Chp 35 (End)

6 3 0
                                    

Kabar duka berada dimana-mana, semua orang sudah tau kalau sepasang kekasih yang aneh di sekolah mereka telah tiada dua-duanya. Semuanya masih tidak percaya kalau mereka akan kehilangan couple teraneh di sekolah ini. Terutama lagi Shelly, ia seperti hampi mati juga ketika mendengar Lita sudah tiada.

Kini mereka akan menuju ke pemakaman Lita dan Daraz yang di kubur bersampingan. Disana terdapat mama Daraz yang masih menangisi Lita. Bagaimana ia dengan bodohnya membiarkan Lita sendirian. Ia merasa gagal untuk kali yang kedua. "AAAA!! LITAA!" Teriakan mama Daraz sangat terdengar keras disana. Terdapat penyesalan yang berlimpah disana.

Mama kesal, mama begitu bodoh dalam menyikapi keadaan selanjutnya. Ia kini hanya bisa menangis di batu nisan Lita dan Daraz. Keduanya telah meninggal. Mama sendirian disini. Bahkan mama Lita juga terdiam karena anaknya yang telah tiada.

Entah apakah ia akan menangis karena pada dasarnya mereka sangat jauh dan tidak dekat sama sekali. Bahkan Lita lebih dekat dengan mama Daraz dan Daraz sendiri karena mamanya yang sibuk dan sulit menjaga anak. Mama Daraz berteriak lagi. Ia masih tak menyangka jika titipan anaknya menjadi sama seperti anaknya.

Setelah pemakaman mereka semua kembali, tapi tidak dengan mama Daraz dan Lita. Mereka duduk disana sambil membicarakan hal konyol diantara keduanya. Mama Daraz membahas ke bodohan Daraz di masa lalu dan begitu pun sebaliknya.

__ __ __

Terik matahari pagi mengintip di sela-sela jendela, membuat Laureen mengerutkan keningnya silau. "Ini first time ku buat sekolahh, aku harus cakepp." Laureen berucap. Ia dengan segera mengambil handuknya untuk mandi.

Dia mandi dengan tenang, kemudian ia menggunakan seragam, dasi, kaos kaki dan tak lupa menyiapkan bekal. Laureen berjalan kaki karena ia sangat pandai menyebrang dan rumahnya hanya berjarak sekitar 7 meter dari sekolah.

Ia berjalan pelan-pelan saja, toh sekolahnya juga dekat. Laureen berjalan dan akhirnya ia menemukan sepasang mata yang menatapnya. Mata lelaki. Lelaki itu menatapnya. Bukannya takut dan menoleh, Laureen malah menatapnya kembali.

Entah kenapa matanya sangat tidak asing dan postur tubuhnya sangat familiar. Tapi siapa dia? Laureen kini melihat lelaki itu mendekatinya. Lelaki itu terus menatapnya tanpa berkedip. Kemudian keduanya dengan segera saling bertanya.

"Kamu..?" Ungkap keduanya. Laureen tersenyum. Bagaimana bisa mereka menanyakan hal yang sama bersamaan. Dia ingin memukul lengan lelaki itu namun Laureen tak mengenalnya. Itu akan terkesan tidak sopan.

"Aku Dareen." Ucap lelaki itu singkat. 'Oh.. Jadi namanya Dareen.. Namanya indah,' Batin Laureen. "Jadi siapa namamu?" Dareen juga tak lupa menanyakan nama Laureen. "Oh aku, aku Laureen," Laureen dengan reflek bodohnya itu mengulurkan tangannya.

Dengan segera Dareen menjabat tangan halus milik Laureen. Kini mata mereka kembali bertemu. Jujur apa yang terjadi hari ini terasa pernah mereka lakukan dulu. Siapa dia? Pikir Laureen.

Mereka berjalan bersama, kemudian ada sebuah pertanyaan mengganjal di pikiran Laureen. "Kamu percaya soal reinkarnasi?" Tanya Laureen.

Dareen menganguk. "Aku percaya karena aku ngerasa pernah bertemu kamu. Tapi aku gatau dimana," Ucapan Dareen membuat Laureen terdiam. "Aku juga ngerasa begitu.." Kini keduanya diam dan melanjutkan perjalanannya.

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang