Chp 29 (Kembang api)

8 3 0
                                    

Tak dapat dirasa kalau hari sudah mulai sore, saat ini Daraz terus terusan merengek untuk melihat kembang api. Mama dan Lita tentu saja bingung Apa yang akan dilakukan sekarang. Mereka belum mempersiapkan kendaraan mereka untuk pergi ke tempat penyalaan kembang api.

Sejak tadi Daraz merengek dengan bergerak gerak sambil menarik narik tangan Lita. Lita yang sudah muak akhirnya memilih agar ia mempersiapkan kembang apinya dan akan meletakkannya dimobil. "Mamaaa, Daraz uda kaya apa aja ini nempel ditangan astagaa." Lita menunjukkan tangannya yang ditempelin Daraz.

"Astaga Darazzz, sabar sebentar, mama lagi beli korek sayangg." Mama menunjukkan korek yang baru saja ia beli. "Tuhh, liatt, sebentar ya Darazz." Lita kembali mengelus rambut Daraz yang sekarang mungkin sudah hampir lepek karena sudah lama Daraz tidak mandi akibat keadaannya yang semakin parah.

Karena semua barang barang telah siap, mama, Daraz dan Lita kini sudah siap untuk pergi menuju tempat penyalaan kembang api. Sejak dijalan, Daraz tak berhenti tersenyum. Lita yang melihat ini tentu saja senang. Ia sangat merindukan senyum dari sang kekasih.

"Aku bahagia liat kamu senyum." Lita berucap. Ia kini benar benar melihat jika Daraz benar benar bahagia. Mama yang melihat interaksi keduanya sangat merasa gemas. Mereka juga sangat lucu dan menggemaskan dimata mama.

Mereka sudah sampai di hamparan rumput hijau yang sangat terlihat segar. Daraz berjalan dan menginjak rumputnya dengan hati hati, sedangkan Lita, hanya duduk dikursi yang telah disediakan oleh mama. "Malam ini indah, kita semua harus melihatnya," Lita menatap langit kemudian ia menatap dunianya, yaitu Daraz.

Entah apa yang akan terjadi hari ini, Lita dan Daraz mempercayakan segalanya kepada Tuhan. Rerumputan di sana terlihat indah karena terdapat lampu jalan di sana. Coba saja kalau tidak, itu sudah seperti jalan menuju kuburan.

"Ma, uda siap kembang apinya?" Lita bertanya melihat mama yang mulai berdiri dari duduknya. "Uda sayang. Daraz lucu banget ya.. Ga kerasa.." Mama berucap. Lita mengerti maksud mama. Lita dengan segera meneriaki nama Daraz.

"Daraz ayo kesini, kita liat sama sama dari sinii!" Lita berteriak kepada Daraz. Daraz yang sudah tak sabar dengan segera menghampiri Lita dan mama yang kini sudah siap untuk menyalakan sumbu kembang api. "Siap yaa," Mama berucap. Lita dan Daraz menganguk, mereka sudah sangat siap.

DUARR!!

DUARR!!!

Suara kembang api terdengar merdu. Daraz mendadak menjatukan dirinya ke rerumputan itu, ia berbaring disana menatap ke langit. Lita yang terkejut seketika menanyakan keadaan Daraz. "Raz gapapa??" Lita bertanya. Daraz menggeleng. Ia merasa baik baik saja.

"Lita, dapatkah aku meminta sesuatu sebelum aku pergi nanti?" Tanya Daraz dalam bahasanya. Lita mengangguk sedih, kini hatinya terasa sesak melihat Daraz yang mulai lemas.

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang