Chp 20 (Komunikasi 1)

6 3 0
                                    

Lita menganguk. "Kamu pasti masih hidup Raz." Lita bergerak dengan tangannya. Ia sudah tak sanggup lagi jika ia kehilangan Daraz. Mereka berhubungan baru dua bulan. Semua akan terasa sakit baginya. Mereka bahkan belum melakukan banyak hal selama dua bulan ini.

"Uda mau malam kan? Kamu ga pulang? Nanti kalau kemalaman bahaya loh." Daraz menggerak gerakkan tangannya. Lita menggeleng. "Tadi, aku uda izin sama wali kelasku. Besok aku gabisa masuk." Lita menjawab Daraz dengan gerakannya yang masih patah patah.

Daraz tertawa dalam heningnya, ia melihat gerakan Lita yang masih payah dalam berucap bahasa isyarat. "Kamu masih harus belajar lagi." Ungkap Daraz. Dengan sangat lihai Daraz menggerakkan tangannya sesuai dengan kata kata yang ingin dia ucapkan.

"Bahasa isyarat susah ya?" Tanya Lita. "Ngga susah kalau tiap hari latihan." Daraz menjawab cepat. Lita menggeleng geleng dan meminta agar Daraz mengulangi gerakannya, itu terlalu cepat. "Ehh, itu kecepetann." Lita reflek ngomong. Dia jadi melupakan kesepakatan awalnya.

Daraz reflek menunjuk Lita, ia tertawa karena Lita melupakan kesepakatan awal mereka. "Maaf." Lita bergerak. Daraz menganguk kemudian ia menatap keluar, ia melihat kursi roda yang ada didekat kamarnya. Ia ingin duduk disana dan keluar dari rumah sakit.

"Kamu mau naik?" Tanya Lita sambil menatap Daraz. Daraz menggeleng, ia memilih untuk cari aman saja karena kata Lita mama sedang pergi ke gereja, sehingga tidak ada yang menolong keduanya jika terjadi sesuatu.

Bukannya berfikiran buruk, hanya saja Daraz tau benar kondisinya saat itu. Dia benar benar tak bisa berjalan. Tubuhnya kurus kering karena tak mau makan, namun karena hadirnya Lita tadi, Daraz mau memakan beberapa suap bubur ayam yang hampir dingin karena ac diruangan.

"Kamu makan yang banyak, kalau kamu gamau makan, aku bisa aja ga kesini lagi. Jadi kamu jangan lupa makan. Karena itu adalah salah satu upaya agar kita bisa sama-sama terus."

Lita menepuk pundah Daraz, ia adalah manusia tersiap akan apa yang terjadi kedepannya. "Mama uda pulang belum ya? Aku mau pamit pulang." Lita berucap kepada Daraz. Daraz yang sejak tadi kelihatannya meminta Lita untuk pulang malah menarik tangan Lita, ia tak mau Lita pulang.

Lita tertawa, Daraz jarang sekali manja seperti ini. Baru saja dibicarakan mama sudah kembali ke rumah sakit. Daraz yang melihat mama seketika menurunkan senyumnya. Ia tau kalau Lita benar benar akan segera pulang.

Daraz menarik tangan Lita dan menggeleng geleng. Lita tersenyum, sebenarnya ia hanya ingin menjahili Daraz. Ia pulang hanya untuk menyalakan lampu lalu menyapu beberapa ruangan karena sudah pasti kotor. Lalu ia akan kembali lagi ke rumah sakit dan menemani Daraz.

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang