Chp 12 (Buru buru)

12 4 2
                                    

Hari ini Lita berjalan dengan cepat untuk menuju BK. Ia akan mengambil buku absen dan ia akan mengabsen teman temannya. Dia harus cepat, karena ada beberapa mapel yang belum ia kerjakan.

Tanpa memikirkan yang tidak masuk, Lita mengabsen semuanya. Ia tak memikirkan yang tidak masuk. Toh kalau ada suratnya nanti ia akan isi. Kalau tidak ada ya alfa.

Lita mengabsen murid dari 1 sampai ke 31. Semuanya ia ingat, baik nama depan sampai nama belakang dari teman temannya. Lita tak pernah melupakannya, karena dimatanya wajah mereka sudah menunjukkan nomor absennya.

Lita tidak pernah kebingungan untuk menulis nama temannya saat kerja kelompok, hal ini dikarenakan Lita yang sangat sering membuka buku absen dan ia juga sangat sering memanggil nama temannya yang menyebalkan menggunakan nama panjang.

Absen sudah selesai. Lita dengan segera mengeluarkan buku matematikanya dan juga laptopnya untuk mengerjakan tugas agama. Ia juga kemarin sempat melakukan SKS (sistem kebut semalam) untuk mengerjakan tugas agamanya yang deadline hari itu.

Saat ini dia malas berbicara dan memilih untuk mendengarkan musik. Ia juga memilih untuk tidur jika mengantuk setelah mengerjakan tugas matematika. Ia kemudian mengirim file pdf agamanya ke classroom untuk disubmit atau diserahkan.

Lita lelah memikirkan matematikanya, meskipun hasil nyontek, ia tetap lelah dalam menyalin. Ia memilih untuk tidur sambil mendengarkan musik inggris kesukaannya yaitu lagu Always dari Isak Danielson.

Lagunya memang indah, namun liriknya begitu menyakitkan, ia sendiri sangat menyukai lagu itu karena liriknya. Ada suatu ungkapan. "Musik adalah penenang, tapi lirik adalah penghancur."

Lita memejamkan matanya karena memang gurunya belum masuk. Mereka sebenarnya memiliki banyak waktu untuk istirahat, karena kelas mereka biasanya jarang dimasuki oleh guru.

Lagi pula guru mana yang mau masuk ke kelas seperti ini. Kelas paling pojok dan gelap. Kenapa gelap kan masih siang?? Sebenarnya tidak gelap, tapi bayangkan saja, lampu dikelasnya hanya satu padahal luas kelasnya cukup lebar.

Lita sampai menggeleng geleng saat melihat kondisi kelas mereka yang cukup memprihatinkan. Tapi meskipun begitu, kelas mereka adalah yang terbaik. Kelas anti omongan ruang guru dan juga guru BK.

"Ta, mtk uda?" Tanya Brody. "Iya uda, kenapa mau nyontek? Ambil aja," Lita mempersilahkan temannya untuk mengambil buku matematikanya itu. Catatan matematika di buku catatan Lita sangat penuh dan lengkap. Ia sudah seperti anak ambis, padahal tidak sama sekali.

"Kamu ngerjain apa Ta kok buka laptop?" Tanya Luna temannya yang tempat duduknya cukup jauh dari bangku milik Lita. "Ohh, ini agama Na," Jawab Lita yang kini dianguki oleh Luna.

Luna kembali ke tempatnya dan kembali berbicara dengan teman sebangkunya yaitu Pramestya. Mereka terlihat kembar dan sangat lucu karena Luna sangat cantik dan Pramestya sangat lucu, keduanya memiliki pesonanya masing masing.

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang