BRAAKKK
Pintu kamar bayi Chenle terbuka, tenaga Naeun cukup lumayan,—bahkan engsel pintu di kamar itu sampai rusak. Bisa di katakan, bahwa raut wajah Naeun lebih mengerikan dari setan budeg saat ini.
Namun, pemandangan yang terpampang di depannya saat ini berbanding terbalik dengan amarahnya.
Jeno dan baby Chenle tidur di bawah naungan selimut yang sama. Dan lucunya, kepala bayi Chenle menumpu pada lengan sang papah.
Kedua mata setajam elang milik Naeun menyapu ke penjuru ruangan, ia membuka lemari dan memasuki private toilet di kamar itu.
Namun tidak di temukan siapapun.
"Perasaan gue denger daddy ngomong deh tadi, apa iya sama Chenle" Naeun ngebatin, sedangkan Jeno tersenyum di balik matanya yang tertutup rapat.
Naeun kembali melangkah, menidurkan diri di belakang punggung Jeno. "Ah, mengapa jadi wangi vanilla seperti ini??"
Di guncangnya lengan kekar Jeno, kemudian Naeun bergerak mengecup pelipis suaminya hingga terdengar sebuah lenguhan.
Naeun bisa melihat mata merah sang suami yang oerlahan terbuka. "Ada apa??"
"Maaf mengganggu tidurmu daddy, hmm bisa tolong aku??"
Jeno mengerjap perlahan, berusaha menggerakan lengan tangannya pelan agar baby Chenle tidak bangun.
"Apa? Uang lagi?"
"Bukan itu, tadi aku mendengar suara seorang pria di sini. Aku pikir kau membawa rekan kerjamu??"
"Kau ini bodoh apa memang tolol? Katakan apa maumu?" Suara serak Jeno membuat Naeun meneguk ludahnya mati-matian.
Jeno adalah tipikal pria yang sangat agresif, apalagi jika ada seseorang yang mengganggu tidurnya.
Naeun terkekeh seraya menyampingkan poni sang suami. Ingatlah bahwa ada sosok yang merubah sorot mata teduhnya menjadi dendam,— siapa lagi kalau bukan Na Jaemin yang bersembunyi di bawah ranjang.
Mendengar tuturan manja Naeun membuat Jaemin ingin merukiyah dirinya sendiri.
"Sepulang kerja, aku lupa membeli softek. Beliin dad, eumhh subur banget nih sampe sebulan dua kali" Naeun membelai paha dalamnya.
"Softek??"
"Euhm,, tapi kalau daddy nggak bisa,— aku beli sendiri deh"
Ya emang gendheng Naeun ini. Setelah melumat bibir gempal suaminya, Naeun pergi begitu saja.
Tangan jeno berlari mengambil sapu tangan yang tergeletak di nakas. Mengelap bibirnya hingga bengkak, bekas lumat manja Naeun.
Kepergian sang permaisuri di rumah ini membuat Jaemin merayap keluar dari celah sempit tersebut.
"Daddy kalau iki ninti minti ricih biwit bili iskrim yii!"Jaemin mode julid memang nggak nguatin, Jeno bersiap melepas pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAL 03 || NOMIN END
RomanceBinal vers 01 dan 02 'cek di work saya' And welcome to BINAL NOMIN VERS 03 🐶🐰🤍 (Semua ff dengan judul BINAL di acc saya, beda alur dan jalan ceritanya!) Ini Mpreg FANFICTION Homophobic DNI Cerita Jaemin yang rela ngangkang di depan CEOnya demi d...