Chp 16 (Rumah sakit)

9 3 0
                                    

Dengan buru buru Lita berlari, ia menuju ke ruang BK dan izin pulang duluan. Ia ingin pergi kerumah sakit. "Terimakasih," Ucap Lita karena diizinkan oleh BK untuk pergi ke rumah sakit.

Lita menaiki transportasi online yaitu maxim, harganya cukup murah alias terjangkau, sehingga uang saku Lita dapat membayarnya. Lita sejak tadi rewel kepada drivernya agar dengan cepat melajukan motornya.

Ia ingin segera bertemu dengan Daraz. Bagaimana Bisa seseorang seperti Daraz memyembunyikan segalamya dari dirinya. Ia masih tak menyangka. "Kenapa sih lo gamau bilang aja sama gue," Lita berucap.

Anehnya sang driver malah bertanya dan menjawabi segala ucapan Lita. "Bilang apaan kak?" Tanya drivernya. "Hah, ngga pak, ini tu saya ngomong sendiri karena kesel sama pacar saya," Ucap Lita.

Sang driver yang sejak tadi hohah hoheh akhirnya paham dan berhenti memikirkan omongan Lita disepanjang jalan. Tapi meski begitu, sang driver juga mendadak terkejut karena mendengar suara tangisan dari belakang.

Sang driver takut jika Lita tidak mengalami kepuasan dalam pelayanannya. Tapi aneh juga kalau Lita menangis tanpa sebab, malah lebih ngeri dari pada Lita ngomong sendiri seperti tadi.

Masalahnya gini loh, kalau ngomong sendiri itu masih wajar, kan cewe, namanya juga cewe. Tapi kalo uda nangis, fiks ini ada mental dan psikisnya yang mungkin agak kena nih. Akhirnya karena juga untuk kenyamanan pelanggan, sang driver bertanya apa masalah Lita.

"Kak, kenapa? Kok saya denger ada suara nangis." Tanya sang driver. Lita dibelakang menggeleng gelengkan kepalanya. Ia menghapus air matanya lalu menjawab pertanyaan dari sang driver yang sangat mengganggu fokusnya.

"Ngga, saya gapapa kok. Saya cuma sedih dikit doang pak, ga ngaruh." Ucap Lita. Sang driver akhirnya memilih untuk diam, tak mungkin ia memaksa Lita untuk menjelaskan apa yang mengganggunya. Intinya sang driver hanya berharap agar masalah Lita segera hilang. Itu saja sudah cukup.

"Uda sampe kak, uangnya pas ya." Ucap Driver tersebut. Lita menganguk kemudian ia segera masuk ke rumah sakit lalu mencari nama Daraz dibuku pasien. Ya dia harus bertanya ketempat registrasi agar ia dapat dengan lengkap menemukan nama Daraz.

"Permisi, saya mau bertanya. Apa benar disinu ada pasien yang bernama Andaraz," Lita bertanya kepada penjaga tempat registrasi. "Laki laki ya?" Tanya Penjaga. "Iya," Jawab Lita cepat.

Dengan segera sang penjaga menemukan nama Daraz dan mendapatkan nomor kamar Daraz. "Kamar tulip nomor 22." Disitu Lita langsung berterimakasih dan pergi. "Terimakasih." Ungkapnya. Ia sudah tak sabar untuk bertemu dengan Daraz, ia ingin melihat kondisi Daraz.

Lita berlarian dilorong rumah sakit. Seharusnya tidak boleh begitu, namun ia tak tau dimana ruangan tulip. Ia akan mencarinya lewat panah jalan.

REINCARNATION [END] - ThessaloniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang