06 - Di jam 16:30

51 3 1
                                    

Diawali dengan Pagi yang begitu cerah. Burung-burung berkicauan berkejaran mengelilingi taman bunga di kediaman keluarga Deepa.

Terlihat bi Arum sedang menyirami tanaman sembari menyanyikan lagu jaman dulu dari Bhetaria Sonata Hati yang terluka.

🎶Pulangkan saja aku pada ibuku
Atau ayahku

Dulu segenggam emas
Kaupinang aku
Dulu bersumpah janji
Di depan saksi, hu-oh, hu-oh

Namun, semua hilanglah sudah
Ditelan dusta, hu-oh, hu-oh
Namun, semua tinggal cerita
Hati yang luka...🎶

Menyanyi dengan suara yang lumayan bagus, badan yang berliuk liuk dengan posisi memegang selang air. Memang tidak terasa satu Minggu telah berlalu. Lusa kemarin, Bondan kembali ke Prancis dengan anak dan istrinya. Hanya tinggal Eksha dengan bi Arum, namun bagi Eksha lebih baik tetap seperti ini.

"Waduh gusti, udah jam tujuh lewat," Bergegas Bi Arum mematikan selang air. Ia teringat jika hari ini nonanya masuk sekolah setelah libur semesternya usai.

Sudah kesekian kalinya alarm di ponsel Eksha berdering, namun tak terdengar sebab tertimpa bantal miliknya. Bi Arum berlari menaiki tangga menuju kamar Eksha. ia yakin jika nonanya itu belum juga bangun.

***

Dengan pakaian seragam sekolah yang begitu rapihnya Alex menuruni anak tangga dengan model rambut Medium Undercut. Kalau kalian biasa melihat aktor Korea Cha Eun Woo yang dinamis dengan model rambut curtain cut atau comma hairstyle, ternyata pria yang berparas manis seperti Alex ini bisa juga tampil maskulin, lho.

"Mama, Alex berangkat dulu," kemudian mencium tangan Karin diikuti Tiffany juga  berpamitan.

"Aduh waduh... cucu-cucu nenek pada cakep-cakep,sih. Mau berangkat ya sayang." Ratih yang sedang mengupas buah apel dimeja makan, dihampiri oleh kedua cucunya kemudian saling berpelukan lalu bercupika-cupiki.

"Eyang, Tiffany sama Alex berangkat dulu ya. Nanti Tiffany pulangnya telat, jgn ditunggu ya, dahhh..." tiffany langsung mencium kedua pipi Ratih tanpa memberikan alasan mengapa ia harus telat.

"Ti-tiffany kenapa harus telat mau kemana?" belum sempat bertanya, gadisnya sudah berlari mengejar alex menuju mobil yang terparkir di depan halaman rumahnya itu.

"Biasa, Bu, masih latihan taekwondo" kata Karin sembari menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Tiffany Tiffany, ada-ada saja." Ratih menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya jika cucu perempuannya itu mengikuti latihan taekwondo disekolahnya.

Tiffany memasuki mobil duduk bersebelahan dengan Alex di kursi belakang. "Sudah siap Aden, nona? Apa Masi ada yang ketinggalan?" tanya pak Agus sebagai supir yang akan mengantarkan mereka berdua.

Tiffani melirik Alex sejenak. Karena Alex tidak memberinya respon apa-apa,"Tidak pak tidak ada yang ketinggalan. Gas aja pak!"

***
Sesampainya Karin didalam kamarnya seperti biasa ia melihat Danu sedang bersiap siap berangkat ke kantornya. Ia sedang berdiri didepan cermin hendak memasang dasi. Sebagai istri yang baik Karin menghampiri suaminya lalu membantu memasangkan dasinya itu.

"Gimana Alex, mah, apa dia masih marah?" tanya Danu

"Sepertinya tidak lagi pah, aku juga harus sering mengontrol diriku tentang memaksanya untuk tinggal di Amerika nanti. Setiap aku membahasnya Alex selalu terlihat kesal. Tapi, jangan khawatir, akan ku coba pelan-pelan sampai dia menurut. Ini juga demi masa depan Alex dan keluarga Atmadeva." Jelas Karin.

The Queen LosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang