Angkasa masih saja merasa patah hati melihat Faas sudah dimiliki orang lain. Ia cemberut dipesta pernikahan Faas lalu Bara mendekatinya.
"Ingin mengumumkan pernikahan kita seperti ini?" Tanya tiba tiba Bara yang langsung Angkasa bungkam memakai kedua tangannya."Mending bapak diem aja deh" kesal Angkasa.
"Sepertinya Ice Land tempat yang cocok untuk.....(Bara mengedipkan matanya), siap siap istriku" ucapnya menggoda Angkasa yang sudah memerah.
"Pantat saya masih perih pak, bapak hampir tiap hari kawinin saya loh. Disini aja bapak belum kawinin saya" kesal Angkasa yang kini tak menganggap Bara sebagai dosennya lagi namun orang yang paling menyebalkan dalam hidupnya.
"Tapi kamu mendesah lho Sa"
"Keceplosan itu pak" jawabnya lalu pergi, mood Angkasa memburuk, tak ada senyum dibibir manisnya itu sama sekali.
Ia masih merasa cemburu saat Faas terlihat bahagia dengan Bima.
Bara mengikuti Angkasa dibelakangnya, jujur saja Bara takut Angkasa akan tersesat di tempat asing itu.
Berbeda dengan maksud Bara, Angkasa merasa risih karena Bara terus mengikutinya.
"Bapak kenapa ngikutin saya!"
"Sa, ini tempat asing, aku gak mau repot nyari kamu nanti?"
"Saya bukan anak kecil loh pak"
"Siapa yang bilang kamu anak kecil Sa?"
"Mending bapak ngobrol lagi sana sama orang orang tua" usirnya namun Bara tak mendengarkan protesan Angkasa.
"Sa?"
"Apaan se Pak!"
"Liftnya ada dibelakang, didepan kita gak ada jalan keluar"
Angkasa menghentikan langkahnya kemudian berbalik namun Bara menarik lengannya dan mencium bibir ngeyel itu.
Tak sadar Faas dan Bima yang menempati kamar paling ujung menyaksikan percek cokan pasangan baru itu.
"Mereka lucu ya om?"
"Lucuan juga kamu Fa, mending kita mantap mantap sendiri, aku udah gak tahan lagi Fa" pinta Bima yang sudah tak fokus dengan apa yang dilihatnya.
Faas reflek melihat celana Bima yang benar benar sudah mengembung sempurna. Akan malu dia kalau sampai para tamu melihatnya.
Dengan berat hati Faas kembali kekamar dan terjadilah pergumulan nikmat tiada tara itu.
.
5 hari di Ice Land semua orang menikmati liburan itu, tak terkecuali Angkasa juga Bara.
Keduanya jalan jalan menggunakan kereta, karena disana tidak ada grab dinegara itu. Semua tampak mandiri.
Pemandangan hijau dan udara yang bersih sungguh memanjakan mata dan paru paru.
Malam harinya keduanya melihat aurora berwarna hijau dimana itu pertama kali Angkasa melihatnya.
Indah memang. Mata Angkasa sampai tak berkedip melihat keindahan itu.
Bara ikut tersenyum melihat Angkasa menatap kagum pada aurora tersebut. Ia menambah mantel lagi untuk Angkasa agar badannya jauh lebih hangat.
Namun hal itu malah mengagetkan Angkasa. "Indah bangetkan?" Tanya Bara.
Angkasa mengangguk.
"Aku tak sekaya Bima, akan terasa sulit meski hanya untuk menyamai 10 % kekayaannya saja dan itu baru perusahaan yang dikelola Bima, belum lagi ayahnya. Kamu tidak menyesalkan sudah menikahi saya" ungkap Bara bermaksud menyindir Angkasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/349738867-288-k31823.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa (End)
Ficção AdolescenteAngkasa tak sengaja menyeret dosennya ke altar dan mengucapkan ikrar pernikahan saat dirinya sedang mabuk karena patah hati. kehidupannya yang berjalan normal, kini berubah sangat drastis karena dosen itu tidak ingin membatalkan pernikahan tak senga...