22 - Di jam 16:30

34 3 0
                                    

Rumah sakit Mayapada Lebak Bulus, jakarta selatan.

"Adel takedol kedol, gara-gara elu nih." runyam, Kona, tengah berada di RS untuk menjenguk temannya yang baru saja mengalami kecelakaan gagar otak.

Eits, berchandyak..! Lelaki itu hanya mengalami luka ringan. Terdapat beberapa luka di bagian perut, cedera  dilengan dan juga kakinya, sehingga berjalanpun harus dibantu menggunakan perangkat medis berupa Kruk.

"Ko gue,sih..! Gue aja ditinggalin." protes Adel.

"Ada untungnya lo ditinggalin, kalo pulang bareng bisa barabe, bukan cuman Abi. Bisa-bisa lo mental ke atas tangki truck." Peot meledek.

Lantas, Blue ikut menyalahkannya, "Gara-gara elo, Del! Kalo aja lo ngga ngajak Abi ke kebun baru. Semua ini ngga bakal terjadi!"

"Bisa diem ga! gue mau tidur, argh..." kesal Abi, lantaran teman-temannya berisik sedari tadi. Ingin rasanya memejamkan kedua matanya namun rasanya tidak bisa, entah karena gangguan dari teman-temannya atau karena prihal lain yang sedang mengganggu pikirannya.

Terdengar suara gagang pintu dibuka dari luar, terlihat Eksha dan juga Alex.

"Abi..." gadis itu berjalan cepat mendekati sahabatnya yang tengah berbaring dalam keadaan sebagian badan dipenuhi perban. Kemudian, diikuti oleh seorang perawat dari belakang. "Dimohon untuk bergantian, supaya pasien tidak terganggu!"

Alex berbisik, "Aku tunggu diluar ya, sayang..." 

"Ngga papa?" gadis itu memastikan, ia tak mau jika Alex memiliki rasa cemburu.

"Udah, ngga papa kok. Aku tunggu diluar, ya. Sekalian mau beli sesuatu."

Ekhsa hanya mengangguk seraya tersenyum. Ia bersyukur jika kekasihnya itu memiliki jiwa pengertian.

Kini hanya tinggal Eksha dan juga Abi. Lelaki itu pura-pura tertidur. Hembusan nafasnya tidak teratur, sangat terlihat jelas jika kedua kelopak matanya bergerak dan berkedip dengan ragu. Lantas, gadis itu meniupi kedua mata abi dengan pelan,

"Fuuuhhhh...."

Apa yang kau lakukan, Eksha. Kau membuatku bimbang prihal bagaimana mengambil keputusan untuk masih tetap berjuang atau mengikhlaskan. Batinnya.

Kemudian ia membuka kedua matanya,

"Ngapain sih, Lo? Ganggu!"

"Yeee, dijenguk bukannya seneng gitu."

"Ya udh nih gue seneng, emmmmm....." senyum Abi seraya melebarkan kedua tangannya, sebagai isyarat jika ia siap untuk dipeluk.

Ckk, gadis itu berdecak kesal.

"Lo kenapa, Bi? Balapan lagi?"

"Ngga, gue ga fokus aja nyetir. Jadi jatuh deh!" Alibinya, sembari menyeringai.

"Bangga lu Bisa adu mekanik sama truck tangki, hah?"

"Ekhsa..." kali ini lelaki itu tampak serius,

"Iya, kenapa?"

"Sha..." Terlihat dari sorotan matanya yang begitu sendu.

"iya Abi. Kenapa, hem?" gadis itu mendekati wajahnya, "Dimana yang sakit?"

"Ngga, ga jadi!" Lantas, Abi memalingkan wajahnya.

"Pengen gue cubit tapi ngga tau dibagian yang mana," geram Ekhsa seraya menelisik badan Abi yang terbalut oleh perban.

Abi kembali memejamkan kedua matanya.

HENING...

"Abi, gue-" Eksha kembali membuka suara, sebab ia tahu jika lelaki itu masih berpura-pura tertidur.

The Queen LosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang