Chp 2 (Semuanya baik-baik saja)

17 4 2
                                    

Lita masih disana, ia takut jika Daraz kenapa-napa. "Kamu gapapa kan Raz.." Lita mengusap kening Daraz yang hangat dengan pelan. Daraz tetap terdiam, ia tak membuka matanya sama sekali, Lita takut jika Daraz sakit lebih parah.

"Aku minta maaf ya karena sudah membuatmu capek," Lita mengusap-usap rambut Daraz, ia kini duduk dipinggir ranjang dan tak memikirkan soal penyakit Daraz saat ini. Ia ingin istirahat sejenak dari pikirannya yang buruk.

Lita menatapi langit-langit UKS dan juga melihat sepatu dan kaos kaki yang ia kenakan. Karena bosan, Lita juga tak jarang untuk mengutak-atik beberapa peralatan disana, ia mengambil minyak kayu putih dan menghirupnya.

Aromanya sangat segar dan sedikit membuat pikiran Lita tenang, ia juga membuang nafas panjangnya untuk menenangkan dirinya. Tak dirasa, Daraz terbangun dan langsung menggrasak-grusuk tempat tidurnya, ia sedang mencari Lita.

"Hah? Apaan itu?" Lita yang menyadari ada pergerakan dengan segera menghampiri kasur Daraz, "Oh!," ia melihat Daraz sudah bangun dari pingsannya. Lita sangat senang, ia tersenyum dan menatap Daraz lama.

Daraz tak sanggup menggerakkan tangannya untuk mengucapkan satu patah kata pun kepada Lita karena keadaannya. Meski ia ingin sekali memanggil Lita sayang. "Daraz anak kuat," Lita mengusap usap punggung Daraz ketika mereka berpelukan.

"Daraz kenapa??" Lita menggunakan bahasa isyarat, ia benar benar belajar agar dia tidak tolol saat berbicara dengan kekasihnya sendiri. "Mau... Mau minum?" Tanya Lita, Daraz menganguk, dengan segera Lita mengambilkan teh hangat untuk Daraz.

"Minumnya pelan-pelan aja, kamu ga lagi balapan sayang," Lita memperhatikan senyum Daraz yang indah, sangat indah akibat cengengesan.

Kebahagiaan Daraz sebenarnya sama seperti yang lain, hanya saja kekurangannya membuatnya begini. Daraz gemar tersenyum, apalagi tersenyum kepada Lita, ia akan menunjukkan dengan sangat lebar.

"Terimakasih," ucap Daraz dengan Bahasa isyarat. Lita mengangguk ia hanya ingin kekasihnya bahagia saat mendapatkannya. Lita akan membuat Daraz bahagia sampai kapanpun.

"Kamu mau ke kelas? Kita udah lama loh disini, temen-temen kamu pasti nyariin," tanya Lita. Daraz mengangguk dan ia berjalan bersama Lita. Banyak rumor terdengar karena mereka berjalan bersama.

"Mereka nggak seimbang banget sih, masa cowo kayak gitu?" Ucap salah satu siswa. "Iya banget anjirrr, kayak, apaan gitu. Kok mau ya pacaran sama cowo bisu," ledek seseorang lagi.

Lita sudah muak mendengarnya, ia dengan segera berjalan lebih cepat untuk mengantar Daraz ke kelas. "Nah uda sampe. Kamu kalau cape minum obat dan istirahat, jangan ngajakin anak tetangga main terus," ledek Lita.

Daraz tertawa dalam heningnya, lalu ia pamit kepada Lita, Lita menganguk dan keduanya saling melambaikan tangan. Dengan segera, Lita turun dan kembali ke kelasnya.

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang