20 - Di jam 16:30

29 3 0
                                    

New Amor high school.

"Dum Dum tanana Dum Dum, tanana Dum Dum tanana Dum..." irama lantunan yang Kona dan peot nyanyikan, sebagai tanda penyambutan anak dari pemilik sekolah yang baru masuk setelah 4 Minggu berada di Spanyol.

Eksha dan Alex yang tengah duduk bersama, sontak menoleh ke arah jendela dimana Abiyya tengah berjalan menuju kelasnya.

Abi... Batin Eksha.

Kemudian Abi duduk yang memang dimana bangku tempat duduknya tepat dibelakang, Eksha. Karena bel masuk berbunyi, lantas Alex segera kembali keasal tempat duduknya dimana ia duduk dipaling depan pojok kanan tepat didepan meja guru. Eksha menoleh kebelakang. Terlihat Abi yang tak seperti biasanya, tidak banyak bicara. Lelaki itu bukannya she Hai dulu, malah duduk terlengkup diatas mejanya.

"Bi, kapan Lo pulang? Ko ga ngabarin gue, sih!"

Namun, Abi tak meresponnya. Ia tetap mengabaikan pertanyaan sahabatnya itu.

"Baru masuk juga, Bi. udah ngantuk aja, Lo," kesal Eksha, sebab Abi tak juga memberikan jawaban apapun, tetap dengan posisinya duduk terlengkup diatas meja tanpa mendongakkan wajahnya sedikitpun.

"Eyaaaa...rambut baru ya, Bi?" Goda Eksha, seraya mengusili dengan memain-mainkan rambut milik sahabatnya.

"Abiiii....." Refleks gadis itu ketika tangan Abi menggenggam erat tangannya. Selayaknya genggaman tangan yang terlalu takut untuk kehilangan.

Terlihat Alex yang sesekali menoleh kebelakang melihat Eksha dan Abi yang tak tahu apa yang tengah mereka berdua lakukan. Ekhsa yang menyadarinya, tentu ia merasa tidak enak pada Alex, lelaki itu benar-benar melihat tangannya di genggaman oleh Abi.

"Lepasin tangan gue, Bi!"

"Eh tangan elo ya, Sha!" Sontak Abi mendongakkan wajahnya, lelaki itu pura- pura tidak menyadarinya.

"Sorry, Sha. Gue kira tangan si Kona."

Kona yang ada dibelakangnya ikut terpanggil ketika namanya disebut.

"PITNAH LO, BI. PITNAH!"

"Abi, Lo bawa oleh-oleh ngga?" tanya Eksha sembari menaik turunkan kedua alisnya.

"HADIAH!"

"Hem? mana..." lantas Eksha mengulurkan tangannya sebagai isyarat menagih hadiah yang dimaksud lelaki itu.

"Ada dirumah. Sengaja ga gue bawa."

"Besar ya, Bi?" tanya Eksha dengan kedua mata yang berbinar.

"Ga besar kok, tapi hadiah itu dari Bunda, suruh kasi ke, elo."

Eksha menggigit bibir bawahnya sembari berfikir keras. "Ah, gue jadi penasaran. Nanti pulang sekolah kita ambil ya, Bi!"

Kemudian Abi memalingkan wajahnya seraya menyilangkan kedua tangannya didada. "Gue kasi ngga, ya..."

"Durhaka lu! itu kan dari nyokap Lo buat gue." Kesal gadis itu sembari menginjak sepatu Abi.

***
"Tiffany..." sapa Amel.

Namun, Tiffany pura-pura tidak mendengar, gadis itu sibuk mencuci kedua tangannya di wastafel toilet sekolah.

"Lo kenapa, sih. Lo marah sama gue?" Lantas, Amel mematikan kran airnya. Sebab, sahabatnya itu sengaja mengabaikannya sedari tadi.

Tiffany yang malas berdebat dengannya, ia memilih untuk segera kembali ke kelasnya. Namun, tidak sampai membuka pintu keluar Amel segera menghentikan langkahnya dengan cara menarik bahu sahabatnya sehingga mereka berdua bersitatap.

The Queen LosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang