25. Ji-Song ( my prince Baby )

4.1K 235 30
                                    

Jeno membuka pintunya, jam sepuluh malam dan tentunya baru pulang dinas.

Ceklek

"Astaga, Nana cintaku sayangku pujaan hatiku. Bisa bisanya!!!"

Tiada hari tanpa kejutan, Jeno mendapati primadonanya duduk di atas kasur dengan tiga mangkuk berkuah di atas meja. Dugaan Jeno , pasti Jaemin habis ngbisin mie.

"Ehe mass Nyenyo, sini mass mau join nggak?? Nana habis tiga mangkuk ramen sama sepiring bebek peking loh. Terus tadi ayah yuta juga ke sini bawain Nana dua buah melon. Besar besar tau, tapi habis"

Bukan masalah itu, tapi... "perutmu udah kaya toren air loh Na" Jeno lemas seketika!

Bunga tulip warna putih di tangannya seakan layu bersamaan.

"Em-mass marah sama Nana??" Jaemin berkata seraya meletakkan sendok di tangannya.

Membiarkan Jeno mengambil selembar tissu dan mengelap ujung bibirnya. Remahan beserta bekas kuah pedas, melumuri bibir Jaemin yang bengkak akibat pedasnya kuah itu.

"Bukan masalah itu, dedeknya kasihan di kasih makan pedes terus" Jeno mau nangis, tapi takut ingusan.

Serat-serot di depan istri yang sedang hamil, memang tidak di perbolehkan. Ya itulah, bekal yang ada pada lingkup kekeluargaan mereka.

Bibir Jaemin melengkung ke bawah, ia dorong meja dengan roda di bawahnya. Meja itu khusus Mina beli untuk mengantarkan makan ke kamar Jaemin.

Karena usia kandungannya yang sudah sembilan bulan, membuat Jaemin malas untuk jalan-jalan.

"Udah minum air??"

Kenapa suara Jeno jadi serak gini?? Jaemin merasa bersalah, udah gitu sprei kamarnya menjadi korban cipratan saus sambal.

"Belum mass"

"Kenapa ?? Jago makan harus diimbangi minum air. Ngerti nggak?"

Ngeri banget punya istri modelan jaemin. Hamil anak pertama saja, brutal nya setengah mati.

Setelah memberi minum si manis, Jeno membuka suit hitamnya. Bergerak memindahkan Jaemin ke sofa dan mengganti semua sprei dan karpet di kamarnya.

Jaemin cukup menjadi boss saja, seraya merasakan panas pada perutnya. Akibat cabe utuh yang ia makan.

"Mass"

"Apa lagi??"

"Beliin batagor di seberang jalan mass" pinta Jaemin tidak lupa mengerjap manja ke arah suaminya.

"Perutmu udah mau meledak, masih mau makan??"

"APA-APA NGGAK BOLEH. CERAI AJALAH KITA!!"

Sandal bulu rumahan di bawah kolong sofa pun ia sambar, berjalan gontai sembari memegangi perut besarnya.

Jeno sampai curiga kalau anak di dalam perut Jaemin bukan cuma satu, melainkan kembar.

Jeno menghempas sprei di tangannya, bergerak cepat sebelum berlari keluar membuntuti kemana si manis akan berjalan.

Lima menit berlalu, walau asal-asalan yang penting kasur sudah bersih. Jeno menurunkan celananya, udara cukup panas bagi Jeno yang sudah bekerja keras.

Di lihatnya si manis jalan merambat di pintu gerbang, ada bi Mina yang ternyata menuntun pinggulnya sambil memegang payung.

"Mau kemana si nona?? Ujan-ujan begini"

"Pengin biji cilok bi, sama tahu isi terus kentang. Ada batagor pula, terus bumbu kacangnya yang banyak. Nana bisa jalan sendiri kok bi"

"Bibi mana tega, ngebiarin kamu yang kekenyangan gini tapi masih aja mau makan. Dedeknya mau lahir pasti, ngerjain ibunya gini ih gemes bibi" Mina mencubit pelan perut Jaemin.

BINAL 03 || NOMIN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang