari jam sepuluh?" ucap Naeun dengan logat khasnya.

"Aku bekerja? Salahnya di mana? Kau tinggal menerima uang bulanan dan mengurus anak kita, kurang apa lagi?"

"Hm, jangan bilang kamu ada perempuan lain di luar sana. Aku menunggu kepulanganmu dari tadi, karena hari ini aku ada arisan. Karena kau pulang malam, aku tidak bisa datang"

Selalu Jeno yang di salahkan, ia membuka satu persatu kancing kemejanya. Berjalan meraih pinggul Naeun dan berakhir mengecupi jenjang lehernya.

"Kau sangat cantik, bolehkah???"

Jeno melarikan tangannya untuk mengusap dua gundukan lower Naeun, sudah memiliki anak jadi maklum saja kalau tidak kenceng.

"Honeyy,, memek aku mau di sodok sama kamu" Naeun merajuk manja, melingkarkan tangannya pada ceruk suaminya.

Cukup lama mereka beradu pandang, mendekatkan bibir mereka,—saling beradu nafas namun,,

Drrttt

"Ah sialan sekali rekan kerjamu!!" gerutu Naeun, sudah memahami pasti ada hubungannya dengan pekerjaan suaminya.

Naeun kembali mengaplikasikan skincare di wajahnya dengan perasaan dongkol. Lirikan matanya menggambarkan rasa kecewa yang begitu dalam pada sang suami yang,—saat ini lebih mementingkan ponselnya.

Biasanya, Jeno selalu cuek dengan siapa saja yang memanggilnya jika sedang bersama sang istri. Terutama pada jam pulang kerja seperti ini.

"Oh baiklah, jadi kita rapat besok pagi? Kalau begitu terimakasih" ucapan Jeno mengakhiri panggilan tersebut.

Kakinya hendak melangkah ke kamar mandi namun, "huh, kerja mulu akunya kapan dapet jatah dad??"

"Emang kamu butuh uang berapa? Kita udah resmi nikah, kamu masih takut aku berpaling huh??"

"Tapi aku istrimu loh, aku juga mau di belai kaya yang lain mass. Suami pulang kerja tuh harusnya yang di utamain istrinya. Bukan kerja terus!!"

"Kalo aku nggak kerja, kamu mau makan apa? Skincare mu mahal, siapa yang beli?"

Naeun terdiam, ya bener sih. Nikah sama Jeno aja karena memang ada orang dalam yang sudah mendukung usahanya buat ngedapetin Jeno.

"Lima ratus juta pagi ini yang aku kasih, kamu kemanain??"

"Hidupmu tuh tinggal minta, sama ngurus anak. Udah!"

Ya, Jeno memang kejam. Tapi itu berlaku untuk orang yang berusaha menghalangi mimpinya menjadi orang besar.

Walau kekayaan Jeno tidak bakal habis tujuh turunan, tetapi yang namanya mengais materi itu sangatlah penting untuk menopang hidup generasi nya nanti.

"Aku capek ya, kalau kamu nggak terima punya suami kaya aku kenapa kamu dulu make susuk hah?"

"Ak-aku cantik dari lahir mass, bukan susuk astaga!"

"Halah tai!"

Jeno menyambar bathrobe merah maroon kemudian bergegas ke kamar mandi. Ia lebih memilih berendam sambil scroll hp-nya.

BINAL 03 || NOMIN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang