17. Dear Na Jaemin 18+

9K 340 32
                                    

Jangan Lupa Vote ya 🤭
Biar mami semangat ❗️
Intinya mami ngamuk kalo nggak di tekan bintangnya!





Jaemin mempersilahkan kedua temannya masuk ke rumah. Membuatkan minuman, kebetulan malam itu hujan deras.

Haechan sedikit kaget, beberapa hari ini dirinya tinggal di negeri Paman Sam. Namun setelah kembali, rupanya Jaemin sudah baikan sama Jeno.

Semua tidak sesuai ekpektasi, orang di grupchat Jaemin bilangnya kabur dari Jeno kok.!

"Euhm Na,, Jeno kemana?" Haechan bertanya sedikit takut, tidak pada Hyunjin yang malah sangat menikmati tidurnya di sofa empuk rumah Jaemin.

"Oh, Jeno keluar beli rokok katanya. Kenapa ya??"

Jaemin nggak cemburu, tumben aja Haechan nanya gitu.

"Lo udah baikan sama Jeno? Sejak kapan?"

Jaemin tersenyum seraya membuka toples berisikan cemilan di atas meja.

"Chan, gue lagi ngandung anaknya Jeno. Nggak mau ribet, kita udah baikan kok dan Jeno mau cerai sama Naeun"

"Oohh,, gitu Na? Tapi lo udah yakin mau nikah sama Jeno!!??"

"Lo kenapa si Chan? Tumben banget ngurusin hidup orang??" timpal Hyunjin, walau sebenarnya Jaemin tidak keberatan.

Sosok Jeno melenggang masuk, membuat Haechan diam. Lirikan pria berusia lebih dari tigapuluh tahun tersebut memang sangat mengerikan, Haechan tidak ada hentinya meneguk ludahnya kasar.

"Sayang, aku akan mandi"

"Iya mass, aku siapin air buat kamu??"

"Nggak usah, aku bisa kok" Jaemin mendekati Jeno, mengusap rambut nya yang basah terkena air hujan.

Kemudian,—mengecup bibirnya. Hal ini Jaemin lakukan bermaksud untuk memperlihatkan pada Haechan, bahwa mereka berdua tidak berada pada suatu masalah. Bahasa kasarnya, masalah itu telah kelar.

"Euhmm,, kalo begitu gue pamit Na!"

Jaemin melihat Haechan berjalan tergesa, keluar dari rumah Jaemin menerjang derasnya Hujan. Meninggalkan Hyunjin yang masih menikmati lembutnya tekstur sofa.

"Aneh, Haechan kenapa si??"

"Addooohhhh Nana,, biarin aja atuh. Ngapain di pikirin si, kamu teh lagi hamil. Jangan banyak pikiran gitu"

"Tapi Njin, Echan kaya nyimpen sesuatu loh dari gue?" Jaemin sampai berjalan keluar, menuju teras rumah.

"Nyimpen jimat jaran goyang maksud lo??"

Sosok Haechan telah tiada, kabut malam itu cukup tebal. Menghilangkan jejak Haechan lumayan cepat.

❗️❗️❗️

Di bawah naungan selimut tebal, Jaemin menikmati setiap tusukan yang di terima. Jeno menggagahinya, menyabotase lubangnya di pagi yang masih buta.

"Uuhhhh daddyhh,, your dick really amazing uuhhh aakkhh" Jaemin menarik kedua nipple nya, menggoda Jeno yang sedang bekerja keras membajak lubangnya.

Keringat yang melumuri dada bidang dan jidat maskulinnya membuat birahi Jaemin kian memuncak.

"Lubangmu udah bocor banget, masih kuat? Itu perut udah kaya bola,—kembung aahhkk jangan ngetat Na!!"

PLAK

PLAK

Jaemin sengaja mengetatkan lubangnya, menjepit dan mengurut penis Jeno yang sepertinya macet tidak bisa di gerakkan.

BINAL 03 || NOMIN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang