Dua Chapter hari ini ya?!
Mami harap kalian nggak ketinggalan, atau sampai loncat satu chapter pun.
Selamat membacaKehamilan tidak menjadikan halangan untuk Jaemin berlari, di bawah rintikkan air hujan pukul sepuluh malam. Jaemin menunggu Hyunjin di sebuah halte, karena rumah Jaemin harus memasuki gang.
Jaemin tidak mau merepotkan Hyunjin lagi, walau ini sudah sangat merepotkan.
Beruntung Hyunjin saat ini sudah bekerja, Hyunjin memiliki sebuah mobil. Dalam kurun waktu sebulan ini, ehmm patut di contoh sebenarnya.
Tin
Tin
Ya, itu mobil Hyunjin. Jaemin memasukki nya dengan tergesa.
"Seat belt Na!"
"Iy-iya njin, makasih ya tumpangannya"
"Huh, lo tau nggak kalau Jeno tuh yang nanganin malah si Felix. Lakik gue!"
Jaemin tidak menjawab, ketakutan sedang menguasai dirinya yang sedang berbadan dua. Teringat kembali pada penuturan Haechan, Jaemin berulang kali menghubungi Renjun.
Namun, panggilan itu di tolak. Entah apa tujuannya, Jaemin hanya bisa pasrah. Berharap setelah ini bisa kembali beradu tatap, menikmati kerlingan manja, mendengar suara lowbass dan semua itu tentu saja dari seorang Jeno yang bertarung melawan penyakitnya.
"Kenapa gue nggak ngerti kalau Jeno tuh sakit ginjal" monolog Jaemin dengan wajah cemas.
Ya memang Jaemin pernah mendengar sebuah cuitan Bi Mina dan Taeyong, menyebut nama Mark yang sudah tiada. Tetapi Jaemin saat itu tidak tertarik untuk bertanya, karena posisinya masih menjadi simpanan.
Rapalan doa tiada putusnya, membuat Hyunjin mengusap perut Nana. "Jagoan om Hyunjin udah diajak berjuang dari janin, kelak bakalan jadi orang sukses" ucap Hyunjin, Jaemin telah mengaku sedang hamil muda padanya.
Jaemin makin di buat mewek kan. "Gue bakalan jadi lelaki pertama yang ngusap perut Lo kan Na?? Walaupun gue sendiri boti" kekeh Hyunjin.
"Makasih ya Njin"
"Lu ngucap makasih udah berapa kali sama Gue,?? Mau muntah gue!"
❗️❗️
Naeun dengan perban di kepalanya tampak berdiri cemas di ruang tunggu. Dokter melarangnya untuk masuk, penanganan medis sedang berjalan.
Alat pacu jantung di tangan dokter felix pun sukses terpasang di dada pasien. Karena,—garis pada mesin EKG yang menghubungkan pada si pasien telah berjalan lurus.
"Hundred fifty joule!"
Tiiittt
"Higheerr!!"
Tiittt
"Baiklah, naikkan kain putih tersebut. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin—"
Jeno side :
aku berjalan, diatas rerumputan berwarna hijau segar di bawah langit berwarna jingga. Baru aku tau, disini sangat sepi. Aku tidak menemukan siapapun yang aku kenali, kecuali,—abang Mark dan Yeji yang saat itu tengah melihat ke bawah.
"Adikku mana ya?" tanya Mark.
"Mungkin sedang menaiki tangga,, apakah aku benar"
"Sepertinya iya, baiklah tunggu saja"
Mereka tidak tau bahwa aku sudah berada di belakang mereka. Rasanya ingin sekali aku mendorong mereka ke dunia, tetapi itu sangat mustahil.
Aku telah bergabung dengan circle mereka saat ini, menjadi sosok yang sudah tinggal nama di bumi tetapi ragaku telah terbang menjadi alunan simphony.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAL 03 || NOMIN END
RomanceBinal vers 01 dan 02 'cek di work saya' And welcome to BINAL NOMIN VERS 03 🐶🐰🤍 (Semua ff dengan judul BINAL di acc saya, beda alur dan jalan ceritanya!) Ini Mpreg FANFICTION Homophobic DNI Cerita Jaemin yang rela ngangkang di depan CEOnya demi d...