Chp 3 (Pulang)

11 4 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, para siswa dan siswi sudah siap untuk mengakhiri pembelajaran dan memilih untuk pulang. Tapi tak semua pulang, akan ada beberapa yang makan dikelas atau pun berkeliaran.

Lita yang mendengar bel dengan cepat membereskan semua barang bawaannya lalu menunggu Daraz didekat tangga. Lita benar benar senang karena bisa pulang cepat hari ini.

Seharusnya mereka hari ini pulang pukul 2 siang, namun karena tidak ada kegiatan pramuka, anak anak diperkenankan untuk pulang. Lita menunggu tangga sepi lalu ia naik menuju kelas Daraz.

Lita melihat Daraz yang sudah tersenyum menatapnya. Rasanya Lita sangat ingin memeluk Daraz melihat apa yang terjadi hari ini. Ia kesal dan ia benar-benar ingin jika Daraz baik-baik saja.

"Daraz, kamu nanti langsung pulang atau mau beli jajan dulu?" Tanya Lita. Lita bersyukur karena kekasihnya ini hanya tidak bisa bicara, bukannya tidak bisa mendengar, karena akan sangat sulit baginya untuk mengerti dan berkomunikasi satu sama lain.

"A-ku mau ja-jan," Lita melihat pergerakan tangan Daraz dan ia juga melihat gerak gerik mulut Daraz, artinya Daraz ingin membeli jajan. Mau tidak mau Lita yang menawarkan sehingga Lita akan setuju apapun jawaban Daraz.

"Mau apa Raz?" Tanya Lita melihat Daraz yang sepertinya bingung. Lita tertawa kecil melihat ekspresi wajah Daraz yang seperti baru pertama kali melihat toko makanan ringan yang berjajar seperti ini.

Jujur saja Daraz sangat malas keluar, lagi pula banyak yang tak dapat mengerti apa yang ia bicarakan sehingga ia berpikir kalau sebaiknya ia mati saja dan tidak dilahirkan.

Namun setelah bertemu Lita semuanya menjadi berubah, ia ingin bahagia bersama Lita. "A-ku mau ja-suke," ucap Daraz. Lita dengan segera menganguk dan ia juga dengan cepat memesankan jasuke.

Sebelum menghampiri penjual, tangan Lita ditahan oleh Daraz, sepertinya Daraz ingin mengucapkan sesuatu. "K-kamu mau ju-ga?" Tanya Daraz. Lita menganguk dan menjawab. "Iya, aku juga beli, makasih ya," Lita berucap.

Daraz mengangguk-ngangguk dan kini pesanan mereka jadi. Lita dan Daraz memakannya bersama sambil berjalan pulang. Banyak hal yang dibahas oleh keduanya selama dijalan.

Baik hal baik atau pun buruk, masa lalu yang baik atau pun buruk semuanya saling bercerita. "Jujur aja aku gasuka asin," Lita berucap sambil mengunyah jasukenya.

"Ke-napa?" Tanya Daraz sambil menggerakkan tangannya. "Gaenak aja, aku gasuka," jelas Lita lagi. "Ka-lau kamu ma-kan ga-ram doang, p-pasti asin-lah." Jelas Daraz di gerak geriknya.

Lita tertawa. Iya juga ya, siapa pun pasti akan merasa asin jika memakan garam tanpa apapun. Garam digunakan sebagai penyedap dan pelengkap dimakanan, oleh karena itu semua orang pasti tetap mengkonsumsi garam.

Tak terasa mereka telah berada di penyebrangan yang terakhir. Penyebrangan terakhir itu adalah penyebrangan yang cukup ramai karena memang jalannya masih jalan raya.

Daraz menggenggam tangan Lita dan keduanya saling melihat kekanan dan kiri. Daraz menarik tangan Lita dan kini mereka berhasil menyebrang. Daraz sangat bahagia bersama Lita. Ia sampai melupakan akan penyakitnya sejenak.

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang