***
Seseorang memakai jubah hitam berlambang Naga hitam mengikutinya dari belakang.Pantulan cahaya benda tajam berupa golok yang ia sembunyikan dibalik jubah hitam panjangnya, Terlihat jelas dimata Alex kecil. Seseorang itu mendekati Eksha, ia mulai menyetabilkan arah golok pada gadis kecil yang tengah berjalan tanpa menyadari mara bahaya dibelakangnya.
Alex yang tak kehabisan akal melempar batu, seketika itu suara lemparannya mengenai alas rumput, membuat seseorang dengan pakaian jubah hitamnya melempar pandang pada arah dimana suara itu berasal. Lantas, Alex segera menarik tangan Eksha, kemudian membawanya bersembunyi di balik semak-semak yang lumayan lebat.
"Syutttt...dia orang jahat!" bisik Alex seraya mendekap tubuh Eksha.
Seseorang itu mematung sejenak, sembari menyalakan korek api pada sebatang rokok, kemudian meyebatnya. Sepertinya ia telah ketinggalan jejak,Eksha. Namun, tidak dengan rencana keduanya. Seseorang itu kembali berjalan, ntah kemana tujuannya membuat dua bocah itu membuntutinya dari belakang.
"Apa sebaiknya kita disini saja,Alba ? Ketakutan terlihat sangat jelas dikedua mata,Alex.
"Tidak Lex. Aku ingin tahu kemana orang itu pergi!" Eksha tetap dengan pendiriannya, dengan penuh hati-hati ia membuntuti dari balik semak-semak.
Seseorang itu berjalan dengan pelan. Benar saja, sepertinya ia mengetahui jika dua bocah sedang bermain-main dibelakangnya. Terlihat senyuman terukir dari balik kupluk yang menutupi kepalanya, sehingga identitasnya pun rumit untuk dikenali. Begitu senang ia kembali mencepatkan langkahnya. Kemudian berhenti tepat didepan rumah sederhana, yang jauh dari rumah penduduk lainnya.
"Alba, jangan! Dia berbahaya!" cegah Alex memegang tangan Eksha yang hendak berlari menuju rumahnya. Kini mereka berdua memilih mengendap-endap pada jendela, memantau apa yang ingin jubah hitam itu lakukan didalam rumahnya. Tidak hanya satu orang, namun ternyata ada beberapa orang yang sama memakai jubah hitam berlambang Naga yang sepertinya telah lama tiba.
"Disini tidak begitu jelas, Alex. Aku ingin melihatnya kedalam."
Permintaan Eksha membuat Alex mau tidak mau mengikutinya. Dan kini mereka berdua tepat berada di belakang beberapa sekelompok yang tengah mengelilingi seorang wanita yang sedang terikat. Terlihat salah satu dari mereka mengeluarkan benda tajam berupa golok. Kemudian ia tebaskan pada sekujur tubuh wanita itu.
Pemandangan yang membuat kedua bocah tersebut terdiam kaku lemas tak bertenaga. Bagaimana tidak, mereka telah menyaksikan secara langsung sekelompok manusia bejat menghabisi seorang wanita dengan sejumlah tebasan senjata tajam disekujur tubuhnya.
Seketika percikan darah kental memuncrat mengenai bunga mawar putih yang sedari tadi Alex pegang. Alex berlari menuju lemari. ia bersembunyi didalamnya, ketakutan dan wajah yang memucat dengan posisi meringkuk memegang bunga mawar putih yang seketika berubah menjadi warna merah akibat tercampurnya darah wanita itu.
"Anak baik, keluarlah! Jangan terlalu lama bersembunyi,nak." Suara samar terdengar dari luar. Membuat Alex semakin dibanjiri peluh kepanikan.
Dengan pelan, seseorang membuka pintu lemari. Terlihat Alex yang sedang meringkuk ketakutan. Seseorang itu sangat berhati iblis, tanpa rasa berdosa dan tidak kewarasannya itu, ia tega mencabuli Alex yang masih dibawah umur.
...."Maafkan aku, Alba...! Aku terlalu pengecut. Aku meninggalkanmu sendiri, dan aku tidak pernah mengakuimu, aku pernah membetakmu. Di Bandaneira, aku mencacimu seolah-olah semua trauma dihari itu karenamu. Aku tersiksa, Alba. Kejadian itu membawa trauma berat hingga saat ini. Sungguh aku takut Alba!" Alex menangis dengan keadaan memegang kedua tangan Eksha, ia memohon maaf dengan kedua mata yang berlinang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Loses
Подростковая литератураAda Apa Di Jam Setengah Lima ? Kalian cari apa? Meskipun dikata Jam setengah lima. Namun, disini ngga ada kata-kata senja! ????????