Chp 18 (Berdamai dengan keadaan)

6 3 0
                                    

"Daraz uda bisa didatengin sama penjenguk ga?" Tanya Lita. Lita memegangi tangan mama dengan erat, ia takut, sangat takut. "Uda bisa sayang, tapi proses HDnya masih lama sayang. Tolong tunggu sebentar lagi ya.." Pinta mama Daraz.

Lita menganguk nganguk. Mama Daraz membawa Lita duduk dan menenangkannya. Mama ingin Lita siap untuk bertemu dengan Daraz nanti. "Nanti jangan takut ya. Daraz nanti jadi lebih kurus dan lemas karena gaada semangat untuk hidup. Daraz seperi mau mati sayang. Terlebih lagi nanti kamu bakal nyium bau ruangan yang penuh dengan obat sayang, jadi mama mohon sama kamu supaya kamu siap oke.." Jelas mama Daraz.

Lita menganguk, ia akan siap sesulit apapun itu, dia tak akan setiap hari bertemu dengan Daraz lagi. Ia belum siap kalau kehilangan Daraz. 'Daraz aku siap buat kamu.' Ucap Lita dalam hatinya. Mama Daraz tersenyum. Mama sangat bersyukur atas beruntungnya Daraz dimiliki Lita.

"Makasi ya uda sama Daraz." Mama berucap. Lita tersenyum sambil menganguk. Meski habis menangis, wajah Lita tetap cantik dan sangat cantik. Kelopak matanya yang memerah menambah kesan lembut ditatapannya, sedangkan hidung dan pipi yang merah menambah kesan yang hangat.

Mama Daraz begitu terharu karena ia tak pernah menyangka jika anaknya yang tidak dapat mengutarakan perasaannya itu dapat menemukan seseorang seperti Lita. Seorang yang cantik dan baik hatinya. Rasanya seperti mimpi, Lita begitu sempurna.

"Iya sama sama ma, mama juga harus makasi ke Tuhan." Lita menjawab. Ia meminta agar mama tak lupa akan berkat berkat apapun yang Tuhan beri. Mau sakit, susah, senang, semuanya itu adalah berkat. Mama Daraz menganguk, ia akan pergi ke gereja sebentar lagi.

Lita juga akan dapat melihat Daraz sebentar lagi, hanya sebentar lagi. "Mama pergi dulu ya sayangg." Pamit mama pada Lita. Lita menganguk dan ia juga berpesan hati hati kepada mama. "Hati hati ya ma, gausah ngebut ngebut nyetirnya." Lita berucap.

Mama menganguk dan mengelus rambut Lita, ia benar benar pergi dari sana untuk menuju gereja. Lita masih duduk sendirian di ruang tunggu untuk menunggu kabar dari dokter yang menangani proses HD Daraz. Lita sangat berharap kalau Daraz sudah boleh dijenguk.

Proses HD milik Daraz dilakukan dengan keadaan sadar, sehingga Daraz pasti merasakan sakit yang sangat amat luar biasa. Darah kotornya disaring dengan mesin penyaring darah kotor, lalu darah yang sudah dicuci tadi akan dimasukkan kembali lagi ke dalam tubuh Daraz.

Lita melihat proses itu lewat kaca, begitu jelas terpampang wajah Daraz yang kesepian. Daraz bahkan hanya diam menatap langit langit kamar. Lita ingin memanggilkan dan membuat Daraz menengok kearahnya, tapi ia tak bisa, ruangan itu tak dapat mendengar suara dari luar, yang ada ia malah membuat bising area luar.

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang