Namun, lelaki itu hanya terdiam sembari memegang selembar kertas yang tak lain dari hasil lab rumah sakit.
"Akan Abi pikirkan lagi pak."
Sepertinya penyakit ginjal yang selama ini Abi derita ia sembunyikan dari semua orang, dan secepatnya ia membutuhkan pendonor.
"BERHENTI...!"
"Sha..." lantas Abi turun dari mobilnya tanpa membawa payung, membuat perban yang menempel di badannya basah kuyup. Ia berjalan pelan menghampiri seorang gadis yang tengah meringkuk kedinginan dipinggir jalan beralas rumput.
"Sha, kenapa?"
"Abi..." gadis itu terkulai lemas dipangkuannya.
Abi melihat disekeliling tempat, terlihat Alex yang tengah berdiri dibalik pohon. Benar, lelaki itu sedari tadi hanya bisa memperhatikan Eksha dari jauh. Ia tak ingin jika menghampirinya akan membuat gadis itu marah.
Abi, gue percaya elo. Gue titip Eksha. Ada yang harus gue selesaikan! Batinnya.
membuat Abi mengerti apa yang di utarakan Alex. Ia mengangguk sebagai isyarat jika Eksha akan baik-baik saja dengannya.
***
"Aku disini, mana mungkin aku meninggalkanmu sendirian, Tidak!""Alex, tolong tetap disini bersamaku!" seraya menggenggam erat kedua tangan lelaki itu.
"Aku disini Alba, akan terus disini. Aku sudah berjanji tidak akan pernah menjauh lagi darimu. Jangan khawatir, aku tidak akan lari dari masalah ini. Aku akan selesaikan semuanya, lalu kita akan kembali bersama. Aku berjanji, Alba!" Lantas Alex membawa gadis itu kedalam pelukannya.
Suara gagan pintu kamar berbunyi, seseorang mencoba membukanya.
"Syuttt...cepat bersembunyi!" kode Eksha.
Lantas lelaki itu beranjak dari kasur milik Eksha, ia segera bersembunyi didalam selimut tebal.
"Waktunya mbk Eksha makan.." Bi Arum membawa nampan yang berisi sup ayam beserta roti dan juga susu.
Hendak Bi Arum menduduki kasur, segera gadis itu menghentikannya, bisa gawat jika Bi Arum duduk menimpa, Alex.
"Bi Arum, bisa tolong buatkan Eksha nasi goreng?
"Tumben mbk Eksha pengen Masi goreng, sebentar ya bibi buatkan," Kemudian wanita itu berjalan keluar meninggalkan kamar Eksha.
"Alex..kamu kesini dengan siapa, Mobilmu dimana?"
"Jalan kaki!"
"Terus, manjat balkon?
"Iya sayang. Bagaimana aku bisa tenang meninggalkanmu sendirian."
"Kasian, pasti kamu laper banget yah habis jalan kaki sampe sini, hem?"
"He'em" Alex memberikan anggukan kecil seraya merengek seperti anak kecil.
"Kemari sayang!"
Lantas Eksha menyupinya. Begitu dengan Alex, lelaki itu menyantapnya dengan lahap. Tumben sekali.
"Cepetan sayang, Bi Arum keburu Datang."
Suapan ketiga membuat lelaki itu tertawa kecil, sebab cara makannya yang terburu-buru seperti maling yang akan ketahuan.
"Aaa..aa.. satu suapan lagi sayang hampir habis."
Sungguh malam ini Alex terlihat begitu manjanya, Ekhsa pun terlihat sangat bahagia.
"Udah kenyang ngga?"
"Nih kalo mau liat perut aku," Alex menyingkap bajunya memperlihatkan perut yang katanya agak membesar lantaran kenyang.
![](https://img.wattpad.com/cover/347897208-288-k270922.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Loses
Novela JuvenilAda Apa Di Jam Setengah Lima ? Kalian cari apa? Meskipun dikata Jam setengah lima. Namun, disini ngga ada kata-kata senja! ????????