Chp 7 (HD)

7 3 0
                                    

Disini dada Daraz sudah sangat sesak, ia belum melakukan HD bulan ini (hemondialisis). Dengan segera Daraz mengajak Lita untuk pulang, Lita yang sedang duduk mendadak bingung karena diajak pulang.

"Kenapa??" Tanya Lita. "A-yo pu-lang," Daraz tak basa basi lagi. Ia langsung mengajak Lita untuk pulang karena rumahnya dekat dari sana. "Daraz kenapa? Kenapa buru buru?" Tanya Lita.

Daraz menggeleng, ia sudah tak mau lagi bergerak. Dengan segera Lita masuk kerumahnya dan ia melihat Daraz yang sudah masuk ke mobil yang ia pesan lewat online.

"Daraz kenapa? Dia ga dada sama aku," Lita memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada Daraz, apakah ia sakit? Sejak dijalan tadi ia juga melihat Daraz memegangi dadanya.

"Kenapa dia ga pamit sama aku??" Lita bertanya tanya. Saat ini banyak pertanyaan menyebalkan terus muncul dikepala Lita, ia ingin membuangnya. "Daraz lo kenapa?" Gumam Lita.

__ __ __

Didalam mobil, Daraz sudah mulai merasakan sesak lebih parah lagi, dadanya terasa benar benar penuh kali ini. Daraz dengan segera memberikan uangnya lalu pergi berjalan kerumah.

Jujur saja, ia sedikit kecewa karena telah membuat Lita sedih, namun ini juga bagian agar Lita tidak semakin terpuruk. Mama Daraz melihat Daraz yang kini sesak nafas.

Ia rasanya ingin sekali memeluk Daraz, namun keadaan tak memungkinkan, ia harus pergi ke rumah sakit. Mereka menaiki mobil yang sama lalu pergi ke dokter untuk melakukan HD.

"Tolong dok segera ditangani," Ucap suster yang segera diiyakan oleh dokter. Dokter meminta agar mama Daraz menunggu diruang tunggu. "Ya Tuhan..," Mama Daraz hanya bisa berdoa kepada Tuhan.

"Tuhan tolong saya, saya mohon.. Tolong selamatkan anak saya..," Mama Daraz memegang salibnya, ia berdoa dan menjatuhkan air matanya, kali ini Daraz sampai sesak nafas, artinya ini cukup serius.

"Tuhan tolong anak saya, saya mohon..," Mama Daraz berdoa sejak tadi dan tidak berhenti berhenti. Jujur saja mama Daraz sangat terkejut akan kondisi Daraz yang sudah sesak nafas begitu.

"Kenapa kamu tadi keluar sayangg..," Mama Daraz masih kesal akan yang Daraz lakukan tadi, kenapa ia harus pergi bermain. Seharusnya ia istirahat karena ia belum HD.

"Dasar anak anak," Mama Daraz berucap sambil tersenyum pedih menatap ruangan HD anaknya. "Kamu pikir mama dan Lita siap kamu tinggal? Kita gabakal siap sayang.." Mama Daraz juga mulai mengutarakan apa yang mengganjal dihatinya.

"Tuhan saya mohon, kali ini saya meminta lagi kepadaMu Tuhan." Mama Daraz benar benar menjatuhkan air matanya lagi. Ini sudah sangat lama sejak mereka masuk tadi.

"Kenapa dokternya ga keluar keluar." Hal ini memicu kekhawatiran didalam diri mama Daraz. Ia kini berdoa kepada Tuhan dan bersyukur akan berkat yang ia terima hari ini. Ia juga meminta keselamatan anaknya.

Wajahnya sekarang benar benar pucat, ia lelah menangis. Matanya memerah, hidungnya memerah, telinganya juga ikut memerah. Mama Daraz benar benar takut.

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang