14. Binalnya Kumat ❗️❗️

10.5K 370 82
                                    

Boot Pict || Vote || Hmm || Crot || Adult 18+ || local porn words || fingering
Yang bocil sini ngga papa kok
Vote ya!



Chapter ini kalian full cream
Eh Maksudnya full senyum










CHICAGO, pukul 08 malam.

Haechan saat itu sedang menunggu kepulangan Johnny dari kantornya, iseng aja ngebuka pesan masuk di grup chatnya. Ya siapa lagi kalau bukan Nana yang ngechat duluan?

"Hah? Jadi loe kabur dari rumah Jeno??" monolog Haechan.

Jemarinya asik bermain pada layar benda pipih tersebut, sampai Haechan tidak menyadari bahwa Johnny sudah berdiri satu ruangan dengannya.

Mengamati gerak-gerik anaknya dengan tatapan heran.

"Ekhm!"

( punya authornya  )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( punya authornya  )

Haechan hampir saja membuang ponselnya. Duduk menegak, lalu bersalaman dengan sang ayah.

"Sejak kapan kamu datang huh? Kenapa tidak beritahu ayah? Biar ayah jemput di bandara!"

"Euhm, tadi pagi di jemput Mae. Kan ayah kerja, hehe ayah sehat??"

Johnny menuang wine pada gelas kaca, aura yang di miliki oleh lelaki asli Chicago itu memang luar biasa.

Johnny meninggalkan Haechan di jakarta bersama pamannya. Tetapi karena kenakalan Haechan,—di kasih kemewahan dan fasilitas yang begitu mewah dan lengkap malah memilih tinggal di kostan.

Dengan alasan mau mandiri, tapi ya nggak tau nanti.

"Echan kangen sama ayah"

Johnny menaikkan satu alisnya. "Really,??? tumben? Biasanya kamu dekatin ayah karena ada hal yang mau di tanyakan. Atau mau beli Lamborghini? Tesla yang baru emang udah rusak! Apa kamu kasihkan lagi ke temenmu?"

Haechan duduk mendekat. Kedua mata tajamnya mengedar, memastikan tidak ada makhluk lain selain Haechan dan Johnny.

"Ayah, masih ingat nggak sama tragedi pembunuhan laki-laki pencuri beras waktu Echan kecil??"

Tidak ada jawaban selain kernyitan tajam yang tampak pada jidat maskulin sang ayah. Sial, Haechan membuat jiwa materialistis ayahnya kusut seketika.

"Anak dari korban pembunuhan itu, temennya Echan loh"

"Really?? Itu sudah sangat lama, untuk apa kau menanyakan hal tidak penting itu hmm??" Johnny mengusak rambut anaknya dengan sayang.

Memainkan pipi bulat Haechan dengan cubitan gemas.

"Echan penasaran, siapa yang membunuh ayah dari teman aku? Kasihan loh, dia kehilangan kedua papahnya dan sekarang ngekos bareng Echan" alibi Haechan, padahal Jaemin sudah tidak ngekost lagi.

BINAL 03 || NOMIN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang