Chp 15 (Daraz)

10 3 0
                                    

Daraz Pov

Tanganku tak dapat diangkat. Rasanya sakit. Aku mau menangis karena Lita tak bersamaku sekarang. Aku merindukannya. Akan sangat jahat baginya jika aku meninggalkannya tanpa berpamitan.

"L-Lita." Aku meneriaki nama Lita dalam heningku. Tak ada seorang pun yang tau jika aku merindukannya. Aku membutuhkannya. Banyak hal yang belum bisa aku sampaikan kepada Lita.

Aku belum siap meninggalkannya. Aku takut jika Lita akan membenciku seumur hidupnya karena aku tak berbicara padanya sebelum aku pergi. Banyak sudah surat yang kubuat hanya untuk Lita. Semuanya hanya untuknya.

Namun hanya ada satu surat yang begitu berarti. Aku berencana akan memberikan Lita surat yang itu. Ya aku akan memberikannya yang itu. "A-ku m-mencintaimu Lita." Aku berucap. Aku sedih. Rasanya aku ingin menangis. Aku merindukan Lita, apa yang sedang ia lakukan sekarang. Apakah ia mencariku? Hanya itu yang ada dipikiranku.

Aku ingin memeluknya, aku ingin mencium keningnya, aku ingin mencintainya lebih lagi. Dan berlebih dari itu, aku ingin berada disampingnya untuk selamanya. Aku ingin menjadi tempatnya untuk bersandar.

Untuk berkeluh kesah dan aku ingin menjadi satu satunya seseorang yang mendengarkan segala cerita hidupnya. Apapun permasalahnnya, aku mau mendengarnya. Aku mau ikut serta dalam penyelesaiannya. Aku mau bersamanya. Aku ingin menjadi orang pertama yang memulai segalanya bersama Lita.

Dadaku terasa sesak setiap kali mengingat Lita, aku belum siap untuk kehilangam senyum manis Lita nanti. Senyumannya terlalu indah untuk manusia sepertiku. Kalau saja aku bisa berbicara dengan Tuhan. Aku ingin hidup lebih lama lagi. Tak masalah apapun kutukan yang diberikan kepadaku. Aku akan menerimanya.

Asalkan aku masih bisa bersamanya, aku akan menerimanya. Aku hanya ingin segala hal tentangku juga tentang Lita. Yang bisa aku harapkan dari kematianku adalah kebahagiaannya.

Dihari ulang tahunnya aku malah menghilang, aku harus melakukan proses HD agar aku bisa bertemu dengannya. Namun Lita tak marah, ia tetap mengerti alasanku, meskipun itu semua kebohongan. Rasanya aku menjadi laki laki terburuk yang pernah bersamanya.

Dia bilang padaku kalau aku yang pertamanya baginya dan aku akan memberikan luka yang luar biasa padanya, ini semua terasa tidak adil. Aku tak ingin menyakitinya tapi semesta memberikan penyakit ini padaku.

Aku tak masalah apapun yang terjadi, terjadilah. Tapi aku meminta kebahagiaan yang sempurna untuk Lita. Dia berhak bahagia Tuhan. Jangn buat hari harinya menderita dan suram hanya karena kematianku.

Lita adalah seseorang yang paling bisa membuatku menjadi seseorang yang egois, aku akan selamanya mencintainya. Biarkan dia menjadi satu satunya seseorang yang mampu membuat pembisu ini jatuh cinta dalam heningnya.

Daraz Pov End

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang