Chp 4 (Cuaca)

10 4 0
                                    

"Makasih." Lita berbicara sambil membungkuk dihadapan Daraz, Daraz hanya tersenyum dan memberikan dua jempolnya. Lita kemudian melihat Daraz pergi untuk melanjutkan perjalanan pulangnya lalu masuk.

"Cape," Lita sedikit mengeluh dan meletakkan semua peralatan yang ia gunakan. Seperti sepatu, tas, jaket, hasduk, sabuk, dan juga seragam.  Lita melepasnya dan tak lupa menyalakan AC kamarnya.

Ia segera mencuci kakinya dan merebahkan dirinya dikasur. Lita sangat mengantuk, ia memilih untuk tidur agar ia bisa melanjutkan semua tugasnya nanti malam.

Tanpa memikirkan apa yang akan terjadi, Lita tidur dengan anggunnya. Ia menarik selimutnya dan mematikan lampu kamarnya. Ia juga menyalakan AC dengan suhu yang cukup rendah, suhu kamarnya kini sangat dingin.

"Semuanya pasti baik-baik aja," Lita tertidur karena satu kalimat. Lita tidur dengan baik, meski nanti posisinya akan jauh berbeda dari awal sejak dia tidur dikasurnya itu.

__ __ __

Sinar matahari sore mengintip lewat jendela kamar Lita. Cuaca hari ini cukup mendung dan berangin, namun ada sedikit matahari yang muncul sebelum pergi tenggelam.

Lita bangun karena suara angin yang begitu kencang sehingga membuat pasir pasir dibangunan sebelah jatuh ke genting aluminium miliknya. Genting aluminium miliknya itu sangat sensitif akan suara, sehingga jika ada sedikit saja suara, Lita akan mendengarnya.

Lita menguap kemudian mengusap kedua lengannya. Hari ini terasa dingin. Dia ingin bertemu dengan Daraz dan memeluknya erat erat. "Daraz ngapain ya? Kangen deh." Lita sangat ingin melihat wajah Daraz.

Karena sudah sangat rindu, Lita mengambil ponselnya dan melihat banyak bubble chat dari Daraz. Lita sangat senang mengirimkan voice note agar Daraz bisa merasakan dan mendengar suara Lita yang indah.

"Ahahaha, lucu bangett," Lita melihat foto yang dikirim oleh Daraz, ia sedang menggulung dirinya dengan selimut karena cuaca yang hari ini cukup dingin. Lita melihat kalimat yang sangat jarang mereka ungkapkan.

"Aku cinta kamu." Kalimat ini sangat jarang diucapkan oleh keduanya. Namun hari ini mereka akan mengungkapkannya. "Aku juga cinta kamu," Lita menjawab di dalam chat.

Setelah bertukar pesan, Lita menutup handphonenya dan ia pergi keluar. Dia melihat burung-burung yang berterbangan diangkasa. Burung-burung tersebut terlihat sangat bebas.

Lita ingin jadi salah satunya. "Apapun keadaan Daraz. Aku bahagia dipertemukan dengan Daraz. Terimakasih Tuhan," Lita mengusap air mata yang mulai turun. Ia duduk di depan pintu masuk rumahnya alias di dekat gerbang.

Lita juga menggunakan skincare agar pikirannya semakin tenang. "Emang paling bener make skincare kalau ada masalah," Lita berucap lalu mengoleskan exfoliate gell ke wajahnya.

Ia menggosoknya pelan dan membasuhnya dengan air. Wajahnya terasa lebih baik dan segar, ia rindu wajahnya yang bersih seperti ini.

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang