Chp 6 (Berjuang)

8 3 0
                                    

Lita mulai mencobanya satu persatu. ia mencoba crepess yang baru ia beli, rasanya sangat enak. Adonan crepess yang ia pesan tadi tidak kering karena ia tidak menyukai hal yang keras.

Selain itu rasa susunya juga berasa dan kejunya tidak pelit. Oh iya, rasa susu keju adalah kesukaan Lita, tak ada yang mampu menggantikan posisi crepess di hati Lita, kecuali si ekhem Daraz.

Daraz juga mulai mencoba untuk memakan batagornya. Kata Daraz dalam gerakan, rasanya sangat enak karena bumbu kacangnya yang pas dan tidak pedas. Daraz seperti Lita ia sangat membenci cabai.

"Rasanya e-nak," Daraz terus mengungkapkan itu. Lita yang kini memakan jasuke juga ikut tersenyum dan tertawa. Mereka juga tak jarang tertawa karena banyak hal.

"Coba lihat itu," Lita menunjuk ke sebuah arah. "Kamu tau ga itu bukan kaca loh," Daraz memperhatikan lagi apa yang Lita maksud. "Yang mana?" Tanya Daraz karena masih bingung.

"Itu loh kaca jalan yang bulet." Jelas Lita. "Ohhh," Daraz bergerak sambil tertawa malu. "Terus i-tu da-ri apa?" Gerak Daraz. "Dari plastik kayanya, soalnya kalo diteken teken itu jadi masuk gitu." Lita menjawab.

"Ka-mu uda pernah ny-oba?" Daraz bergerak sambil memakan cimol miliknya. "Belum," Lita menjawab singkat. "Ki-ta g-aada topik l-lain?" Daraz. Bukannya menjawab, Lita malah tertawa karena Daraz yang biasanya lebih baik tidak bergerak jadi ingin bergerak.

"Kamu tumben banget pengen gerak." Lita berucap sambil tertawa lagi. "Iya, l-lagi pengen," Gerak Daraz. "Aku gatau apa yang terjadi sama kamu Raz. Intinya aku mau sama kamu terus. Jangan tinggalin aku," Lita mendadak membahas sesuatu yang sedikit emosional.

Daraz menganguk sedih, ia tak yakin akan jawabannya sendiri. Ia takut membuat Lita kecewa dan terpukul akan kematiannya nanti. Ia tau jika memang masih ada kemungkinan baginya untuk hidup, tapi itu hanyalah sebuah kemungkinan.

Ia malah lebih yakin jika ia akan mati sebentar lagi. Ia tak sanggup memendam semuanya sendiri lagi, ia ingin bercerita kepada Lita, namun ia takut akan keadaan Lita nanti.

Ia tak mau dikasihani. Ia tak layak untuk dikasihani, karena ia orang yang kuat, tak semuanya mampu menjadi dirinya. Apapun yang terjadi, terjadilah. Biarlah semesta merenggutnya dan mengambilnya dari Lita. Semuanya pasti ada maksudnya.

"Ehh, kemarin lusa hewanku mati. Aku sedih banget," Lita berucap. Dengan segera Daraz memainkan alisnya, ia juga bertanya kenapa Ton Ton mati. Ton Ton adalah seekor hamster peliharaan Lita

Ia di adopt oleh Lita sejak dua bulan lalu. Matanya merah dan bulunya putih, itu semua sangat indah. Baru dua bulan, tapi Ton Ton sudah diambil oleh Tuhan, Lita takut, sangat takut jika ia akan kehilangan sesuatu lagi.

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang